01

2.9K 359 28
                                    

Gyeonggi, 19 Oktober 2000

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gyeonggi, 19 Oktober 2000.

Sebuah keluarga kecil yang mengharapkan kedatangan seorang anak, akhirnya terkabulkan.

Sang malaikat kecil lahir ke dunia yang cukup kejam ini, diiringi oleh tangis haru kedua orang tuanya.

Wajah cantik dari sang bayi jelas memancarkan aura positif dari kedua orang tuanya. Yang didoakan selalu menjadi anak yang baik.

Berharap menjadi anak yang tidak pernah putus asa dalam menjalani hidup, sang orang tua menyelipkan doanya lewat sebuah nama.



Jeon Heejin.






____








"Heejin!"

"Iya mama?"

"Ayo makan dulu!"

Heejin yang mendengar itu, langsung menurut pada mamanya.

"Kamu mau ikut aku makan? Abis itu kita main bareng lagi!" Ternyata Heejin tidak sendiri, dia sedang bermain bersama temannya.

Temannya mengangguk cepat, memang dia sudah lapar.

Heejin tersenyum, dia menggandeng tangan sahabatnya itu. Kemudian mengajaknya masuk kedalam rumahnya.

"Heejin, ayo duduk sini." Panggil mamanya.

"Eh? Ada temennya Heejin juga ternyata. Ayo sini ikut makan bareng."

Teman Heejin mengangguk dan tersenyum.

Heejin yang melihat itu senang, walaupun sahabatnya tidak banyak bicara tetapi dia sangat bahagia bisa bersahabat dengannya.

Melihat dua anak itu makan, sang mama tersenyum. Merasa waktu cepat sekali berputar, kedua anak itu sebentar lagi akan masuk SD.

"Mama, aku udah selesai!" Teriak Heejin.

"Heejin mama disini, jangan teriak-teriak."

"Hehe iya ma, aku main lagi ya! Ayok!" Sahut Heejin sambil mengajak sahabatnya itu.






____








"Heejin."

"Iya?" Heejin menolah saat sahabatnya itu memanggilnya.

Sahabatnya itu melepas kalungnya, dan dia memberikannya pada Heejin.

"Selamat ulang tahun."

Heejin tersenyum senang, dia senang sekali sahabatnya itu mengingat ulang tahunnya.

"Wah terima kasih! Aku kira kamu lupa hehe."

"Mana mungkin aku lupa." Jawabnya sambil tersenyum.

Dia memberikan kalungnya itu pada Heejin.

"Ambil ini, Heejin."

"Untuk?"

"Sebagai hadiah ulang tahun."

Heejin sangat antusias, dia menerima hadiah itu.

"Terima kasih, Hyunjin!"

Hyunjin mengangguk. Kemudian dia merebahkan dirinya di samping Heejin.

Mereka menghabiskan waktunya berdua bersama. Bahkan langit mendukung mereka dengan memperlihatkan senja.

"Cantik ya, langitnya." Sahut Hyunjin.

"Iya, aku suka banget!" Jawab Heejin.

Hyunjin tersenyum simpul. Dia mengenggam tangan kecil Heejin sambil menikmati indahnya langit.














Namun siapa sangka, kalau itu pertemuan terakhir Heejin dengan Hyunjin.





Sejak saat itu, Hyunjin tidak pernah terlihat lagi.





To be continued.

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Universe; [2jin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang