Chapter 1 - Who is He?

1K 101 4
                                    

June menyelesaikan shiftnya ketika sudah melewati jam yang seharusnya. Ia sudah sangat terbiasa untuk menghabiskan waktunya lebih dari delapan jam di toko itu. Bukan senang, tetapi masih lebih baik disini rasanya dibandingkan di kamar apartemennya itu.

Siang tadi saat June membongkar gudang demi berkas-berkas lama yang Bobby butuhkan, mereka berdua banyak mengobrol. Tentang June yang hidup sendiri, dan tentang Bobby yang ternyata juga seperti June, namun bedanya keluarga Bobby masih lengkap dan kebetulan memang tinggal di Virginia.

"Jadi sebenarnya June enggak terlalu paham konsep memiliki keluarga. Karena memang enggak pernah ngerasain." June melontarkan kalimat yang biasa mungkin untuknya, namun tidak begitu dengan Bobby. Ada rasa sakit yang tersirat, namun Bobby tidak mau bertanya lebih lanjut. Rasanya tidak sopan, dan mungkin akan ia tanyakan di lain kesempatan, tentu tidak saat mereka berpeluh membongkar gudang seperti sekarang ini.

June lalu meletakkan beberapa kotak yang isinya berkas-berkas penting toko beberapa bulan lalu di hadapan Bobby. "Harusnya ada disini semua. Nanti June bantu sortir lagi aja." kata June lagi.

"Kamu enggak masalah bantuin aku begini?" Bobby memandangi June yang masih mencoba mencari berkas-berkas yang berkaitan dengan apa yang dibutuhkan olehnya.

"Enggak dong... Kan kata pak Hanbin, June emang diminta buat bantuin mas Bobby. Sampai toko kita kedatangan Store Leader yang baru." kata June mantap lalu membawa beberapa kotak berkas tadi sebagian, sebagian lagi tentu dibawa oleh Bobby.

"Jun, belum pulang?" tanya Bobby kala ia menjejakkan kakinya di lantai dasar area jual toko. Ia lalu menghampiri June yang masih sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Masih ujan, mas Bob, nanti kalau dipaksain yang ada malah sakit." jawabnya masih belum melepaskan mata dari layar telepon genggamnya.

"Naik taxi online, Jun." kata Jinan. Teman satu tokonya itu sebenarnya sudah paham kebiasaan June yang satu ini, namun rasanya Jinan harus selalu mengingatkan June untuk pulang. Karena menurutnya, bagaimana pun memang lebih baik istirahat di rumah. Walau belum pasti akan tidur, setidaknya ia bisa meluruskan tubuhnya dengan nyaman.

"Aku antar saja bagaimana?" tawar Bobby, sukses bisa menghentikan laju jempol June yang masih betah menyekrol layar ponselnya seperti tidak tahu waktu. Jinan yang sudah mengerti gelagat June dari kemarin saat Bobby mulai hadir di tengah-tengah mereka hanya menyunggingkan senyumnya tipis dengan maklum.

June menggelengkan kepalanya pelan, "sepertinya enggak searah, mas Bob." jawab June.

"Enggak apa-apa. Aku antar. Jinan, aku sama June tinggal dulu ya. Chanu mana?"

"Masih istirahat, mas, nanti kita gantian kok. Tenang aja." jawab Jinan.

"Ayo, Jun."

June masih belum beranjak sebelum akhirnya ia melihat raut Jinan yang seperti ingin menggodanya. Dibalas dengan tatapan sengit oleh June.

Padahal bisa pulang sendiri... Bukan apa-apa, tapi jantungku ini lho. Bisa mati muda aku!

Akhirnya ia bangkit dari duduknya lalu mengikuti Bobby ke arah parkiran. "Enggak ngerepotin kan, mas Bobby?"

"Tentu enggak, Jun, kan aku yang nawarin. Masuk." Bobby membukakan pintu penumpang sebelah kiri, June mengikuti instruksi Bobby, sampai akhirnya dia kemudian sadar kalau barusan ia seperti pasangan di film-film, kalian tahu kan? Bobby seperti pria gentleman yang membukakan pintu untuk pasangannya. Rasanya June ingin berteriak saking senangnya sekarang!

Bobby lalu mendudukkan dirinya di belakang kemudi, lalu tak berapa lama ia kemudian melajukan Harier-nya membelah jalanan ibu kota.

"Kamu sakit? Wajahmu merah?" tanya Bobby sambil memandangi wajah June lewat kaca spion tengah mobilnya.

FILL ME  - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang