Sudah hari kelima Bobby menyiapkan pembukaan Liquor Corner miliknya dan Hanbin. Ini adalah toko pertama yang mereka buka dalam beberapa hari ke depan, lalu nanti akan ada tiga cabang yang segera menyusul. Masih di kota yang sama namun di pusat keramaian yang berbeda.
Konsep yang sebenarnya tidak terlalu heboh ini sebenarnya malah sedikit meringankan bebannya, mengingat pengalamannya dengan retail yang sempat ia bawahi dulu memiliki detail dan preset lebih ramai dibandingkan ini.
Bobby sedang membereskan apa saja di ruangan segi empat yang memang disediakan untuknya bekerja, sedangkan Hanbin juga memiliki ruangan dengan luas yang sama yang berada tepat disebelah ruangannya. Dilengkapi sofa berwarna abu-abu tua, kulkas mini, dan lemari yang tidak terlalu besar, khusus ia menyimpan beberapa baju dan sepatunya. Bisa dikatakan ia dan Hanbin hanya bermodalkan nekat untuk membuka retail seperti ini. Karena jenis yang dijual, maka mengurus izin buka usahanya jadi benar-benar lebih sulit dibandingkan saat mengurus izin buka usaha untuk retail peralatan rumah tangga yang sebelumnya.
Ia sudah cukup puas dengan keadaan hidup dan bisnisnya sekarang. Pelan tapi pasti ia ingin membangun bisnis miliknya sendiri. Semoga ini awal yang baik. Ditambah dengan kehadiran kembali kekasihnya yang sudah lama hilang itu. Ia tidak lagi bisa lebih bersyukur dari pada ini
Ia lalu membuka beberapa ATK yang sekiranya ia butuhkan. Membereskan apa saja agar ruangannya kelihatan lebih rapi sambil menunggu kekasihnya yang berjanji akan berkunjung hari ini.
Hubungannya lebih dari sekedar membaik. Ia membujuk laki-laki manis itu kembali ke apartemen mereka. June tidak langsung mengiyakan. Ia seperti memainkan permainan semacam play hard to get, membuat Bobby bukannya sebal malah semakin gemas dengan dirinya.
***
June masih memandangi interior mewah Liquor Corner. Matanya tidak bisa menyembunyikan binar kagum. Sedikit ada rasa bangga kalau Bobby yang memiliki tempat ini.
"Bagus..."
Bobby menaikkan sebelah alisnya, "hanya bagus?" tanyanya sambil mendekati kekasihnya itu lalu mencium sekilas kening dan pipi laki-laki manis itu.
"Aku enggak tau kata lain selain itu." jawabnya sambil tertawa, "mbak Martha akan kesini sebentar lagi dengan IT untuk memasang aplikasi kartu kredit kemarin. Menunggu sedikit enggak apa-apa kan?"
Bobby hampir melupakan tujuan utama June datang ke tokonya adalah bukan untuk menemui dirinya melainkan memenuhi tanggung jawabnya sebagai marketing yang bekerja sama dengan bisnisnya. Ia dan June menjadi kolega sekarang, bukan atasan dan bawahan lagi. Dan ini sungguh menyenangkan untuk dirinya pribadi. Ia bisa mendekati June kapanpun ia mau tanpa memikirkan tata krama atasan dan bawahan seperti dulu.
Ia lalu menyuguhkan satu spiegelau berisikan champagne berwarna sparkling white ke hadapan June yang sedang duduk di stolki bar kafenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FILL ME - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]
FanfictionSebuah cerita cinta sederhana. Dimana yang satu berusaha menjadi yang terbaik, dan yang satu berusaha mati-matian meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. 💙💜 Disclaimer: 🔞 BXB Yaoi Boyslove Yang enggak suka, jangan dibaca ya.