Chapter 15 : SATURDAMN

834 94 13
                                    

"Eventhough I am nobody for you, this heart still doesn't accept when you're with others"
.
.
.
.
.
.

Malam menggantikan senja  kemudain fajar menggantikan malam, libur akhir pekan yang dinantikan semua orang pun tiba. Sabtu pagi kembali menyapa keluarga Kim, jam 6 pagi Irene sudah siap dengan pakaian olahraganya, celana dan jaket hijau dipadu dengan kaus putih sangat cocok dengan kulitnya yang putih pucat, rambut yang dibiarkan tergerai dihiasi dengan jepitan lidi warna warni menyilang dibagian poninya.

Irene turun ke bawah berharap ada Suho yang akan ia ajak untuk menemaninya Jogging, namun yang ia temukan hanya Nyonya Kim yang sedang menonton televisi masih mengenakan piyamanya duduk disofa sambil memakan semangkuk salad dengan penutup mata menempel dikepalanya.

“Eomma?” Irene menghampiri Nyonya Kim

“Oh Irene-ah kau sudah bangun?” Tanya Nyonya Kim

"AKu akan berolahraga Eomma”Jawab Irene duduk disebelah Nyonya Kim

“Dengan Suho? Dia bilang juga akan berolahraga” Tebak Nyonya Kim

“Ah benarkah? Aku tidak tau jika dia juga akan berolahraga Eomma” Irene menggaruk kepalanya

“Tadi dia sudah turun dengan pakaian olahraganya, tapi dia ke kamarnya lagi katanya ada yang tertinggal. Ikutlah dengannya Irene-ah agar kau tidak sendiri”  Nyonya Kim memberi saran

“Tidak usah eomma aku akan berolahrga ditaman saja” Irene tersenyum kecil

“Kita kedokter ya sayang, wajahmu makij pucat saja” Ucap Nyonya Kim khawatir

“Nae? Ah tidak perlu eomma aku hanya butuh sedikit olahraga” Irene tersenyum terpaksa

“Baiklah, ah itu Suho. Junmyeon-ah ajak Irene bersamamu ya, lihat dia sudah siap dengan pakaian olahraganya” Nyonya Kim sedikit berteriak kepada Suho yang baru turun dari tangga

“Oh?” Suho sedikit terkejut

“tidak perlu Eomma aku sendiri saja sungguh” Rengek Irene

“AKu sudah janji dengan teman, Eomma” Jawab Suho dengan ekspresi bingung

“Ajak juga Irene bersama temanmu, kau tega membiarakan Irene berolahraga sendiri” Ucap Nyonya Kim tegas

“Eomma” Irene terus merengek

“Tapi Eomma..ah baiklah ayo Irene-ah” Suho menjawab dengan ragu lalu menyetujui saran Nyonya Kim untuk mengajak Irene.

Suho dan Irene pergi berolahraga ke taman kota menggunakan mobil Suho, namun alih alih ke taman kota, Suho malah terus melajukan mobilnya kearah yang Irene tidak ketahui. Seperti biasa Irene terlihat seperti manusia normal jika sedang bersama Suho, Irene sudah terbiasa dengan keadaannya sekarang, Semua organnya akan otomatis hidup ketika bersama Suho dan akan otomatis mati jika Suho pergi, wanita pucat itu sudah seperti robot dengan Suho sebagai baterainya.

“Bukankah kita akan ke taman kota ?” Tanya Irene yang duduk disebelah Suho

“Memang” Jawab Suho singkat

“Lalu mengapa kea rah sini?” Irene melirik kebingungan ke luar jendela

“kita…akan menjemput Jisoo dulu” Jawab Suho pelan

“Mwo? Kau akan pergi dengannya? Mengapa tdak bilang? Kalau aku tau kau akan pergi dengannya aku tidak akan ikut” Irene berteriak kecil

“tidak usah berteriak seperti itu, tak apa kau ikut lagipula kau juga belum pernah bertemu dengannya kan?” Jawab SUho santai

“tapi setidaknya aku tidak mau jadi obat nyamuk di antara kalian” Ucap Irene ketus

“apa gadis ini cemburu?” Batin Suho lalu terukir senyuman dibibirnya

“Aigoo kau sangat menggemaskan jika sedang cemberut seperti itu” Suho mengacak acak rambut Irene yang mempoutkan bibirnya

“Aish” desis Irene kesal

“Ah sudah sampai, kau tunggulah disini aku akan menghampirinya dulu” Suho keluar dari mobilnya meninggalkan Irene

Irene mengintip dari balik jendela mobil, melihat Suho dan Jisoo bercengkrama entah apa yang mereka bicarakan, Jisoo menggunakan sweater oversize merah dengan rambut digerai, melihat kedekatan mereka berdua Irene merasa panas hati, Irene terus mengehela nafas panjang untuk menghilangkan rasa cemburunya namun tiba tiba nafasnya terhenti yang artinya jantungnya juga berhenti berdetak.

“Haiissssh menyebalkan” Irene mengumpat kesal menendang nendang lantai mobil dan mengacak acak rambutnya sendiri. Cemburu membuat organ tubuhnya otomatis berhenti bekerja , sekarang Irene kembali menjadi wanita pucat berkulit dingin.
Tidak lama kemudian Suho dan Jisoo mendekat kea rah mobil, Irene dengan cepat merapikan rambutnya, tidak lama kemudian Suho membuka pintu dan menatap Irene sejenak

“Mwo?” Irene heran mendapat tatapan aneh dari Suho

“Ka..kau pindahlah ke belakang” Perintah Suho terdengar sedikit ragu

“Mwo?” Irene terkejut tidak percaya Suho menyuruhnya pindah

“Siapa Daepyonim?” Jisoo memiringkan badannya penasaran dengan siapa Suho berbicara

“Baiklah” Irene dengan nada sinis secara kasar membuka pintu mobil dan pindah ke kursi belakang.

“ayo masuklah Jisoo-ssi” Ucap Suho ramah

“Daepyonim siapa wanita itu?” Tanya Jisoo pelan

“Dia Irene, nanti aku ceritakan” Suho mendorong pelan bahu Jisoo agar cepat masuk ke dalam mobil.

Suho pun menjalankan mobilnya dengan santai. Sesekali ia melirik ke kursi belakang lewat kaca spionnya memastikan Irene baik baik saja, namun yang ia temukan adalah ekspresi dingin dari wajah pucat Kim Irene, membuat SUho agak merasa bersalah menyuruhnya pindah ke belakang.

“Irene-ssi maafmembuatmu tidak nyaman, seharusnya kau tidak perlu berpindah tempat duduk” Jisoo memecah keheningan dengan memutar badannya ke belakang

“Tak apa” Jawab Irene dingin

“Maafkan aku” ucap Jisoo pelan lalu memposisikan kembali duduknya seperti semula.

“Kau marah Irene-ah?” Suho menatap Irene dari kaca spion namun hanya mendapat tatapan dingin dari Irene.

Tak lama mereka sudah sampai di taman kota, mereka pun keluardari mobil. Irene menikmati pemandangan sekitar, Udara pagi yang sejuk dan sinar matahari yang hangat menyentuh wajah pucat Irene.

Miracle and Destiny (FINISH✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang