09

1.2K 221 10
                                    

Hari ini tepat seminggu setelah Gowon datang ke apartemen Heejin, Heejin mulai terbiasa dengan kehadiran kucingnya itu. Sekarang dia tidak merasa kesepian seperti dulu lagi.


"Yeojin!"

"Ya?" Jawabnya.

"Masak apa?" Heejin menghampiri 'Yeojin' yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri di dapur. Hyunjin sedang memasak untuk makan malam mereka

Heejin bersyukur, semenjak kedatangan 'Yeojin' dia bisa berhemat karena 'Yeojin' bisa masak.

Kalau tidak ada? Mungkin jika Heejin memasak, yang ada dapur apartemennya meledak.


"Tteobokki pedas." Jawabnya lagi.

"Hummm.. Wanginya." Heejin mencium wangi dari masakan Hyunjin.

Hyunjin masih sibuk dengan masakannya. Karena bosan menunggu, Heejin akhirnya pergi ke meja makan dan duduk manis disana. Kemudian dia memainkan HPnya.

Heejin menyalakan HPnya, dia pun melihat lockscreen HPnya yang bergambar dirinya dengan Hyunjin.





Heejin sangat merindukan Hyunjin.





Hati Heejin selalu sesak setiap mengingat Hyunjin. Dia selalu terngiang-ngiang kenangannya dengan Hyunjin dulu.

"Hyunjin.. Ayo bertemu.." Lirih Heejin.














"Aku disini, Heejin."


Heejin menolehkan kepalanya saat mendengar suara tersebut.



Hyunjin yang kelepasan mulai salah tingkah, dia panik telah kelepasan mengatakan itu.




"Ah.. Maksudku, Ini makananmu." Elak Hyunjin.




Heejin menaruh kepalanya diatas meja. Mungkin suara tadi hanya perasaannya saja.




"Kenapa?" Tanya Hyunjin.

"Aku gapapa." Jawab Heejin.

"Ayo makan dulu."

"Tiba-tiba ga nafsu."

"Makan, Heejin." Suruh Hyunjin.

"Aku gak mau, Yeojin."

"Heejin, ayo makan."

"Nanti aja." Tolak Heejin lagi.

"Heejin."

"AKU BILANG ENGGAK YA ENGGAK, YEOJIN."






Hyunjin tersentak. Dia benar-benar melihat Heejin yang sedang meluapkan emosinya.

Heejin menangis, kemudian dia berdiri dan berlari ke kamarnya. Dia membanting pintu kamarnya cukup keras.




"Heejin.."






Dengan ragu, Hyunjin mendatangi kamar Heejin dan membuka pintunya perlahan.

Dia melihat Heejin menangis di pojokan kamarnya.


Hyunjin melihat itu, merasa hatinya sakit. Sangat sakit.


Melihat orang yang dia sayangi, dia cintai. Menangis karena dirinya sendiri.




Kalau bisa, Hyunjin sangat ingin memberitahu Heejin bahwa dia adalah Hyunjinnya. Tapi ketakutan menang melawan dirinya.


"Heejin.." Lirih Hyunjin.

Perlahan, dia mendekat ke arah Heejin. Duduk di sampingnya.

Dia menatap Heejin dari samping, melihat Heejin yang sedang menyembunyikan wajah diantara lengannya yang bertumpu dengan kakinya.

Universe; [2jin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang