June mengurut puncak hidungnya yang tiba-tiba terasa pegal. Kepalanya seperti mau pecah menghadapi laki-laki yang masih membuang muka dihadapannya sekarang.
"Kamu pergi, deh." katanya dengan suara penuh amarah tertahan.
Bobby lalu memandangi June dengan dahi berkerut tak suka.
"Pergi aku bilang!" teriak June kini.
Bobby bangkit dari duduknya, "denger dulu." akhirnya Bobby membuka suaranya, "kamu tuh selalu begini, Jun. Harusnya nanya dulu baik-baik, dengerin dulu alasannya baru boleh ngomel."
"Dongi baik banget aku tau, tapi bukan berarti kamu bisa giniin aku, mas!" intonasinya masih belum mau diturunkan, "kan dulu aku udah pernah bilang, kamu kalau bosen ngomong! Jangan begini!"
"Ini cuma pekerjaan, oke? Aku butuh tenaganya untuk design ulang interior kafe ku. Enggak ada maksud lain." Bobby masih mencoba menjelaskan sebisanya. Raut wajahnya dibuat sedemikian putus asa agar June mengerti bahwa tidak ada maksud terselubung disini dan ia sungguh menyesal.
June masih menggelengkan kepalanya lalu menyentak tangan Bobby yang ingin menyentuhnya, "pergi! Jangan kesini lagi. Baju-bajumu akan aku kirim kalau udah kembali dari laundry." June berbalik lalu masuk ke dalam kamarnya membanting pintu hingga menimbulkan suara bedebam kencang.
Bobby menggelengkan kepalanya, June benar-benar bisa berubah seratus delapan puluh derajat kalau sudah dalam mode marah. Kemanisan dan kelembutannya langsung menguap entah kemana. Ia lebih memilih menulikan telinganya dan tidak peduli. Apapun yang Bobby katakan tidak akan pernah bisa ia terima. Namun alih-alih menyusul dan membujuk June, ia malah lebih memilih keluar dari apartemen laki-laki manisnya itu.
Setelah ia sudah menyamankan duduknya di kursi belakang kemudi Hariernya, ia lalu mengeluarkan ponselnya dari saku, melakukan panggilan pada sebuah kontak disitu.
"Halo, Dongi?"
***
Martha mengusak-usak rambut hitam legam yang tertelungkup diatas meja kerja mereka. Ia masih menenangkan sahabatnya yang sudah dari sepuluh menit lalu masih belum mau mengangkat wajahnya itu.
"Kan kata Bobby mereka cuma ada urusan kafe aja, Jun..." katanya masih dengan upaya menenangkan. "Jangan kayak anak kecil begini ah... Baru juga baikan berapa bulan, masa udah mau berantem lagi? Kasihan Bobby lho."
"Mbak sih kasihan Bobby terus. Enggak kasihan sama aku." jawab June dengan suara setengah serak, "mbak aja lah yang pacaran sama Bobby sana!"
"Lho aku sih mau, tapi Bobby nya liat aku yang udah cantik begini aja dia biasa aja tuh, enggak ada minat." Martha sedikit bergurau agar perasaan June bisa sedikit lebih baik, "dia sayangnya sama kamu. Aku enggak bakalan laku kalau dibandingin sama kamu..."
Martha melanjutkan kalimatnya, "kamu kalau cemburu ngomong aja, Bobby malah seneng pasti, percaya sama aku."
Kring!
KAMU SEDANG MEMBACA
FILL ME - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]
FanficSebuah cerita cinta sederhana. Dimana yang satu berusaha menjadi yang terbaik, dan yang satu berusaha mati-matian meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. 💙💜 Disclaimer: 🔞 BXB Yaoi Boyslove Yang enggak suka, jangan dibaca ya.