Dan semenjak malam itu, baik Xiao zhan maupun Wang Yibo, tak pernah ada lagi interaksi apapun diantara mereka. Meski dalam hati Xiao zhan sangat ingin tau apa maksud dari perkataan Wang Yibo kala itu, namun Xiao zhan tak cukup berani untuk bertanya lebih detail karena dia sadar akan posisinya di rumah ini.
Sedangkan Ziyi, gadis kecil itu menjadi sosok pendiam yang selalu murung. Tak ada lagi rengekan atau pun tawa dari bibir gadis itu. Ya.. Ziyi tau semuanya. Dia mendengar semua perdebatan yang terjadi malam itu. Dia bahkan tak bisa berkata apa-apa saat Wang Yibo, ayahnya sendiri menolak keberadaannya.
Hari ini adalah hari dimana acara pentas seni yang diadakan oleh sekolah Ziyi digelar. Semua murid dan guru yang berpartisipasi dalam acara ini pun mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Dan para orang tua sudah berbondong-bondong masuk ke dalam aula, menempati setiap baris kursi kosong di sana demi menyaksikan anak-anak mereka yang akan tampil di atas panggung besar itu.
Wang Ziyi. Gadis kecil itu terlihat tak bersemangat mengikuti acara tersebut. Dirinya bahkan sesekali akan menghapus air matanya setiap kali mengingat kejadian malam itu. Bahkan dirinya menyesal karena tak menuruti perintah Xiao zhan yang menyuruhnya untuk segera tidur. Seandainya dia terlelap kala itu, Ziyi yakin bahwa dirinya tak perlu mendengar kalimat menyakitkan itu keluar dari bibir ayahnya.
Berbagai pertunjukan yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah pun dimulai. Hingga sampailah pada pertujukan yang terakhir, yaitu drama dari salah satu dongeng fabel. Dimana Ziyi ikut berperan di dalamnya menjadi tokoh bunga matahari yang menghiasi salah satu sisi panggung cerita.
Semua murid serta audience yang ada di sana, menikmati pertunjukan tersebut. Ditambah lagi dengan tingkah polos para murid yang berpartisipasi, membuat pertunjukan tersebut semakin menyenangkan.
Sebenarnya tak semua menikmati pertunjukan tersebut. Karena ada satu gadis kecil yang berdiri di atas panggung itu, kini tengah murung. Bahkan wajah murungnya sama sekali tak cocok menjadi sebuah bunga matahari yang identik dengan lambang keceriaan. Dan gadis kecil itu adalah Wang Ziyi, putri sulung keluarga Wang yang hanya berdiri diam tanpa mau menggerakkan tubuhnya meski musik sudah diputar.
"A-jieeee.... Semangaaaaatttttt!!!!!" Teriakan suara cempreng khas anak-anak dari salah satu bangku audience, menarik perhatian beberapa orang disana termasuk juga Ziyi.
Gadis kecil itu terperangah melihat Zhuo Xuan, adiknya tengah melompat-lompat kegirangan barisan bangku nomor dua dari depan sembari memegang corong pengeras suara untuk menyemangati kakaknya. Dan di kursi sebelah Zhuo Xuan, terdapat sosok pria yang sangat dia kenal tengah memegang camera di tangannya. Dan pria itu adalah Xiao zhan. Seorang pria yang selama dua bulan ini menjadi ibu sambungnya itu datang dan merekam pertunjukannya. Dimana hal itu membuat Ziyi merasa bahagia. Karena untuk pertama kalinya ada keluarga yang datang hanya untuk melihat pertunjukannya. Dan itu benar-benar membuatnya sangat bahagia.
Skip
Setelah acara pertunjukan selesai, Xiao zhan serta Zhuo Xuan berdiri depan gedung aula menunggu Ziyi keluar. Selang beberapa menit kemudian, gadis kecil itu keluar bersama teman-temannya dan langsung berlari menghampiri Xiao zhan dan Zhuo Xuan.
"Ziyi.. siapa dia? Apa dia ayahmu?" Tanya salah satu teman gadis kecil itu.
"Bukan. Ayah Ziyi bukan dia. Aku pernah bertemu dengan ayah Ziyi." Sanggah anak lain dengan sangat yakin.
"Benar. Dia bukan ayah Ziyi. Ayah Ziyi sangat tampan seperti pangeran dari negeri dongeng. Tapi sayang, dia sangat menakutkan." Timpal anak lain yang membuat Zhuo Xuan tak terima hingga melayangkan protesnya.
"Daddy tak menakutkan. Dia juga sangat tampan dan baik hati. Dia juga rajin bekerja untuk kami. Benarkan mama?" Ucap Zhuo Xuan polos.
"Mama? Dia kan pria. Sama seperti ayah kalian. Lalu kenapa kalian memanggilnya mama?" Celetuk teman-teman Ziyi yang membuat gadis kecil itu menundukkan kepalanya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanficApa yang akan terjadi jika seseorang yang sangat menyukai uang, harus dipertemukan dengan seseorang yang sangat perhitungan dan menjaga hartanya? Dan bagaimana pula jika kehidupan mereka harus melibatkan dua malaikat kecil yang haus akan kasih sayan...