49. Kisah Kerinduan Bilal Bin Robbah RA

10 3 0
                                        

بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

Suatu ketika Rosululloh Saw yang telah wafat membuat bilal bin robbah tak sanggup lagi mengumandangkan adzan. Bilal bin Robbah kemudian meminta izin kepada Abu Bakar Siddiq Ra. :

“Wahai khalifah, wahai khalifah izinkan aku untuk tidak lagi mengumandangkan adzan.”

Lalu Abu Bakar pun berkata kepada Bilal; “Tidak bisa wahai bilal, aku tidak mungkin menurunkan seseorang yang sudah ditinggikan oleh rosululloh Saw.”

Bilal kemudian berucap lagi; “Izinkan aku untuk tidak lagi mengumandangkan adzan wahai Abu Bakar?”

Abu Bakar pun berkata; “Apa alasanmu wahai Bilal?”

Maka Bilal pun meletakkan pandangannya ke arah menara dan ke arah makam Rosululloh Saw. Melihat ke arah menara lagi, dan bilal pun berkata kepada Abu Bakar;

“Abu Bakar, setiap hari ketika masuk waktu shalat, aku datang ke rumah rosululloh dan aku katakan kepada rosululloh ‘Ya rasul waktu shalat’ atau rosul yang gantian datang ke rumahku dan mengatakan ‘Bilal waktu shalat’ dan kami pun bersama-sama menuju mesjid dan kemudian aku naik ke atas menara dan sebelum aku mengumandangkan adzan aku menatap dulu wajah Rosululloh Saw. dan aku melakukan itu sehari lima kali wahai khalifah dan itu berulang-ulang setiap hari, tapi kini sudah tidak ada lagi Rosululloh, bagaimana mungkin aku sanggup untuk mengumandangkan adzan tanpa ada Rosululloh di sisiku wahai Khalifah?”

Bilal pun sudah tidak mampu lagi membendung air matanya, maka Abu Bakar Siddiq pun mulai meneteskan air matanya dan mengizinkan Bilal bin Robbah untuk tidak lagi mengumandangkan adzan, dan Bilal pun pergi ke Syam karena tidak sanggup lagi untuk berada di Madinah.

Berbulan-bulan lamanya Bilal bin Robbah berada di Syam. Dan pada suatu malam bertemu dengan Rosululloh Saw. dalam mimpinya dan Rosululloh Saw. berucap pada Bilal;

“Alangkah beringnya hatimu wahai Bilal, alangkah gersangnya hatimu wahai Bilal. Sudah lama engkau tidak mengunjungiku, sudah lama engkau tidak berjumpa denganku. Tidak kah ada rasa rindumu terhadapku wahai Bilal ?”

Begitu kata Rosululloh, dan Bilal pun terbangun dari tidurnya dan berderailah air matanya. Kemudian dia mengangis dengan sangat keras dan seluruh saudara-saudara Bilal berkata kepada Bilal ;

“Ada apa wahai Bilal, ada apa engkau ini wahai Bilal ?”

Bilal pun berkata; “Wahai saudara-saudaraku, aku bermimpi bertemu dengan Rosululloh, dan Rosululloh katakan betepa gersangnya hatiku. Betapa matinya hatiku ini karena aku tidak lagi mengunjungi Rosululloh. Aku takut sekali wahai saudara-saudaraku kalau Rasulullah meninggalkanku.”

Maka saudara-saudara Bilal pun berkata kepadanya; “Sudah saatnya engkau ziaroh ke makam Rosululloh Saw.”

Bilal bin Robbah pun mengambil untanya dan memacu untanya untuk bertemu Rosululloh Saw. dan sepanjang perjalanan ia menembus siang dan malam, ia menembus panas dan dingin. Tak terasa deraian air matanya terus bercucur, ia merasa begitu rindu kepada Rosululloh Saw. dan ketika Bilal sudah sampai di Madinah, ia melihat bukit-bukit Madinah dan semakin berteteslah air matanya. Dan ketika memasuki pintu gerbang Madinah, maka Bilal bin Rabbah pun melihat di setiap sudut kota Madinah bilal melihat ada wajah Rosululloh Saw. di sana. Di setiap bangunan kota Madinah, ada wajah Rosululloh di sana, ada kenangan Rosululloh di kota Madinah, maka Bilal pun semakin kencang dalam menangisnya. Tak bisa lagi dibendung air matanya dan ketika ia sampai ke makam Rosululloh Saw. ia bersimpuh dengan suara yang parau dan lirih ia pun mengatakan;

“Assalamu alaika ya Rosululloh. Assalamu’alaika ya habiballoh, assalamu’alaika ya nabiyalloh.” Bilal tak sanggup membentung air matanya. Ia pun begitu rindu dengan Rosululloh Saw.

MENUJU JANNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang