"June!"
Laki-laki manis yang sedang berjalan cepat ke arah lift itu terdistraksi dengan panggilan seseorang. Ia memalingkan wajahnya sebentar lalu kembali fokus menunggu gilirannya untuk memasuki lift. "Aku udah telat, mbak!" bukan waktunya meladeni orang lain.
Seseorang yang dipanggil Mbak— yang memiliki nama Grace itu— lalu menyodorkan beberapa berkas ke tangan June yang memang tidak sedang membawa apa-apa sedetik setelah ia sudah sampai di dekat juniornya itu. "Aku minta tolong kasihkan ini ke Martha, karena aku harus ketemu client. Yang lain udah pada nungguin di mobil. Kamu enggak ikut kan?"
June menggelengkan kepalanya, "aku diminta survey tempat sekalian mau lihat konsep apa yang bagus buat openingnya nanti. Hati-hati dijalan, mbak." Seniornya itu hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.
June sudah kembali bekerja di salah satu Bank ternama tanah air. Menjadi anggota team divisi marketing yang memiliki usia paling muda diantara seniornya. Namun begitu, seperti memang sudah dari sananya bahwa June benar-benar selalu menganggap semua hal tidak ada yang sepele, membuatnya menjadi salah satu karyawan yang dapat diandalkan, walaupun usianya bekerja belum ada satu tahun.
Ia benar-benar bersyukur, dari saat ia memutuskan untuk resign kala itu, tidak perlu menunggu terlalu lama, ia langsung mendapatkan panggilan bekerja. Dan lalu disinilah ia berada sekarang, kembali menjadi karyawan teladan yang selalu dapat diandalkan.
"Maaf, pak Rudy, aku telat." kata June lalu mendudukkan tubuhnya di bilik mejanya, kepalanya menoleh ke kanan ke kiri seperti mencari seseorang. "Mbak Martha mana, pak?"
"Ke ruangan merchandiser. Ngurusin acc promo." lalu atasannya itu mendudukkan dirinya persis disamping dirinya, "eh, Jun, kamu katanya yang survey hari ini?"
"Kan Bapak yang minta kemarin?" tanyanya heran.
"Lupa, Jun, ya ampun, sengit amat..." jawabnya bergurau. "Aku mau minta tolong."
Hari ini hari apa sih? Dari pagi perasaan banyak banget yang minta tolong sama aku.
"Apa?"
"Temenin aku ketemu client hari ini. Bertiga sama Martha. Tapi kamu bagian presentasiin yang kemarin itu."
"Lho, aku kan cuma orang dibalik layar, pak."
"Tapi kamu yang lebih menguasai daripada yang lain. Karena garis besarnya kan ini sebenarnya idemu. Oke, Jun?"
June masih diam, bingung untuk menjawab apa. Presentasi seperti ini jujur menjadi salah satu hal paling terakhir yang ia inginkan menjadi bagiannya. Dia tidak begitu bisa public speaking. Tidak begitu bisa menatap audience. Bisa-bisa ia pingsan di tempat. Tapi, ada satu keinginannya untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Mungkin ini merupakan kesempatannya. Untuk apa bekerja kalau ia hanya mau di zona nyaman. Setidaknya ia harus berkembang dimanapun ia berada.
"Diam berarti oke. Aku mau minta OB beresin ruangan meeting kita buat nanti ketemu client." tidak ada lagi pilihan sepertinya selain menuruti apa perintah atasannya itu.
"Perusahaan apa, pak?"
"Retail minuman beralkohol. Ini sangat langka di tanah air. Makanya sebenarnya idemu itu jauh lebih baik untuk retail yang masih baru dan unik untuk menarik minat calon pelanggan." Rudy lalu memberikan berkas-berkas yang tadi dibawa olehnya untuk Martha.
Liquor Corner?
Liquor Corner, hadir dengan konsep yang cozy untuk mereka yang membutuhkan ketenangan setelah hari yang penat.
"Cozy?"
"Yup! Langka kan? Mana ada toko yang khusus menjual minuman beralkohol dikonsep hampir sama dengan kafe? Kamu bisa minum disitu, mendengarkan lagu yang bisa kamu request semaunya. Kamu juga bisa cuma datang, beli, lalu pulang. Dan tentu saja juga ada delivery, zaman sekarang tentu lebih banyak orang yang ingin instant. Pesan, bayar, lalu barang diantar sampai depan rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
FILL ME - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]
FanficSebuah cerita cinta sederhana. Dimana yang satu berusaha menjadi yang terbaik, dan yang satu berusaha mati-matian meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. 💙💜 Disclaimer: 🔞 BXB Yaoi Boyslove Yang enggak suka, jangan dibaca ya.