Part 25

1.2K 156 38
                                    

Kalau dikatakan rindu, tentu saja Suzy merasakan itu. Sudah hampir satu bulan dia sama sekali belum mendapat kabar dari Myungsoo. Ponsel pria itu juga tidak aktif, begitu pula Dasom.

Rasa rindu itu tentu dilengkapi oleh perasaan cemas akan kondisi Myungsoo di sana. Kata Taeyong, pria itu sedang berobat kan? Semakin membuat Suzy bertanya apa sebenarnya yang terjadi pada Myungsoo.

"Tidak aktif," Setelah kembali menghubungi Myungsoo yang berakhir sia-sia, Suzy hanya mengela nafas pasrah. Wanita itu menatap langit biru, memikirkan sesuatu yang tentu saja berhubungan dengan Myungsoo.

Ngomong-ngomong, saat ini Suzy sedang menunggu Sury pulang. Dia menghabiskan waktu agak lama dengan duduk di kursi taman, tanpa melakukan apa-apa.

Yah, walau kegiatannya sejak tadi hanya menelfon Myungsoo.

"Suzy?"

Kepalanya menengandah saat mendengar namanya terpanggil pelan. Tidak menyangka ia akan bertemu wanita itu di sini, ralat tidak disangka wanita itu mau menghampirinya.

"H-hai Nina," sapa Suzy kikuk saat Nina ikut duduk di sebelahnya.

"Sury belum pulang?"

"Belum. Lily juga?"

Nina mengangguk kecil dengan tatapan yang tak terlepas dari pintu utama. Sebelum mata itu beralih pada Suzy yang canggung sendiri.

"Tentang Myungsoo ...,"

Suzy sudah tahu, Nina akan membicarakan perihal ini.

"Apa kau menyukainya?" Pertanyaan yang meluncur secara tiba-tiba dari bibir Nina.

"..."

Tidak tahu mengapa, Suzy merasakan tatapan Nina yang kian menjadi dingin saat itu.

"Aku tidak melarangmu untuk menyukai Myungsoo, sekali pun anakmu sendiri juga menyukainya." Lanjutnya lagi walau Suzy belum menjawab.

"Tapi, bisakah kau mengerti keadaanku?" Kini nada dingin itu terdengar seperti nada memohon, dilengkapi oleh kilatan mata yang cukup nanar di saja.

"Aku sangat mencintai Myungsoo. Aku sangat membutuhkannya, dan juga Lily. Sudah bertahun-tahun, hubungan kami berjalan dengan baik tapi semua berubah saat Myungsoo mengenalmu ...," Nina mengeraskan kepalan tangannya, menahan segala gejolak emosi saat mengingat bagaimana perhatian Myungsoo yang benar-benar hilang karena wanita di hadapannya.

"Aku tahu Myungsoo menyukaimu, Suzy. Tapi, sebagai sesama wanita apa kau bisa merasakan bagaimana posisiku? Kita sama-sama menjadi orang tua tunggal Suzy, dan kita sama memiliki seorang putri. Hidup kita tidak jauh berbeda, dan mungkin kita juga menyukai orang yang sama," jelas Nina sementara Suzy belum berniat mengangkat suara. Masih mendengar segala keluhan dan tujuan Nina mengatakan hal ini.

"Cukup masa lalu yang membuatku seperti ini, Suzy. Aku tidak ingin kau mengambil Myungsoo dari kami. Hidup kami sudah terlalu hancur, dan tak ingin semakin hancur dengan kehilangan Myungsoo."

Suzy menatap Nina dengan pandangan lebih intens. Jadi, wanita itu menyuruhnya mengembalikan Myungsoo? Hah, jadi selama ini Nina mengira Suzy yang mengambil pria itu darinya? Begitu?

"Jadi, setelah Myungsoo pulang nanti. Tolong jauhi dia. Tolong beri kesempatan aku untuk bersamanya."

Baiklah  sepertinya Nina sudah terlalu banyak berbicara saat ini. Kini Suzy menghela nafas, berniat membuka suara yang sempat tertahan di tenggorokannya.

"Begini Nina ..," Suzy mulai berbicara, "pertama, aku tidak pernah mengambil Myungsoo darimu. Aku mengenalnya tanpa sengaja dan hubungan kami berjalan pun tanpa sengaja. Aku tidak sama sekali berniat memiliki bahkan mengambil perasaan atas sikap Myungsoo yang begitu baik padaku dan Sury."

BAD MOM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang