Chapter 11 - It's Called a Regret

878 82 33
                                    

Bobby merebahkan dirinya diatas tempat tidur megah di salah satu hotel mewah dalam rangka memenuhi amanatnya dari kantor pusat. Sudah hampir satu minggu ia menempati kamar ini. Ia memejamkan matanya sejenak, merasakan kepalanya yang sedikit berdenyut. Banyak yang harus ia pikirkan. Pembukaan retail baru yang sudah dapat dipastikan akan berlangsung dua hari lagi. Dan juga... June.

Ia sadar sekali belakangan sudah menjadi pacar yang tidak bertanggung jawab. Terlalu besar kepala, seakan June menganggapnya satu-satunya didalam hidupnya- walaupun itu memang benar adanya. Namun ia melupakan bagian hidup June yang sudah terbiasa sendiri. Walaupun di sisi lain ia benar-benar tidak ingin June merasa sendiri lagi. Terlebih dengan kehadirannya sekarang.

Egois. Bahkan ia sendiri sangat ikhlas kalau-kalau June meneriakinya seperti itu. Tapi ia tahu betul bagaimana June. Seberapapun ia menyakiti hati laki-laki manis itu, June tetap akan menerimanya dengan tangan terbuka.

Bobby lalu menggapai ponselnya di atas nakas, menekan chatroomnya bersama dengan June, membaca ulang pesan-pesan mereka yang sebenarnya sangat menyakitkan, terlebih untuk dirinya pribadi. Jelas sekali disitu June selalu menanyakan tentang kabarnya, selalu mengingatkannya untuk jangan lupa makan, jangan banyak-banyak minum kopi, jangan hanya makan fastfood saja mengingat Bobby sangat gemar memakan hamburger dan pizza untuk mengganjal perutnya yang kosong, namun terkadang pesan June tidak terlalu ia hiraukan. Ia lebih memilih untuk membalas sekedarnya.

Namun terkadang ada saat dimana ia ingin bermanja-manja pada kekasihnya itu, dan June akan senantiasa tetap meladeninya walau mungkin ia sedang banyak pekerjaan. Seperti kapan lalu saat ia ada di lantai dua di ruangan kantornya dan June sedang asyik mendisplay barang yang baru datang, ia tiba-tiba merengek minta dibelikan pizza dan June membalasnya dengan sedikit sengit.

 Seperti kapan lalu saat ia ada di lantai dua di ruangan kantornya dan June sedang asyik mendisplay barang yang baru datang, ia tiba-tiba merengek minta dibelikan pizza dan June membalasnya dengan sedikit sengit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudut bibirnya terangkat walau hanya sedikit. Ini merupakan senyum pertamanya setelah ia menginjakkan kakinya disini.

Tok! Tok! Tok!

Bobby tersadar dari lamunannya sebentar, lalu beranjak membuka pintu.

Ciara.

Sejak kemarin Bobby sudah dikagetkan dengan kehadiran wanita ini sebagai tenaga perbantuan dari pusat untuk acara dua hari lagi.

"Aku bawa makan malam untuk kita. Kulihat kamu belum makan apapun dari pagi. Hanya americano, cola dan chips." wanita itu lalu masuk ke kamar hotelnya tanpa permisi. Satu hal yang ia sangat sadari adalah, dirinya tidak pernah bisa menolak apapun yang dilakukan Ciara terhadapnya. Dan ini sungguh-sungguh salah.

"Kamu enggak perlu repot-repot. Dan lagi, aku enggak makan pizza untuk sekarang-sekarang ini." jawabnya sambil lalu untuk mengambil air mineral yang sudah disediakan oleh hotel.

Ciara mengerutkan keningnya, "ini makanan kesukaanmu, Bob." katanya.

"June bilang itu enggak menyehatkan buatku yang kerja enggak tahu waktu."

FILL ME  - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang