Bobby dan Donghyuk bertemu di kafe yang pernah June kunjungi kala itu. Ini merupakan tempat favorit mereka untuk sekedar berbincang. Bagaimanapun mereka sempat hampir memiliki hubungan, pertemanan yang sudah sedemikian kental tidak bisa lalu dipatahkan begitu saja.
Bobby masih sering bertukar pikiran, sharing apapun yang sedang ia alami, tentu tanpa ada perasaan apa-apa lagi di belakangnya kepada Donghyuk.Sekarang ini, dan ia yakini selamanya, hatinya milik June. Tidak ada yang lain.
"Sudah ada rencana buat ngerayain wisuda June, Bob?" Donghyuk berpikiran untuk memberikan perayaan kecil untuk laki-laki manis itu. Sederhana saja. Namun reaksi yang ia dapat dari Bobby sangat mengecewakan.
"Belum. Sibuk banget, enggak kepikiran." katanya sedikit tidak mengindahkan kalimat temannya itu.
"Oh ayolah, Bob, wisuda untuk June akan sangat istimewa mengingat dia enggak punya keluarga."
"Dia punya aku, Dongi."
Donghyuk tersenyum tipis. Ia tidak pernah meragukan perasaan Bobby kepada June barang seujung kuku pun. Namun Bobby memang sangat canggung, angkuh, terlalu kaku, dan sedikit tidak peduli pada apapun kecuali pekerjaannya.
Mungkin kalau sekarang yang ada di posisi June adalah dirinya, hubungan mereka akan berumur tidak sampai seminggu. Thank God, ternyata mereka memang belum sempat menjadi sepasang kekasih. Maka dari itu ia cukup takjub mengetahui bahwa Bobby memboyong June untuk tinggal bersama. Sejak itu ia sadar bahwa June orangnya. Yang bisa menaklukkan Bobby, dan sedikit mengalihkan perhatiannya dari Ciara."Oke, gini, kalau memang kamu agak kewalahan kasih tau aku. Karena memang kemarin dia juga undang aku buat datang ke acaranya— jangan cemburu, Bob, ya ampun!" Donghyuk ingin mengumpat saja rasanya ketika melihat reaksi Bobby yang langsung sengit dan bersiap untuk melayangkan protes. "Kamu tau June cuma punya kamu, harusnya bukan masalah besar kan menyiapkan sedikit kejutan buat dia. Ayolah..." Donghyuk sedikit menurunkan intonasi suaranya sedikit memohon.
"Semangat sekali sih?"
"Aku suka June, Bob, dia anak yang manis. Sangat disayangkan sebenarnya harus terjebak sama kamu. Mending dia cari yang lain."
"Sembarangan!"
Donghyuk tertawa lepas mendengarkan makian demi makian yang keluar dari mulut Bobby. Sebelum kemudian ada panggilan masuk ke ponselnya.
"Aku pulang dulu. Takut June nyariin." kata Bobby lalu beranjak dari duduknya.
"Pede!" laki-laki manis itu tertawa lagi, "salam dariku untuk June." kata Donghyuk lalu kembali fokus pada sambungan teleponnya.
Bobby kemudian menyusuri jalanan yang cukup lengang mengingat sudah menginjak jam delapan malam, untuk kembali ke apartemennya. Kepalanya terkadang ia dongakkan untuk melihat langit, sesekali bersiul, sambil tangannya memotek-motek daun yang ia jumpai, pikirannya sudah entah kemana. Tentangnya, tentang June, tentang mereka.
Dan tentang Ciara.
Wanita yang sempat ia cintai, dengan sangat tulus. Rasanya apapun akan ia upayakan bahkan walau nyawanya tinggal setengah. Ya... Sampai segitunya.
Hingga akhirnya ia memergoki wanita itu tidur dengan sahabatnya sendiri.
Ah... Bahkan hatinya masih sangat sakit kalau mengingat itu sekarang.
Namun ia masih bisa berpikiran dewasa. Bagaimanapun Ciara adalah sosok yang menemaninya menghadapi masa-masa sulit keluarganya.
Kesalahannya hanya pada sikapnya yang seakan buta tentang Ciara yang terpaksa menerima perasaannya. Itu saja.***
KAMU SEDANG MEMBACA
FILL ME - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]
FanfictionSebuah cerita cinta sederhana. Dimana yang satu berusaha menjadi yang terbaik, dan yang satu berusaha mati-matian meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. 💙💜 Disclaimer: 🔞 BXB Yaoi Boyslove Yang enggak suka, jangan dibaca ya.