Part 29. Menstruation

361 16 6
                                    

"Gak mau pulang barang?" Rizzy menghampiri Vinta dikelas, sedari tadi Rizzy tunggu didepan Vinta tidak datang-datang, ternyata masih duduk dikelas, sendiri lagi.

"Ada apa?" Vinta tidak menjawab, dia merunduk. Rizzy paham, dia sudah diceritakan oleh Nina dan dia juga yang memberitahukan kalau Vinta tidak mau pulang. Istrinya itu mendapatkan tamu bulanan tanpa diduga, roknya kotor, sebab itu Vinta duduk menutupinya. Bahkan sampai seisi kelas sudah pada pulang.

"Ayo berdiri." Rizzy menarik tangan Vinta lembut, Vinta menggeleng tidak mau, dia malu seperti gadis baru pertama mendapatkan tamu bulanan, ini memang yang pertama buat Vinta setelah punya suami, malu astaga.

"Sudah pakaikan?" Pikirnya Vinta tidak mau berdiri karena belum pakai pembalut.

"Sudah." Jangan salah, isi lokernya selain skincare juga ada persediaan untuk situasi seperti  ini.

"Ya sudah, berdiri." Rizzy terus memaksa Vinta berdiri dengan lembut, setahunya cewek PMS tidak suka dikasar dan harus sabar walaupun Rizzy sedikit kesal.

"Gak mau." Kalau kayak ini kesabaran Rizzy bisa habis.

"Aku lihat roknya."

Vinta mencegah, "Jangan."

"Gak apa-apa."

"Gak mau Rizzy. Aku malu!"

"Gak perlu malu sama suami."

"Rizzy!" Vinta emosi tapi pengen nangis.

Rizzy menjauh, dia melepas jaketnya lalu memakaikan pada pinggang Vinta untuk menutupi rok kotornya. Vinta menatap wajah Rizzy, dia paham kalau Rizzy kesal tapi tetap sabar, Vinta tersenyum tipis.

"Aku gendong." Rizzy jongkok didepan bangku Vinta, Vinta ragu, nanti kalau seragam Rizzy kotor bagaimana?

"Gak masalah. Cepetan naik." Rizzy tidak sabar pengen gendong Vinta, susah bener diajak pulang, pengen gempur tapi halangan, hais.

"Kenapa berhenti?" Rizzy berhenti di minimarket dan itu membuat Vinta bertanya-tanya.

"Gak ada persediaan diapartemen 'kan?" Vinta menggeleng, jelas saja tidak ada, ini baru pertama dia datang bulan. Diapartemen, Vinta belum ada persediaan pembalut.

"Kamu tunggu disini." Rizzy melepas seatbelt dan keluar dari mobil. Vinta menatapnya dengan tersenyum, Rizzy begitu perhatian dengan dirinya. Ternyata punya suami ada manfaatnya juga, apalagi suami pengertian seperti Rizzy, jadi pengen nangis.

"Kenapa banyak banget?" Vinta melihat kresek yang dibawa Rizzy yang diletakkan dikursi belakang.

"Aku pikir hanya ada satu jenis, ternyata banyak sekali." Rizzy tidak tahu jenis mana yang Vinta gunakan jadi dia beli saja semuanya. Jadi perempuan itu sangat merepotkan.

.
.

"Ada apa sih?" Ada yang aneh dari ekpresi Rizzy semenjak pulang dari minimarket bahkan sampai apartemen pun wajahnya masih kesal.

"Kamu mau susu?" Rizzy mencoba mengalihkan perbincangan, Vinta mengangguk, turuti saja kemauan Rizzy setelah itu dia akan cerita apa yang sudah terjadi.

"Kamu itu kenapa?" Vinta meletakkan gelas susu diatas nakas, dia menarik Rizzy duduk diranjang, Vinta menatap wajah kesal itu.

"Katakan." Rizzy menatap wajah penasaran istrinya, ini bukan hal yang lucu untuk dikatakan.

"Setiap membeli itu kamu menjawab pertanyaan konyol mereka?" Vinta menyiritkan dahi, dia paham maksudnya, soal beli pembalut.

"Aku kesal, mereka terlalu kepo." Ekpresi Rizzy membuat Vinta menahan tawa. Memangnya ditanya apa aja? Tambah penasaran.

Tale FuckgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang