Part 11

854 163 32
                                    

•••

Suzy menemui Sury yang sedang menyiapkan buku sekolahnya. Sury menyadari namun, hanya bersikap cuek saat Mamanya duduk di kasur, memandangnya.

"Bagaimana tadi bersama Papa?" akhirnya Suzy membuka suara setelah membisu, menunggu Sury ikut menyelesaikan sekolahnya.

"Baik. Dia memesankan aku es krim yang tidak enak," jawab Sury tanpa menoleh lalu kembali melanjutkan sebelum Suzy hendak membuka mulut lagi. "Papa bilang, dia minta maaf. Aku tidak tahu, kenapa dia minta maaf padaku." Sury masih memandang ransel ungunya yang masih terbuka.

"Padahal harusnya Nenek yang harus minta maaf pada Mama." gadis ia menatap Suzy dengan berkaca-kaca, "Pasti Mama sedih, karena dimarahi Nenek kemarin, kan?"

Suzy berusaha menahan untuk tak menangis saat mendengarnya. Sampai saat ini, ia masih menyesal dengan perlakuan Ibu kemarin. Menyesal, karena Sury harus terseret dalam masalah ini.

"Aku bilang pada Papa ..." kini Sury ikut duduk di sebelah Suzy. "Kalau jangan datang ke rumah lagi bersama Nenek. Jadi, Mama tidak usah menangis lagi, ya?" katanya menyinggungkan senyum manis yang merupakan kelemahan Suzy untuk tidak ikut tersenyum.

"Mama sayang Sury," ucapnya lalu menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

"Aku juga," guman Sury pelan, "Tapi ... Ma, siapa Paman yang datang membawa makanan kemarin?"

Ah! Suzy lupa tentang ini.

•••

Soohyun berjalan berdampingan bersama sang ibu seraya menghela nafas berat. Selama di mobil, perempuan itu terus menyuruhnya untuk mengambil keputusan perihal Sury. Tak berhenti, menyuruh Soohyun segera mengambil Sury untuk tinggal bersamanya. Hal ini cukup membuat Soohyun muak, tapi tak bisa melakukan apa-apa. Hanya helaan nafas sebagai jawaban, berharap ibunya akan kembali diam.

"Ibu sudah memperingatimu Soohyun! Ambil Sury, jika ingin kebahagiaanmu kembali." tampiknya sebelum memasuk lift, diikuti beberapa pengawal di sana.

Sampai akhirnya kedua orang itu sampai ditempat tujuan. Ruangan luas dengan interior mewah yang merupakan alasan utama mereka kemari. Ruangan itu sudah dipenuhi oleh puluhan orang yang berkepentingan sama dengan mereka. Dan, pemilik ruangan sekaligus kantor yang megah ini adalah Kim Taehee.

Seorang perempuan berumur sama dengan ibu Soohyun.

"Selamat datang ..." sapanya bersama seorang pria dan wanita di samping. Sudah diketahui, mereka adalah anak dari perempuan itu.

Kim Myungsoo dan Kim Dasom.

"Terima kasih sudah mengundang kami, Ibu Kim." balasnya dengan sopan. Soohyun melakukan hal yang sama seperti ibunya.

Sedangakan, pria yang masih anteng di sebelah sang ratu itu diam-diam memerhatikan Soohyun dan ibunya. Ingatannya tidak akan pernah lupa, karena baru kemarin ia bertemu dengan kedua orang itu. Di rumah Suzy.

"Kak! Ayo ke depan!" Dasom membuyarkan Myungsoo, "Kau akan speech di depan! Awas saja malu-maluin!" tanda Dasom mengundang reaksi sewot Myungsoo.

"Kapan aku, sih aku malu-maluin. Yang ada aku banggain keluarga!" celetuk Myungsoo sambil merapikan kerah kemeja seakan menyombongkan diri.

Dasom memandangnya jijik, "Status single-mu itu yang memalukan keluarga! Lihat, Ibu saja sampai tak mau mengenalkanmu sebagai anak!"

Myungsoo hanya ingin menguliti adiknya, jika ia tidak sedang dipanggil untuk maju ke atas tribune. Sebisa mungkin ia memasang wajah ramahnya kembali, hitung-hitung pencintraan di depan para kolega. Lalu, mulai melakukan speech berupa penyambutan jabatan baru yang disandangkan padanya.

Myungsoo menghela nafas lega usai melakukannya. Apalagi melihat sambutan  para kolega yang sepertinya menyukai speech-nya yang kelewat indah. Ia seperti membaca puisi saja.

"Myung! Mau kemana?" tanya Dasom saat melihat kakak tengilnya itu berlari setelah turun dari tribune. Sial! Dia melarikan diri dari wartawan rupanya.

Myungsoo berhenti berlari saat tiba di lobby kantor. Kepalanya berputar mencari sosok yang barusan mengiriminya pesan, yang berisi :

Aku baru turun dari mobil
Di mana kau?

Pria itu tersenyum ketika melihat wanita berpakaian kasual lengkap dengan jeans serta sneakers-nya tengah berjalan, juga mencari keberadaanya.

"Suzy!"

wanita itu menoleh kala menemukan Myungsoo yang melambaikan tangan kearahnya. Segera ia mempercepat langkah menghampiri pria itu.

"Maaf aku terlambat. Hari ini syuting padat sekali," ucap Suzy dengan wajah canggung.

Myungsoo menanggapinya santai. Toh, beruntung karena Suzy tidak harus melihat pidatonya barusan. Tidak mau Suzy mengomentarinya macam-macam.

"Lalu, apa tidak apa aku memakai baju seperti ini?" tanya Suzy lagi, melihat pakaiannya jauh dari kata formal. Ia benar-benar tidak memiliki waktu untuk berganti pakaian, karena jadwal dan undangan Myungsoo hanya terhimpit waktu dua puluh menit.

"Tidak masalah. Ibu juga tidak akan melihatmu dari baju, kok. Yang penting kau datang dan temui dia." katanya membuat Suzy manggut-manggut.

Jika ada yang bertanya mengapa Suzy kemari? Maka jawabannya ialah, Ibu Myungsoo yang mengundang. Walau perempuan itu tahu, mereka sudah putus atau bahkan tidak pernah berhubungan, perempuan itu tetap menyukai Suzy. Ia ingin Suzy datang ke acara ini, katanya ingin tetap berhubungan baik dengan wanita itu.

Well, hanya Suzy yang bisa membuat Sang Ratu betah, ternyata.

"Ohya, ngomong-ngomong," Myungsoo bertanya menggantung, "Tidak membawa si kecil?"

"Sury maksudmu?"

Myungsoo mengangguk. Yah, sebenarnya ia ingin berkenalan dengan gadis cilik itu.

"Dia tidak ikut. Sury tidak suka datang ke acara seperti ini. Dia akan merengek untuk pulang." jawaban Suzy memang benar. Anak kecil yang betah berada di acara super membosankan ini? Myungsoo sewaktu kecil saja suka kabur dan bersembunyi.

"Oh begitu ..." Myungsoo mengangguk, ia sedikit melirik Suzy saat keduanya masih berada di dalam lift. Menunggu sampai, Myungsoo bertanya lagi,

"Sepertinya suamimu juga ada di sini."

sontak wanita itu menoleh dengan pandangan terkejut, membuat Myungsoo ikut salah tingkah. Apa perkataanya salah? Kenapa sampai terkejuy seperti itu.

"Maksudmu?"

Myungsoo sebenarnya tidak ingin melanjutkannya, namun wanita itu seakan memintanya menjelaskan lebih rinci tentang pertanyaanya tersebut.

"Kim Soohyun. Itu suamimu,kan?"

Bersamaan dengan terbukanya pintu lift, dan menghadirkan sosok tampan berperawakan tinggi dengan tatapan sama terkejutnya dengan mereka

Kim Soohyun ada di sana.

•••

tbc~

mo lanjut? Vomentnya dulu dongs 💦

BAD MOM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang