Chapter 12 - Tear Us Apart

912 82 14
                                    

"June resign mendadak, mas, tepat sehari setelah dia wisuda. Dia kena penalti dari perusahaan karena ngotot resign enggak sesuai peraturan." Jinan masih dengan kesibukannya menghitung uang omset hari ini sekalian clossing shift malamnya. "Tapi untungnya karena memang dia enggak pernah bermasalah saat bekerja disini akhirnya kantor ngebebasin dia dari penalti itu."

"Aku jujur enggak ngerti masalahnya apa. Apakah murni karena masalah kalian atau ada masalah yang lain lagi. Aku cuma berharap dia baik-baik aja. Karena aku dan Chanu sempat ke apartemennya untuk sekedar menanyakan kabarnya dan hasilnya nihil. June enggak ada disana. Jangan tanya soal telepon ya karena itu sudah pasti hal pertama yang aku dan Chanu lakukan." kata Jinan lagi.

Bobby mengamini itu. Karena sama seperti Jinan maupun Chanwoo, beberapa kalipun ia ke apartemen laki-laki manis itu, hasilnya tetap sama saja. Tidak ada siapapun hingga akhirnya dia menyerah.

"Mas, ambillah cuti sebentar untuk beristirahat. Lingkar matamu sudah sangat menyeramkan. Aku dan Chanu disini akan baik-baik saja menghandle semuanya tanpa kamu untuk beberapa hari ke depan." kata-kata Jinan mengingatkan bahwa disini sekarang hanya ada Jinan, Chanwoo dan dirinya. Ciara juga sudah mengundurkan diri setelah kejadian di hotel kemarin itu. Jinan juga seperti menyadarkannya bahwa ia sudah tidak tidur berhari-hari.

"Jangan terlalu menekan diri sendiri. Kali ini June pergi atas kemauannya sendiri. Biarkan dia memperbaiki yang ia pikir harus diperbaiki. Mas juga disini harus memanfaatkan itu juga. Perbaiki apa yang kemarin kurang dan sempat rusak. Jangan jatuh lebih lama lagi. Aku rasa June juga enggak menginginkan mas seperti ini." katanya lagi.

"Berbahagialah seperti pesan yang June tinggalkan. Semoga nanti suatu saat kalian akan bertemu lagi dalam keadaan yang lebih baik dan sudah sama-sama tenang..."

***

Bobby melangkahkan kakinya terburu-buru di bandara. Ia benar-benar pamit undur diri dari acaranya sendiri begitu mengetahui fakta bahwa June mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ia mencoba menghubungi nomor laki-laki manis itu, tidak ada jawaban. Bukan, malah tidak tersambung sama sekali. Entah June sengaja memblokir nomornya atau bagaimana, Bobby sama sekali tidak paham.

Bobby melajukan Hariernya dengan tidak terlalu memperhatikan jalanan. Rambu-rambu lalu lintas main diterabasnya saja tidak mau ambil peduli, mengingat jalanan sudah lengang dan tidak terlalu banyak kendaraan yang melintas. Tujuannya adalah apartemen June. Dia yakin bahwa laki-laki itu ada disana.

Namun apartemen itu seperti tidak ada penghuni. Photo keluarga yang sudah usang milik June pun sudah tidak bertengger disana. Ia lalu sedikit berlari kearah balkon, demi melihat baju-baju yang biasanya akan June jemur disitu. Sama saja. Kosong.

Tidak sampai disitu, Bobby lalu pergi melajukan mobilnya kembali. Walau memang harapannya sangat kecil kalau June ada di apartemen mereka. Mungkin saja June sedang menunggunya kembali. Tidak ada salahnya berharap, ia pikir.

Namun sama saja. Bahkan lebih parah dari pada tadi, tidak ada satu helaipun baju June yang tertinggal disitu. Sama sekali.

Hanya secarik kertas yang ia yakini sebagai tulisan tangan June.
*
*
*
*
*

Justin Timberlake - Mirrors

*
*
*
*
*
Mas Bobby...

FILL ME  - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang