Tale Fuckgirl

Part 24. Problem

Rizzy
Istriku

Rizzy
Kita pulang bareng ya

Rizzy
Tunggu aku ditempat biasa

Rizzy
Aku sayang kamu❤

Vinta tersenyum membaca pesan singkat dari suaminya, dia berjuang keras untuk meluangkan waktu untuk Vinta. Rizzy memang the best, padahal ini masih jam istirahat, sepenting itukah Vinta dihidup Rizzy?

"Ada kabar! Lihat ini!" Mereka mengerumuni satu orang.

"What?!"

"Masak sih?! Gak percaya gue!"

"Ketos itu cinta sama Vinta. Mana mungkin ketos sama Dewi lagi."

"CLBK gitu?"

Vinta menyiritkan dahi, apa yang sedang terjadi? Mendengar suaminya disebut  mampu membuat Vinta jadi pusat perhatian, walaupun sedari tadi jadi pusat perhatian, sekarang lebih banyak lagi dan bisik-bisik.

"Sudah sering sih kalau Vinta merusak hubungan orang lain."

"Diam! Itu orangnya." Semuanya menatap Vinta aneh. Ada apa dengan mereka?

"Vinta!" Nina memanggilnya dari arah belakang, Vinta menoleh dan ditarik oleh Nina menuju kelas dengan ribuan pasang mata yang menatap.

"Ada apa Nina?" Vinta tenang, karena dia belum tahu.

"Hais! Kayaknya rasa bodo amat lo itu harus dikurangin deh!" Gemes Nina, setiap ada yang viral, Vinta selalu ketinggalan. 

"Lihat ini!" Vinta melihat ponsel Nina, tertera dari sebuah postingan Instagram. Vinta terkejut, dia membulatkan mata membaca caption.

"Hubungan ini memang sudah berakhir karena orang ke-3, tapi kita saling percaya dan saling mencintai. Biarkan DIA merusaknya, sebesar apapun caranya, aku tetap dihatimu." Tulisan itu terdapat dibawah foto suaminya berpelukan dengan mantan pacarnya, Dewi.

Rizzy, apa benar kamu suka dengan Dewi? Bukannya Rizzy bilang kalau hubungannya itu hanya setingan? Tapi, kenapa mereka bisa bersama lagi disaat status Rizzy sudah punya istri. Apa hubungan setingan itu membuat Rizzy suka dengan Dewi? Lalu bagaimana dengan sikap Dewi yang sudah 2 kali mencelakakan hidupnya?

"Lo gak percaya dengan foto ini 'kan?" Nina menyakinkan Vinta.

Hati Vinta bagaikan tertusuk ribuan jarum, dia menitihkan air mata dalam diam, rasa sakit hati karena dihianati oleh kepercayaan kini semakin dalam lukanya. Vinta berjalan cepat meninggalkan kelas, namun langkahnya terhenti, Rizzy menghalanginya didepan koridor.

"Aku bisa jelasin." Rizzy sudah tahu berita itu. 

Vinta menghapus air mata kasar dan menatap Rizzy dengan mata memerah, dia tidak menjawab, Vinta memilih pergi melewati Rizzy. Rizzy kesal diabaikan oleh Vinta, dia mengangkat tubuh istrinya dan mendudukkannya dibingkai jendela dengan Rizzy berdiri didepannya.

"Rizzy! Turunin aku!" Vinta memukul asal tubuh Rizzy. Rizzy tidak sebodoh itu, dia mencekal tangan Vinta dan menguncinya, Vinta tidak bisa bergerak.

"Ini gak benar." Rizzy mencoba menatap Vinta yang terus-terusnya membuang muka.

"Dari dulu kamu sudah tidak benar." Vinta menatap dengan pipi yang memerah, lidah Rizzy tercekat. "Seharusnya kamu tidak melakukan itu, pada akhirnya kamu terjebak dalam kenyamanan dari permaiananmu sendiri."

"Aku memang salah, tapi kamu harus tahu kalau postingan itu tidak benar!" Rizzy menyangkal tapi Vinta tidak kalah dengan sangkalan itu.

"Kita sama-sama tidak tahu, apa yang benar dan yang salah tentang postingan itu atau hati dan perasaan ini. Jangankan kamu, aku saja tidak tahu tentang rasa apa ini? Yang aku tahu hati ini sakit melihat suaminya berpelukan dengan mantannya." Air mata Vinta menetes.