"Wahh akhirnya sampai juga .... Ah segarnya," ucap seorang pria yang baru menginjakkan kakinya di bandara incheon tersebut sembari menghirup udara segar yang sudah hampir lima tahun tidak bisa ia rasakan selama berada di luar negeri.
"Ternyata tidak ada yang berubah," sambungnya, kemudian ia teringat sesuatu dan dengan cepat mengambil ponselnya untuk menelfon seseorang.
"Hyung, aku akan langsung ke kantormu!" ucapnya kepada seseorang yang berada diseberang sana, kemudian langsung mematikan sambungan telefonnya, dan melangkah menuju ke mobil yang sudah menjemputnya sambil menarik kopernya.
****
Saat ini Taehyung sedang berada di kantor ditemani oleh tumpukan berkas-berkas yang diberikan sekretarisnya tadi. Entah mengapa akhir-akhir ini ia tidak begitu semangat mengerjakan sesuatu, hingga lebih memilih memejamkan matanya sambil duduk di kursi kebesarannya.
Drrrttt... Drrrtt...
Ponselnya berdering, dengan malas Taehyung mengambil ponselnya kemudian mengangkat telfon tanpa melihat siapa yang menelfonnya.
"Yeoboseyo?"
"......"
Taehyung mengerutkan alisnya ketika mengenali suara tersebut, namun belum sempat membalas, sambungan telfonnya sudah dimatikan sepihak oleh si penelfon.
Taehyung mengecek siapa yang menelfonnya tadi, dan ternyata adalah seseorang yang sudah lama tidak pernah ia temui, seseorang yang dulu sudah ia anggap sebagai saudaranya kandungnya sendiri.
"Aish! Anak itu tidak pernah berubah!" gerutunya, namun bibirnya kini menampilkan senyum tipis di wajah tampannya.
~Mianhae~
"240 hari," gumamnya sembari tersenyum kecut. Sudah delapan bulan ia ditahan disini, namun orang yang ia harapkan untuk menjenguknya tidak pernah datang.
Berharap? Apakah ia masih bisa berharap setelah berkali-kali mendapat penolakan dan kebencian darinya, ia masih tetap berharap?
"Apa lagi yang kau harapkan Tzu? Dia tidak akan pernah bisa membuka hatinya untukmu. Hatinya benar-benar tertutup," ucapnya lagi pada dirinya sendiri sambil bersandar di dinding yang kotor itu.
"Hidupku sudah tidak berguna. Satu-satunya alasan untukku bertahan hidup sudah tidak ada lagi. Takdir yang begitu menyedihkan."
Tzuyu, gadis itu kini selalu merenungi nasibnya yang begitu menyedihkan. Berjuang dan bertahan sendirian setelah kedua orang tuanya pergi, meskipun dulu ia dititipkan kepada Paman dan Bibinya (orang tua Sana) namun ia diperlakukan seperti seorang pembantu tanpa sepengetahuan Sana, hingga Paman dan Bibinya itu tega mengirimnya ke panti asuhan saat ia masih berusia enam tahun dan membuatnya terpisah dengan kakak sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae [TaeTzu]
FanfictionSebuah kesalahpahaman yang mampu membuat hidup gadis itu penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan, dihukum atas kesalahan yang tak pernah ia lakukan, dan perlahan ia kehilangan segalanya hingga memilih untuk menyerah dengan takdir. "Jeongmal mianha...