D-SEQUEL

2.7K 308 12
                                    

FLASHBACK


"Kau tau alasan kenapa ayahmu tak pernah sekalipun mengenalkanmu pada publik?" Tanya Song Zuer ketika Xiao Jinyang baru saja kehilangan ibunya dan dia harus tinggal bersama bibinya yang seorang model di Amerika tersebut.

"Aku tau. Itu semua karena aku bukanlah anak ayah. Dan aku sadar akan hal itu." Jawab Xiao Jinyang tenang.

"Benar. Tapi bukan berarti kau tak memiliki hak atas harta dari tua bangka itu. Karena seperti yang kau tau, ibumu yang tak lain adalah kakakku masih sah istrinya. Ya.. meski hanya berstatus istri kedua, tapi dia juga berhak mendapatkan bagian harta dari tua bangka Xiao itu." Ucap Song Zuer sembari mengamati kuku tangannya.

"Dan apa kau tau alasan kenapa tua bangka itu langsung mengirimmu ke sekolah asrama di Amerika tepat setelah berakhirnya pemakaman ibumu?" Lanjut Song Zuer yang membuat Xiao Jinyang hanya diam dan menatapnya dengan tatapan bingung.

"Tentu saja itu karena dia ingin menyingkirkanmu dan membawa anak kandungnya yang durhaka itu kembali ke rumah. Lalu mereka hidup bahagia bersama layaknya keluarga harmonis tanpa memikirkan dirimu sama sekali. Bahkan semua kenangan dan foto ibumu akan dia buang layaknya sampah. Sama sepertimu."

"Benarkah?"

"Hn. Tentu saja. Kau pikir kau siapa hingga membuatnya mau mengingatmu. Buktinya saja, dia sama sekali tak berbuat apa-apa ketika banyak gosip miring tentangmu yang tersebar luas di luar sana. Dia bahkan tak pernah sekalipun membiarkanmu keluar dari homeschooling. Tapi sekarang, dia malah mengirimmu le sekolah asrama yang jelas-jelas memiliki sistem juga peraturan yang sangat berbeda dari homeschooling. Dari semua fakta itu, jika bukan karena dia ingin membuatmu jatuh maka apalagi alasan yang tepat dari semua tindakannya?" Ucap Song Zuer yang membuat Xiao Jinyang menundukkan kepalanya menyembunyikan kedua matanya yang sudah mulai berkaca-kaca.

"Jadi kalau kau ingin tua bangka itu mengingatmu, maka perjuangkan hakmu. Setidaknya, perjuangkan hak ibumu karena dia masih sah sebagai istrinya. Dengan begitu kau masih bisa bertahan hidup dan melanjutkan mimpimu seperti yang ibumu inginkan. Kau mengerti?" Lanjut Song Zuer yang kemudian pergi meninggalkan bocah laki-laki 13 tahun itu di kamarnya sendirian.


Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Xiao Jinyang segera menghapus air matanya dan langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa gerangan yang mengetuk pintu kamarnya tersebut.

"Tuan muda." Ucap paman Han sebelum dia berjalan masuk ke dalam kamar Xiao Jinyang.

Melihat paman Han, Xiao Jinyang langsung berlari dan memeluk pria paruh baya itu sembari terisak.

"Hiks.. paman.. apa benar ayah membuangku? Hiks.. apa benar ayah melupakan ibuku? Hiks.. apa benar ayah akan membawa anak kandungnya kembali ke rumah meski dia sudah menjadi anak durhaka? Hiks.. kenapa paman? Kenapa ayah tak mau menyayangiku? Hiks.. aku tau kalau aku bukan anak kandungnya, hiks.. tapi aku selalu berusaha menjadi anak baik untuknya. Hiks.. kenapa bukan aku yang ayah inginkan, paman? Hiks.. kenapa? Hiks.. hiks.." racau Xiao Jinyang yang membuat paman Han menatap bocah laki-laki itu iba.

Perlahan paman Han mengusap kepala Xiao Jinyang dengan lembut sebelum dia mulai menjelaskan segalanya pada bocah 13 tahun itu.

"Tuan, kau salah sangka. Sekalipun tuan besar bukan ayah kandungmu, tapi dia sangat menyayangimu. Dia bahkan tak membiarkanku membantu anak kandungnya sendiri hanya agar kau bisa hidup aman dan tak kesepian selama kau di sini." Ucap paman Han yang mencoba untuk membuat Xiao Jinyang mengerti.

"Kalau memang begitu, kenapa ayah tak melakukannya sendiri dan membuktikannya padaku?"

"Karena tuan besar merasakan perasaan bersalah yang teramat sangat kepada tuan muda Xiao Zhan sekaligus nyonya besar. Dan karena itulah tuan besar mencoba untuk menenangkan dirinya sejenak sebelum beliau mengambil keputusan yang tepat."

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang