Part 20

831 164 45
                                    

"Myungsoo,"

Myungsoo mengalihkan pandangan dari laptop hanya untuk melihat kedatangan Nina. "Kau tidak mengajar hari ini?"

Wanita itu menggeleng, "aku mengambil libur untuk hari ini."

Hanya dibalas oleh gumanan kecil Myungsoo lalu kembali fokus pada kerjaanya.

"Apa kau ada waktu Myungsoo?"

"Untuk?"

"Makan siang," jawab Nina seraya menggigit bibir bawahnya. "Aku sudah memesan tempat di restoran dekat sini. Kau bisa makan sianh bersamaku 'kan?"

Butuh waktu untuk mengiyakan tawaran Nina. Sebenarnya lekas kerja, ia akan menemui Suzy sekedar menengok keadaan wanita itu. Tetapi,baiklah ia akan menemani Nina makan siang lebih dahulu. Melihat usaha wanita itu yang datanh kemari,membuat Myungsoo tidak tega menolaknya.

"Baiklah,"

Senyum Nina mengembang saat mendengar persetujuan Myungsoo. Walau terbesit keraguan saat mengajak Myungsoo bersamanya kali ini. Nina tidak tahu apa tindakannya ini benar atau tidak. Yang jelas, dia hanya ingin Myungsoo berhenti untuk mengurusi wanita bernama Bae Suzy itu.

***

Myungsoo masih memerhatikan gelagat Nina yang nampaknya sedang menunggu seseorang. Alisnya terangkat ketika pandangan mereka bertemu.

"Kau janjian dengan seseorang?"

Nina mengangguk. "Ya begitulah."

"Siapa?" tanya Myungsoo lagi. Nyatanya ia cukup heran saat Nina mengatakan sedang berjanji bersama seseorang.

"Seseorang yang mungkin bisa menyadarkanmu, Myungsoo."

Oke, kini Myungsoo semakin curiga dengan arti ucapan Nina. Menyandarkan? Apa dia sedang terkena pelet? Myungsoo rasa ia tidak sedang oleng atau terkena santet sekarang.

"Nina, apa maksudmu?"

Pertanyaan ketiga Myungsoo tidak dijawab oleh Nina. Wanita itu hanya menatap Myungsoo datar, sebelum sebuah suara menginterupsi keduanya.

"Maaf menunggu,"

Pandangan Myungsoo yang semula biasa saja seketika menajam saat mendapati siapa sosok orang yang ditunggu oleh Nina. Pria itu langsung membuang wajahnya ke arah Nina yang mendadak kaku di sana.

"Jadi, dia orang yang kau tunggu?" sinisnya dengan emosi tertahan.

Nina mengangguk lagi, "kau harus berbicara dengannya."

Sungguh, tidak ada bahan obrolan yang harus Myungsoo bicarakan dengan nenek sihir itu. Yang ada hanyalah perasaan jengkel jika melihat wajah Ibu Soohyun yang ternyata masih anteng memerhatikan mereka berdua.

"Tidak ada yang harus aku bicarakan. Kalau kalian ingin berbicara berdua, silahkan. Aku akan pergi." Tanpa menuruti Nina, Myungsoo beranjak dari tempatnya. Hendak meninggalkan kedua perempuan itu jika pergelangan tangannya tidak ditahan oleh Nina.

Nina menatapnya penuh permohonan. "Tolong sebentar saja. Aku hanya ingin kau mendengar penjelasan dari Bibi."

"Tidak."

BAD MOM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang