D-13

2.2K 307 33
                                    

Di sebuah restauran ternama, terlihat Xiao zhan tengah duduk berhadapan dengan seorang pria paruh baya.

"Sejak kapan kau kembali?" Tanya Xiao zhan pada pria paruh baya tersebut sembari meminum secangkir teh miliknya.

"Sekitar satu atau dua bulan yang lalu. Dan rencananya tuan Besar juga akan pindah ke Shanghai lagi bersama tuan muda Jingyang." Ucap pria paruh baya itu sembari menatap Xiao zhan.

"Lalu bagaimana kabarmu, tuan muda? Ku dengar kau sudah menikah dengan Presdir Wang pemilik YB corp." Lanjut pria paruh baya tersebut yang membuat Xiao zhan terdiam sejenak sebelum dia memainkan jari lentiknya di bibir cangkir.

"Bagaimana kau tau? Apa beritanya sampai ke Amerika?"

"Tidak tuan. Yang beredar sampai ke luar negeri hanya pemberitaan tentang Presdir Wang yang menikah lagi. Tapi tak ada yang tau dengan siapa dia menikah. Hanya saja sekitar satu atau dua bulan yang lalu, aku melihatmu datang ke pesta bersamanya. Dan tanpa sengaja kau menabrakku. Lalu--"

"Lalu kau mengirim orang untuk
membuntutiku?" Sela Xiao zhan dengan wajah datar.

"M-maafkan aku tuan. Aku tak bermaksud ikut campur. Hanya saja aku mengkhawatirkanmu, tuan." Ucap pria paruh baya itu cepat karena merasa bersalah sudah lancang pada Xiao zhan.

Namun siapa sangka kalau hal itu membuat Xiao zhan terkikik geli melihat pria di depannya tengah ketakutan karena sikapnya.

"Hahahaha.. paman Han, berhenti bersikap formal padaku. Kau sudah seperti ayah bagiku. Dan kau satu-satunya orang yang peduli padaku juga ibuku." Ucap Xiao zhan yang membuat pria paruh baya itu tersenyum bahagia melihatnya.

"Tuan, maafkan aku karena tak bisa banyak membantumu saat kau dan nyonya besar tengah terpuruk. Aku tak bisa melakukan apa-apa saat tuan besar membatasi pergerakanku."

"Tak apa aku mengerti. Tua bangka itu memang selalu seperti itu. Dia selalu ingin mendapatkan semua yang dia mau. Dia bahkan tak peduli bagaimana perasaan ibu saat dia dengan seenaknya membawa wanita lain ke rumah sebagai istri barunya. Bahkan dia dengan tega mengusir ibu hanya karena ibu tak mau menerima mistressnya tanpa mau menceraikan ibuku. Dia juga tak peduli bagaimana ibu harus berjuang untuk menghidupiku di luar sana. Dia.. dia adalah ayah terburuk yang pernah ada. Bahkan pada darah dagingnya sendiri pun, dia juga tak peduli." Ucap Xiao zhan dengan geram hingga tanpa sadar satu tetes air matanya mengalir di pipinya. Yang mana hal itu membuat paman Han merasa iba dan membuatnya berinisiatif untuk menggenggam tangan pria cantik itu dan menghapus air mata di pipi Xiao zhan.

"Aku mengerti perasaanmu tuan. Tapi bagaimanapun juga, dia ayahmu. Dan saat ini dia benar-benar membutuhkanmu." Ucap paman Han yang membuat ekspresi Xiao zhan kembali dingin.

"Seperti kataku. Jika dia membutuhkanku, dia harus menemuiku sendiri. Sampai kapanpun, aku takkan pernah mau menemuinya."

"Tapi tuan--"

"Dan satu lagi. Aku mau semua aset miliknya, menjadi milikku. Termasuk aset milik Jingyang. Jika dia tak melakukan salah satunya, maka lupakan saja. Biarkan dia mati bersama harta yang selalu dia banggakan itu. Dan aku, aku akan menjadi orang pertama yang akan tertawa melihatnya jatuh. Seperti dia yang tertawa saat melihatku memohon bantuannya untuk mengobati ibuku. Kau dengar itu paman Han? Jika dia tak mau, maka berhenti mencari atau menghubungiku lagi untuk masalah ini. Karena aku tak pernah peduli. Kau mengerti?"

"Baik tuan."









*

*

*









Xiao zhan terbangun dengan tubuhnya yang remuk redam. Bahkan hanya untuk menggerakkan sedikit badannya saja, Xiao zhan tak mampu karena rasa sakit juga nyeri menguasai sekujur tubuhnya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang