04

1.7K 295 20
                                    

Heejin menjalani hari-hari seperti biasa. Jujur, dia merasa sangat kesepian.

Salahnya sendiri mencoba tinggal sendiri, tapi dia memang tidak mau merepotkan tantenya itu.

Heejin sekarang bekerja dan membayar biaya sewa apartemennya sendiri. Dia tidak mau selamanya merepotkan tantenya itu.






"Selamat datang!"

Heejin menyambut seseorang yang baru saja masuk ke supermarket tempat dia bekerja.

Perempuan itu tersenyum, namun membuat Heejin merasa aneh.

Perempuan itu hanya memakai kaos berwarna kuning dan celana putih dalam keadaan basah kuyup.

"Astaga, kamu hujan-hujanan?"

Perempuan itu menoleh kembali ke arah Heejin, dan dia melihat Heejin memberikan jaketnya padanya.

"Nanti kamu kedinginan, pake ini." Heejin memberikannya jaket itu. Perempuan itu mengangguk-ngangguk dan memakainya.

Heejin menatap perempuan itu dengan saksama. Jujur, dia merasa aneh dengan perempuan ini.

"Kamu lapar?"

Lagi-lagi dia hanya mengangguk.

"Baiklah, ayo kita makan ramen berdua! Kebetulan aku juga belum makan."

Terlihat wajah perempuan itu bahagia. Entah apa yang membuat dia terlihat sangat bahagia, mungkin karena mendapat makanan gratis? Entahlah.

Dia memakan ramyeon buatan Heejin dengan lahap. Terlihat sekali kalau dia kelaparan.

Heejin tersenyum melihatnya. Dia senang bisa membantu perempuan itu.

"Enak."

"Hah?"

"Buatanmu.. Enak." Sahutnya

"Ah, aku cuman masak ramyeon. Jadi biasa aja hahaha." Balas Heejin sambil tertawa.

Dia tersenyum. Kemudian dia terdiam melihat sesuatu dari Heejin.





"Kalungmu.. Cantik."

Heejin segera melihat kearah yang perempuan itu maksud, kalungnya.

"Ahh.. Ini? Iya, cantik ya? Kalung ini pemberian sahabatku waktu kecil. Sayangnya aku udah gapernah ketemu dia lagi." Sahut Heejin sambil menunduk.





Di dalam hati terdalamnya, dia sangat merindukan pemberi kalung tersebut.







Kim Hyunjin.

Yang sekarang entah kemana keberadaannya.

Hyunjin, aku harap kamu baik-baik saja dimana pun kamu berada.




Perempuan itu tersenyum.

"Apa kamu merindukannya?" Tanyanya.

Heejin mengangguk cepat.

"Tentu saja! Aku hampir gila setiap hari memikirkannya."

Perempuan itu terlihat senang sekali.

Kenapa sih dia ini? Batin Heejin.

"Ada yang membuatmu senang?" Tanya Heejin.

Perempuan itu menggeleng.

"Eh.. Aku tidak punya uang." Katanya lirih.

"Tidak apa-apa! Anggap aja aku traktir, makasih ya udah nemenin makan malemku!" Jawab Heejin.

Perempuan itu mengangguk-ngangguk.

Universe; [2jin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang