Chapter 25 : LET'S LOVE

972 94 5
                                    

"I feel so wonderful
when I'm with you
Finally I feel that I am alive"
-
Suho - Made In You
.
.
.
.
.
.
.

Senja pun datang menyambut malam, angin pergantian musim dari musim gugur ke musim dingin masih saja betah bertiup di kota yang sibuk itu, langit yang gelap tanda tanda akan turun hujan pun membuktikan kebenaran ramalan cuaca hari ini, dipinggir jalan kota Seoul terparkir sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam didepan sebuah restoran tradisional berasitektur modern yang menyuguhkan makanan khas korea.

“Sepertinya akan turun hujan” Ucap pria berkulit putih itu sambil menatap langit yang sudah gelap,

“waaah gelap sekali, hujannya pasti deras” Jawab wanita dihadapannya mengikuti pandangan pria itu sambil memegang segelas air putih yang siap untuk diteguk

“mau ke apartemenku Rene?” Tanya pria bermarga Kim membuat Irene yang sedang minum terbatuk

“m..m..mwo?uhuk uhuk ” Irene terbatuk batuk

“kau baik baik saja?” Tanya Suho khawatir

“Kau bilang apa?” Irene sekali lagi bertanya

“Emmm itu emmm apa kau mau ke … ke apartmenku ?” Tanya Suho kikuk

“Aku hanya mengajak saja karna kau kan belum tau apartment ku, kalau kau tidak mau juga tidak apa apa hehe” sambung suho sedikit terkekeh sambil memijat tengkuk lehernya

“Ah aneh saja kau tiba tiba mengajakku ke apartmenmu” Irene menghela nafas setelah meneguk air putihnya

“Jika kau tak mau tak apa Rene, aku tidak memaksa” Suho mengelus punggung tangan Irene

“Baiklah aku mau Suho”  Jawaban Irene membuat senyum suho mengembang

“kau yakin mau ke apartmen ku?” Tanya suho meyakinkan jawaban Irene

“Emmm, aku penasaran seperti apa apartmenmu sampai membuat teman temanmu itu sangat betah mengunjunginya dan sering membuatmu naik darah” Irene terkekeh kecil mengingat ekspresi marah Suho jika Baekhyun Chanyeol dan Sehun sudah memberantakan apartemennya.

“Ahhh anak anak nakal itu” Suho ikut terkekeh

“selesaikan makan mu dan kita pulang” Ucap Irene menghabiskan minumannya

“Nae” Suho dengan cepat menghabiskan makanannya.
Setelah selesai makan malam, SUho dan Irene pun pulang ke Apartmen Suho.

Hujan yang sangat deras dimalam itu membuat suhu semakin dingin. Irene dan Suho sampai didepan pintu Apartmen, Suho pun menekan angka angka rahasia tak lama kemudian pintu besar itu pun terbuka menampilkan apartmen mewah milik pria bermarga Kim itu.

“Ayo masuk” Suho menarik lembut tangan wanitanya itu untuk mengajaknya masuk, Irene pun mengikuti langkah prianya. SUho berjalan terlebih dahulu sedangkan Irene menutup pintu Apartemen itu. Irene agak heran melihat SUho yang tiba tiba mematung dengan pandangan lurus kedepan.

“Ada…ap???” Irene ikut mematung ketika mengikuti pandangan Suho, lalu spontan membulatkan mata dan mulutnya sedikit terpenganga.

“Byun Baekhyun Park Chanyeol!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Suho berteriak sambil menekankan kedua nama sahabatnya itu, ya bagaimana tidak pemandangan yang membuat Suho dan Irene mematung adalah pemandangan dimana ruangan santai apartmennya berubah menjadi seperti gudang barang barang rusak dengan sampah makanan ringan dan kaleng minuman yang berserakan dimana mana. Kabel video game yang saling berbelit dengan kabel televisi dan home theater milik Suho, siapapun yang melihat pemandangan pasti akan jijik.

“Suho tenanglah” Irene mencoba menenangkan Suho yang emosinya mulai memuncak

“Bagaimana aku bisa tenang, setiap kali mereka selesai bermain selalu aku yang membereskan mainannya, kau liat kan Rene? Kau lihat? Mereka sangat keterlaluan, haruskah aku membelikan Apartemen untuk mereka agar mereka tidak menghancurkan apartemenku lagi????? Dimana mereka?” Suho mengeluarkan ponselnya berniat menghubungi kedua orang itu.

“Sudahlah ayo aku bantu membereskannya” Irene menurunkan ponsel dari tangan Suho, mencegah Suho menghubungi mereka. Suho pun menuruti Irene.

“Suho bisa tolong ambilkan kantong plastik untuk sampahnya?” Perintah Irene sambil memunguti sampah makanan dan kaleng minuman

“Emm sebentar rene aku ambilkan dulu” Suho pun berjalan kea rah dapurnya, suara hujan yang sangat deras pun sampai terdengar ke dalam Apartemen kedap suara tersebut, lalu suara petir yang sangat kencang mengejutkan dua orang itu.

“Arghhhhhh” Irene yang terkejut memejamkan matanya dan menjatuhkan sampah yang dipegangnya termasuk beberapa  kaleng minuman yang jatuh ke lantai menimbulkan suara agak bising

“Kau pasti mabuk lagi” suara seorang wanita paruh baya terdengar lirih

“Minggir, aku mabuk atau tidak itu bukan urusanmu” Jawaban dari gadis mabuk itu terdengar kasar

“Kapan kau akan berhenti mabuk mabukan… … hyun-ah!”suara wanita paruh baya itu mulai bergetar menahan tangisnya

"ketika aku mati!” gadis itu terkekeh

“Reneee?? Kim Irene?” Suho mengguncang tubuh Irene yang jatuh dilantai

“Rene kau baik baik saja?” Suho terus memeluk tubuh Irene yang bergetarseperti orang ketakutan

“Suho? Suhoo?” Lirih Irene sambil menangis

“Aku disini rene aku disini” Suho mengusap keringat yang keluar didahi wanita itu

“aku takut suho” Irene menangis dipelukan Suho sambil memejamkan matanya

“aku disini kau tidak perlu takut sayang” Suho memeluk Irene semakin erat, lalu membawa Irene ke kamarnya dengan menggendong Irene ala bridal style dan membaringkan tubuh Irene diranjang besarnya.

“Apa aku seburuk itu..” Gumam  Irene sangat pelan sambil terus memejamkan matanya

“Apa Rene aku tidak dengar kau bilang apa” tanya Suho lembut

“Suho?” Irene membuka matanya lalu agak terkejut dengan posisinya yang berada diranjang Suho

“Emmm?” Jawab Suho lembut

“Apa yang terjadi?” Irene mendudukan tubuhnya

“Kau tadi pingsan ketika ada petir Rene,” Suho merapikan rambut Irene yang berantakan

“Ahhh maaf membuatmu khawatir” Lirih Irene

“kau baik baik saja sekarang?” Tanya Suho

“Emmm aku baik baik saja” Irene mengusap tangan Suho yang sedang mengusap pipinya

apa bayangan itu adalah bayangan kehidupan masa laluku, seburuk itu kah aku Tuhan?!” Batin Irene mengingat bayangan tadi, lalu petir kembali menyambar mengeluarkan suara yang menggelegar membuat listrik seketika padam

“Arghhh Suhooooo” Teriak Irene ketakutan

“Aku disini sayang, jangan takut” SUho dengan cepat memeluk Irene

“Kenapa petirnya kencang sekali sih, aku takut” Gerutu Irene masih memeluk Suho erat

“Sini berbaringlah, agar kau tidak terlalu takut” Suho menidurkan tubuh mereka, dua sejoli itupun berbaring berhadapan ditengah kegelapan

“Suho aku tidak bisa melihatmu” Gumam Irene

“Ah aku lupa, aku meninggalkan ponselku diruang tengah” Jawab Suho,

“Emmm” Irene hanya berdeham, posisi mereka sangat dekat hingga membuat jantung Irene seperti akan lompat dari tempatnya

“Rene….” Panggil Suho sangat lembut

“Iya Suho?” Irene berkali kali menelan salivanya mendengar suara suho yang sangat menggoda itu.

Miracle and Destiny (FINISH✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang