Chapter 9 - People Change

931 84 20
                                    

Sudah dua hari June hampir tidak bertemu pandang dengan Bobby. Belakangan laki-laki itu selalu berangkat setelah subuh dan pulang sangat larut. Mereka sudah tidak pernah ada waktu berdua. Pesan June pun terkadang dibalas seadanya. Sikap Bobby yang seperti ini membuat ia berpikir keras, entah mungkin dia ada salah atau apa. Namun sampai detik ini ia tidak mengerti apapun.

Seperti malam ini, weekend, akhir bulan, Bobby seharusnya menemani karyawannya clossing tapi batang hidungnya tidak terlihat sama sekali. Maka ketika Chanwoo menawarkan untuk mengantarnya pulang ia tidak berniat menolak sama sekali.

 Maka ketika Chanwoo menawarkan untuk mengantarnya pulang ia tidak berniat menolak sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

June menatap layar ponselnya lamat-lamat. Hati nya kecewa. Ulu hatinya seperti dicubit. Baiklah, sepertinya ia akan menghabiskan malam ini sama seperti beberapa malam kemarin, mencoba tetap terjaga, sambil hatinya berdoa, semoga besok pagi ia bertemu dengan lelakinya yang bergigi kelinci itu.

***

Sepertinya kali ini doa June tadi malam didengarkan oleh Tuhan. Atau mungkin sebenarnya tidak? Karena mengingat ia sebenarnya harus masuk shift pagi hari ini, namun ia membolos dengan alasan sakit. Satu hal yang tidak pernah ia lakukan sebelum ini selama ia bekerja.

Langkah kaki Bobby terhenti ketika aroma teh hangat favorit June memenuhi rongga dadanya. Sedikit terkesiap ketika ia menyadari June duduk di salah satu kursi meja makan, menantinya. Bibir June tersenyum tulus manis sekali.

"Sarapan dulu? Aku bikin roti bakar pakai selai kacang kesukaan kamu." katanya masih dengan senyum yang mengembang disana. Wajahnya agak sedikit sembab, matanya juga bengkak. Namun Bobby lagi-lagi tidak terlalu perhatikan.

"Kamu enggak kerja? Bukannya shift pagi?"

"Aku sengaja bolos hari ini," katanya masih dengan tangan yang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Ini awal bulan, Jun. Katanya karyawan teladan, awal bulan malah enggak masuk. Mau bikin pekerjaan toko keteteran?"

Oke... Kali ini June sangat yakin bahwa ada yang salah di antara mereka.

"Kamu kenapa?" tanya June menatap lurus-lurus ke arah laki-laki itu. Wajah Bobby lelah, sangat, mungkin sedang ada masalah di kantor pusat. Namun karena bulan kemarin omset toko mereka melebihi target, jadi alasan omset kecil sudah dicoret oleh June dari jauh-jauh hari.

"Aku ada salah ya, mas?" tanya June lagi.

Bobby hanya diam, memejamkan matanya sejenak, "kamu berangkat kerja. Jangan izin kalau memang enggak terlalu butuh."

Bukan jawaban itu yang June mau. Ia mengikuti Bobby melangkah ke arah kamar mereka. "Aku butuh kita ngobrol makanya aku izin pagi ini. Seenggaknya kalau aku ada salah tolong bilang biar aku bisa perbaiki."

"Berangkat, sekarang. Ini atasanmu yang ngomong."

Ya Tuhan...

"Ini mas Bobby bukan sih? Mas enggak pernah ngomong kasar begini ke aku."

FILL ME  - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang