Seperti tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, Bobby mengukung June, merapatkan tubuhnya pada dinding lift. Ia kembali mempertemukan bibir mereka, mengecap apapun yang tadi sempat tertunda.
Bobby sudah tidak bisa berpikir jernih. Tangannya terangkat, menelusup ke dalam baju uke-nya, mengusap pelan perut June, membuat laki-laki manis itu kembali mendesahkan namanya.Ting!
Mereka sudah sulit berjalan dengan benar. Masing-masing milik mereka sudah menegang minta dimanjakan secepatnya.
June lalu menekan beberapa digit angka untuk membuka pintu apartemennya, tanpa takut Bobby bisa menghapal passwordnya, dia sudah tidak lagi memikirkan itu.
Tasnya sudah teronggok entah dimana, mengingat tubuhnya sudah kembali dibawah kendali seme-nya. Bobby seperti tidak membiarkan June kemana-mana lagi. Dia sungguh tidak peduli ketika June menginterupsi kegiatannya menanggalkan apapun yang menghalangi laju tangannya.
"Mas Bobby, mandi dulu—" pinta June disela-sela merasakan tangan Bobby yang dari tadi tidak lepas mengusap dada ratanya dan bermain di ujung puting pinknya.
"Aaah—"
Bobby lalu menegakkan kepalanya, meraup kembali bibir tebal itu lagi dan lagi seperti tidak ada puasnya. Ia berjalan maju sehingga mau tak mau June juga berjalan mundur dan lalu merasakan kulit sofa dan langsung merebahkan dirinya disitu.
Bobby membuka kancing kemejanya satu persatu, membiarkan June melihat apa yang ada dibalik kemeja putihnya.
Walau kemarin malam June sudah melihat bagaimana bentuknya, tetap saja otot perut, dada, dan lengan Bobby yang terpeta jelas sekarang adalah hal yang paling memabukkan baginya.Dengan posisi yang sudah topless, Bobby mendudukkan June di atas sofa, sedangkan ia berlutut di depan laki-laki yang saat ini memandangnya dengan sayu, bibir tebalnya bahkan lebih tebal dari biasanya, dan itu karena ulahnya tentu saja.
Ia kembali menciumi bibir itu lagi, kemudian menjejakkan ujung lidahnya, sengaja membuat leher laki-laki manis itu basah karena salivanya. Terus turun kebawah, menyempatkan meninggalkan satu lagi tanda di sekitar putingnya, sebelum akhirnya ia menyentuh ujungnya dengan lidahnya.Panas...
June sudah tidak bisa berbuat apapun lagi selain menikmati, mengerang, dan mencari apa saja yang bisa ia remat agar suaranya tidak terlalu kedengaran.
Ya ampun, bahkan apartemennya tidak kedap suara!
Masih dengan lidah yang menggoda ujung puting June, tangan Bobby mencari-cari kancing celana jeans laki-laki yang sudah lemas terkulai itu.
June agak sedikit mengangkat bokongnya ketika Bobby berusaha meloloskan celana jeansnya dari kedua kakinya.Milik June sudah sangat tegang menantang, tanpa menunggu apapun lagi Bobby menyentuh ujungnya yang sudah mengeluarkan cairan pre-cum, melumuri keseluruhan batangnya dengan menggunakan jari-jemarinya, sedikit menggerakkan tangannya naik-turun dengan tempo yang menggoda.
"Mas—aaah... Sshhh..."
"Is it good?"
June hanya bisa menganggukkan kepalanya pasrah. Bobby mendekatkan kepalanya kepada batang June yang tidak bisa dikatakan kecil itu. Mengulum ujungnya, menjilat belahnya, dan memasukkan benda itu kedalam mulutnya hingga penuh, lalu mengeluarkannya lagi, kemudian menggigit ujungnya sedikit, "aargh!"
Kulit June bersinar karena keringatnya yang banjir, ia hampir sampai, namun susah payah ditahannya. Padahal bola kembarnya sudah sangat ngilu meminta dikeluarkan isinya. Namun dasar Bobby yang tidak ingin mengizinkan June mengambil napas sedikit saja, ia malah melahap dan menghisap dengan rakus bola kembar yang tergantung tepat di depan matanya seperti memanggil minta disantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FILL ME - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]
FanfictionSebuah cerita cinta sederhana. Dimana yang satu berusaha menjadi yang terbaik, dan yang satu berusaha mati-matian meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. 💙💜 Disclaimer: 🔞 BXB Yaoi Boyslove Yang enggak suka, jangan dibaca ya.