Part 6. Dinner

541 48 33
                                    

Tidak seperti biasanya Vinta berangkat dengan cowoknya. Hari ini Vinta meminta Wisnu untuk mengantarnya ke sekolah. Walaupun Papa-nya ini sulit dibujuk, bahkan Vinta sampai tiduran kelantai dan nangis-nangis. Jika saja Dana tidak memaksa suaminya, Vinta tidak akan sekolah karena Vinta mau sekolah hanya diantar oleh Wisnu. Akhirnya Wisnu menuruti permintaan Putri Raja.

"Pagi epribadi!" Sapa Vinta.

"Seneng banget. Abis diantar siapa lo?" Rama tidak biasanya melihat Vinta sebahagia ini.

"Diantar Papa. Curiga mulu lo." Bukan curiga, tapi Rama selalu seperti itu pada Vinta apalagi pagi ini terlihat beda.

"Pantesan hari ini gak telat. Ternyata Papanya udah pulang." Haru duduk dibangku samping Vinta.

"Kata si ketua osis kangen ngasih lo hukuman." April ikutan. Pasalnya April selalu dihukum dengan Vinta dan hukuman itu dari Rizzy, temannya sendiri, bangsat 'kan?

Vinta cemberut, "Hais! Bukannya seneng lihat gue gak dihukum malah seneng gue dihukum. Bangke!"

"Wee! Gadis cantik gak boleh mengumpat." Selalu saja Haru yang mengingatkan Vinta. Gadis itu keceplosan dan kesel juga dan sudah kebiasaan.

"Ada PR ya?" Tanya Vinta melihat Nina menulis. Vinta dkk selalu mengerjakan PR tapi bukan dirumah tapi disekolah sebelum guru masuk, hebat 'kan?

Rama melempar bukunya, sudah hafal dengan fuckgirl kelas kakap kaya Vinta. Padahal belum minta sudah dikasih aja.

"Makasih Rama, tambah ganteng deh." Puji Vinta membuka buku itu dan menyalin semua jawabannya.

Tidak lama kemudian, Guru memasuki kelasnya dan semua mendadak hening karena Guru matematika berdiri didepan dengan mata tajam mengamati semua siswa. Sudah Gurunya pendek, berdecak pinggang, memegang rotan serta ketukan sepatu yang dia buat, ih serem.

Gadis yang duduk paling belakang tidak peduli dengan kondisi kelas semencengkam apa, dia sibuk dengan pikirannya tentang anak laki-laki masa kecilnya akan datang dan makan malam bersamanya. Vinta sudah tidak sabar nanti malam.

"Nina!" Panggil Vinta setelah Guru matematika itu keluar dari kelas karena pelajaran sudah usai dan waktunya istirahat.

"Gue laper Vi. Ada apa?" Rengek Nina berdiri menuju kantin.

Vinta celingukan, "Bolos yuk. Gue ada acara ini."

"Masih pagi Vinta, nanti aja jam 12."

"Sekarang Nina. Gue udah gak sabar."

"Gak sabar buat?"

"Ke mall, gue mau beli baju. Karena malam ini ada orang special mau makan malam sama gue." Jelas Vinta.

Tidak biasanya Vinta sesenang ini, siapa sih orang yang mengajaknya makan malam sampai beli baju segala padahal baju Vinta sudah banyak sampai 3 almari, special itukah cowok itu?

"Pokoknya malam ini gue harus jadi putri paling cantik. Gue gak mau tahu." Pinta Vinta memejamkan mata membayangkan nanti saat acara makan malam.

Tidak sadar, dipintu masuk kelas ada Rizzy yang mendengar rencana mereka. Dengan santai Rizzy menghampiri mereka berdua, tidak lupa tangan dimasukan ke dalam kantung celana.

"Gue kasih ijin." Sontak kedua gadis cantik terkejut dan menatap Rizzy dengan tatapan bertanya. Jelas bertanya, ketua osis mengijinkan siswanya untuk membolos? Biasanya ketos itu melarang agar tidak membolos.

Vinta mendadak goblok, "Ijin apaan?"

Pencitraan agar tidak ketahuan oleh Rizzy, mana mungkin terus terang mau bolos ke ketos.

Tale FuckgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang