Sore hari ini, di sebuah restoran mewah terlihat dua orang wanita beda usia tengah berbincang serius, entah apa yang mereka perbincangkan, namun tampaknya seorang wanita yang usianya jauh lebih tua dengan usia wanita yang satunya terlihat sangat kesal."Kenapa kau bergerak lama sekali?! Ini sudah lima tahun lebih, dan rencanamu untuk menaklukan pria itu tidak pernah berhasil!" bentaknya kepada wanita yang duduk dihadapannya.
"Aku sudah berusaha Nyonya, dan sebentar lagi usahaku itu pasti akan berhasil," sahut wanita yang lebih muda.
"Kau terus saja mengatakan hal yang sama! Tapi kenyataannya? Kau tidak mendatangkan hasil apapun!"
"Karena dia adalah pria yang tidak mudah tergoda dengan wanita manapun! Bahkan sekeras apapun aku merayunya, dia hanya akan tetap menganggapku sahabat!"
"Kalau begitu, buatlah dia sampai bisa tergoda olehmu! Jika kau masih tetap gagal, maka sia-sia saja sandiwaramu selama ini. Dan kita tidak akan pernah bisa untuk menguasai seluruh hartanya," ucap wanita paruh baya itu datar.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?"
****
Sana meletakan secangkir teh hangat di nakas untuk Seokjin yang masih fokus dengan laptopnya, hari ini ia libur, tapi tetap saja ada beberapa file yang harus ia kerjakan di hari liburnya ini.
"Minum tehnya dulu Oppa. Jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja. Hari ini kau libur bukan?" ucap Sana yang kini duduk disampingnya.
"Iya nanti aku minum. Aku akan menyelesaikan ini dulu, tinggal sedikit lagi."
"Yasudah, kalau begitu aku ke bawah dulu untuk menyiapkan makan malam." Sana hendak bangkit dari duduknya, namun Seokjin menahannya dan membuatnya kembali duduk.
"Kau sudah lupa apa yang dikatakan oleh Dokter? Dokter melarangmu untuk melakukan pekerjaan yang berat-berat, sayang!"
"Tapi menyiapkan makan malam bukanlah pekerjaan yang berat Oppa."
"Tetap saja! Sedari tadi kau harus naik turun tangga. Sudahlah, sekarang kau istirahat saja, aku tidak mau kau sampai kelelahan. Ingat kau sedang hamil!" titah Seokjin yang tak terbantahkan.
"Tapi siapa yang akan menyiapkan makan malam? Para pembantu juga kau liburkan, Oppa," tanya Sana.
"Kau tenang saja, nanti aku yang akan memasak. Jadi sekarang kau harus istirahat, ne?" ucap Seokjin sambil membaringkan istrinya di ranjang kemudian menyelimutinya.
Setelah itu ia beranjak untuk meletakan laptopnya di samping televisi, sesaat ia terdiam menatap benda kecil yang terpasang di dekat televisinya. Seokjin mengambil benda itu, yang ternyata adalah sebuah CCTV. Sekarang ia ingat, bahwa ia pernah memasang CCTV di setiap sudut yang ada di rumah ini, dan itu berarti.....
****
Drrtt... Drrt...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae [TaeTzu]
FanfictionSebuah kesalahpahaman yang mampu membuat hidup gadis itu penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan, dihukum atas kesalahan yang tak pernah ia lakukan, dan perlahan ia kehilangan segalanya hingga memilih untuk menyerah dengan takdir. "Jeongmal mianha...