🍁10

2.1K 318 7
                                    

"[Name]cchi!!"
Akhirnya orang yang sedari tadi kamu tunggu datang.

"Telat."
Dia menampilkan cengirannya seraya mengusap tengkuk lehernya.

"Gomen ssu. Tadi ada latih tanding juga, ternyata ssu. Aku nggak tau. Makanya aku dateng telat ssu."

"Hidup jaman purba, ya?"

"Eh?!"

"HPmu digadein?"

"Aku lupa ssu."
Dia mengusap tengkuk lehernya, lagi. Ketika tanganmu terangkat untuk menjitaknya, tiba-tiba ada dua orang yang menghampiri kalian. Bukan anggota klub Karasuno. Mereka mana berani menghadapi kamu yang sedang mode senggol bacok, gini.

"Kise-san!"
Seru mereka. Kalian menoleh secara bersamaan.

"Hey! Kenapa kau ikut menoleh?"
"Kami manggil Kise-san, bukan kau."

Lha? Nggak tahu mereka kalau kamu juga Kise. Lama-lama ganti marga juga kamu saking kesalnya. Selalu saja begini. Jika ada yang memanggil marga, kamu selalu ikut menoleh. Yah, walaupun kamu tahu panggilan itu bukan untukmu. Tapi siapa tahu ada yang memanggilmu begitu.

Kamu menggeram kesal. Menatap dua gadis itu tajam. Sugawara sudah siaga, jika kamu mengamuk. Biasa. Insting emak //nggak.

"Apa-apaan rambutmu itu!?"
"Biar mirip Kise-san, ya? Cuih."

"Bacot."
Tanganmu kembali terangkat. Menarik kerah Ryouta agar segera pergi dari dua betina ini. Yang ditarik hanya dapat pasrah, jika dia melawan --mana berani dia melawanmu.

"Kise-san! Kenapa kau nurut padanya!?"
"Kau, kan bukan anjingnya!"

"Hey, kalian! Diam."
Ennoshita meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.

"Kalian bisa diamuk nanti."
Tambah Sugawara. Bukannya mendengarkan Ennoshita dan Sugawara, mereka berdua malah mengikuti kalian. Ennoshita dan Sugawara hanya dapat menghela napas panjang. Yang penting mereka sudah memperingatkan.

"Kise-san!"

Dasar cewek caper. Udah di jauhin, masih aja deketin.

"Kise! Disini kau rupanya. Eh? [Name]?"

"Kenapa kau di seret?"
Ryouta dengan singkat menjelaskan kenapa ia bisa di seret olehmu.

"Udah dibilang, telepon [Name] biar nggak nungguin kau yang nggak dateng. Kau lupa?"
Ryouta hanya membalasnya dengan cengiran. Kamu yang melihatnya sedari tadi hanya cengar-cengir pun bertambah kesal. Kamu menggeplak belakang kepalanya cukup keras.

"Itte!"
Dia mengusap kepalanya seraya menatap kearahmu.

"Jangan cuma cengar-cengir kau!"

"I-iya ssu."
Dia memanyunkan bibirnya. Ingin rasanya kamu membuatnya mencium aspal atau sepatumu.

"Akiracchi!! Tolong aku ssu!"
Yang di panggil hanya sekedar mengangkat bahu acuh.

"Huwaa--"
Belum selesai merengek dengan suara merdunya, kamu sudah mengijak kakinya.

"--itte!"
Dia berjongkok mengusap kakinya seraya mendongkakkan kepala menatapmu.

"Gomen ssu. Ntar aku beliin album terbaru Gravitasi 3nam, deh."

"Deal!"
Kamu menjabat tangannya paksa. Berjalan meninggalkannya dengan aura berbunga-bunga. Ryouta menatap miris tangan yang baru saja kamu jabat.

"Di sogok gituan baru mau ssu. Bangkrut aku lama-lama ssu."

"Mampus!"
Memang kakak kelas tidak berakhlak. Adik kelas baru saja susah malah di katain.

||Di tempat lain||

"Nggak berubah, ya, nee-chan."

"Ha?!"
"Nee-chan?!"
"Nee-chan sapa?!"
. . .
Kunimi menatap mereka dengan pandangan setengah terkejut.

"Sejak kapan?"
Dia menunjuk anggota voli Seijoh dan Karasuno bergantian.

"Nee-chan?!"
Ulang Oikawa, mewakili yang lain.

"Maksudnya [Name]?!"
Tebak Sawamura. Kunimi mengangguk.

"Ha?!!"

"Kalian jualan keong apa gimana? Emang napa? [Name]-nee itu sepupuku."
Jelasnya singkat. Telinganya lelah mendengar kata "Ha?!" dari mereka.

"Kupikir kalian pacaran."
Anggota voli Karasuno dan beberapa anggota voli Seijoh mengangguki pemikiran Hinata.

"Ya, enggak, lha."
Mereka bersorak senang. Kunimi menatap mereka bingung.

'Kerasukan?!'
Batin Kunimi yang tidak paham dengan mereka.

"Hoi, kalian! Cepet masuk bis!"

"Osu!"






















Bahagia itu ketika melihat Ryouta disiksa //di bom Kise stan

Makasih udah baca💙

Jangan lupa vote dan comment

VOLBAS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang