Part 3. Rizzyno

715 54 33
                                    

Tin! Tin!

Vinta memakai lipstik, dia menuju jendela kamar. Dia menoleh jam masih pukul setangah tujuh pagi, mungkin Zyno tidak mau dia terlambat ke sekolahnya. Dia 'kan polos, wait polos? Vinta rasa itu salah, Zyno sangat mesum.

Dengan santai dia menuruni tangga, dia tidak mau terburu-buru walaupun dia sudah tidak sabar ingin ketemu Zyno. Tangan lentiknya menarik pagar hitam dan keluar. Mobil, ternyata Zyno tajir juga membawa mobil ke sekolahan.

Kakinya menuju mobil itu, mengetuk kaca memastikan kalau benar dia itu Zyno. Cowok didalam melepas seatbelt lalu meraih pembuka pintu mobil dari dalam. Pintu mobil itu terbuka, dia Zyno.

Tidak lupa dengan senyuman, Vinta menarik pintu mobil dan duduk disampingnya, "Udah lama? Sorry. Gue lama siap-siapnya."

Cowok itu menatap Vinta yang membelakangi karena menutup pintu mobil dan gadis itu belum sadar juga sampai sekarang kalau Zyno itu adalah Rizzy.

"Gue tahu. Cewek itu ribet."

Deg.

Suara itu? Vinta cepat menoleh ke arah pengemudi. Suara itu tidak asing ditelinga Vinta. Apa bener suara laki-laki itu sama? Enggak, suara laki-laki itu beda yang sama adalah suaranya yang berat, itu yang bikin meleleh.

Seperti melihat hantu, Vinta melototkan matanya ingin keluar melihat cowok yang bernama Zyno.

"RIZZY!"

"Gak usah triak, gue gak budek."

"Kok lo yang jembut gue?" Rizzy tidak menjawab pertanyaan itu, dia fokus ke ponsel, dia mencari nomer Vinta lalu meneleponnya.

Ponsel yang selalu dipegang Vinta pun berbunyi, matanya berbinar Zyno memanggilnya berarti benar Vinta salah kendarangan dan pengemudinya.

"Hallo Zy! Lo dimana?"

"Hallo Zy! Lo dimana?"

Suaranya keluar dari ponsel milik Rizzy, mata Vinta semakin melotot, "Itu ponselnya Zyno. Dimana dia? Lo apakan dia?!"

Vinta takut kalau Rizzy sudah menyerang Zyno lalu ponsel dan mobilnya dibawa oleh Rizzy untuk menjempunya. Vinta tidak mau hidupnya seperti Zyno, dia masih ingin hidup.

"Gu-gue rasa, gue salah kendaraan." Kata Vinta gugup membuka pintu.

Sial. Kenapa pintunya tidak bisa dibuka? Dia menatap Rizzy dengan ketakutan apa benar cowok itu akan menikamnya didalam mobil yang terparkir didepan rumahnya?

"Buka pintunya Rizzy!" Vinta terus menarik pintu mobil.

Mata Vinta melotot saat pagar rumahnya berjalan, bukan pagarnya tapi mobil ini yang berjalan. Rizzy tidak perduli teriakan Vinta yang meminta untuk diturunkan, lama-lama dia juga gemes ingin membungkam mulut itu dengan mulutnya. Eh.

"Lo sudah masuk dan belum saatnya lo keluar." Jujur Vinta takut dengan suara Rizzy, padahal nada yang cowok itu keluarkan biasa aja tapi Vinta ketakutan.

Tidak ada pilihan lain selain mengikuti kemana Rizzy melajukan mobil, jelas mereka kesekolah, mana mungkin membolos dia 'kan ketua osis yang kerjanya memberi hukuman pada siswa yang terlambat. Tidak lucu kalau dia terlambat.

CIITT!

Duk!

Rizzy terkejut, lampu berubah menjadi merah. Dia bukan pelanggar lalu lintas, dia sangat taat. Sebelum dia menginjak rem mendadak, tangan kirinya menutup dahi Vinta, seperti paranormal saja kalau gadis itu akan terjedot dashboard mobil.

Tale FuckgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang