Malam telah tiba. Ketiga anak keluarga Wang pun telah tertidur pulas di kamar mereka masing-masing. Namun tidak dengan seorang pria dewasa yang saat ini tengah duduk diam di atas balkon kamarnya.
"Xiao zhan." Panggil Wang Yibo yang melihat sang istri kini tengah merenung.
Mendengar dirinya dipanggil, membuat Xiao zhan langsung merubah raut wajahnya yang semula murung menjadi ceria agar Wang Yibo tak khawatir. Dengan segera Xiao zhan menghampiri Wang Yibo yang berdiri di ambang pintu dan memeluknya.
"Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya Xiao zhan di dalam pelukan Wang Yibo.
"Hn. Kenapa kau belum tidur? Apa kau masih menyalahkan dirimu sendiri atas kematian Xiao Jinyang?" Balas Wang Yibo yang membuat pria cantik yang ada di dalam pelukannya tersebut menegang. Dimana hal tersebut membuat Wang Yibo jengah hingga dengan sedikit memaksa, Wang Yibo melepas pelukan Xiao zhan dari tubuhnya.
"Xiao zhan. Aku tau kalau kau merasa bersalah. Aku tau kau menyayangi Xiao Jinyang layaknya adikmu sendiri. Aku tau kau sedih. Tapi ini sudah dua tahun semenjak kematiannya, tak bisakah kau berhenti menyalahkan dirimu sendiri dan melanjutkan hidupmu dengan bahagia?" Ucap Wang Yibo yang mulai tak bisa menahan emosinya karena melihat Xiao zhan yang tiada henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Xiao Jinyang yang meninggal akibat bunuh diri dua tahun yang lalu ketika masih berada didalam penjara.
Sedang Xiao zhan, pria cantik itu hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya karena perasaan bersalah yang bahkan sampai saat ini masih menyelimuti hatinya.
"Aku mencoba untuk memahamimu. Tapi tidak seperti ini juga Xiao Zhan. Dua tahun. Sudah dua tahun kau menyalahkan dirimu sendiri untuk kesalahan yang tak pernah kau perbuat. Jadi tak bisakah kau berhenti melakukannya dan hiduplah bahagia bersama kami? Hidupmu bukan hanya berputar pada tragedi kematian adik tirimu itu. Tapi kau juga harus memikirkan anak-anak kita. Memikirkanku. Memikirkan dirimu sendiri. Tak bisakah?" Lanjut Wang Yibo yang mengiba agar pria cantik itu berhenti menyalahkan dirinya sendiri atas kematian adik tirinya tersebut.
Melihat pria tampan yang berstatuskan suaminya tersebut mengiba, membuat Xiao zhan semakin merasa berasalah. Namun dia pun tak bisa menampik bahwa semua yang dikatakan Wang Yibo adalah benar. Dimana hal tersebut membuat Xiao zhan mulai berpikir bahkan dirinya pun mencoba untuk menyingkirkan beban perasaan yang selama ini menghantuinya.
"Baiklah. Terserah padamu. Kalau memang kau masih membutuhkan waktu, aku akan memberikannya. Tapi anak-anak kita tidak. Mereka tak paham akan situasimu. Mereka tak mengerti kondisimu serta semua konflik batinmu. Jadi aku mohon, pikirkan mereka juga. Jangan hanya fokus pada masa lalu. Karena mereka juga membutuhkanmu." Ucap Wang Yibo sekali lagi sebelum dia memutar tubuhnya hendak meninggalkan Xiao Zhan begitu saja. Namun ia urungkan ketika sebuah tangan mencekal tangannya sehingga membuat Wang Yibo menghentikan langkahnya.
"Maafkan aku." Gumam Xiao zhan yang membuat Wang Yibo menghela nafas berat sebelum dia melepas cekalan tangan sang istri dari tangannya dan pergi begitu saja tanpa mau menatap Xiao zhan barang sedetik pun. Yang mana hal itu sukses membuat Xiao Zhan menangis tersedu-sedu karena perasaan bersalah yang semakin menyelimuti hatinya.
Sebenarnya bukan tanpa alasan kenapa Wang Yibo bersikap seperti itu. Karena ini semua dia lakukan agar Xiao zhan berhenti menyalahkan dirinya sendiri dan fokus pada kehidupannya yang sekarang. Sedang Xiao zhan, pria cantik itu pun sebenarnya tak ingin atau bermaksud menjadi seperti ini hingga membuat suami serta anak-anaknya khawatir. Namun Xiao zhan pun tak bisa menghindari perasaan bersalah yang selalu muncul setiap teringat akan kematian adik tirinya dua tahun yang lalu tersebut.
Skip
Sudah dua hari sejak kejadian malam itu, hubungan Wang Yibo dan Xiao zhan pun masihlah belum membaik. Kedua pria dewasa itu tetap bersikap dingin meski mereka tinggal di atap yang sama. Dan semua itu bukan karena mereka tak ingin memperbaiki hubungan mereka, hanya saja keduanya merasa belum bisa menstabilkan emosi masing-masing hingga akhirnya mereka memilih untuk diam dan tak lagi membahas tentang Xiao Jinyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionApa yang akan terjadi jika seseorang yang sangat menyukai uang, harus dipertemukan dengan seseorang yang sangat perhitungan dan menjaga hartanya? Dan bagaimana pula jika kehidupan mereka harus melibatkan dua malaikat kecil yang haus akan kasih sayan...