Best friend?

937 151 23
                                    

💙💙

Sebelum lanjut ke cerita, aku mau curhat dulu guys.
Jadi, sekarang jarang banget up ya buat cerita ini. Bukan buat cerita ini aja, tapi cerita pertama kau juga jarang up.
Kenapa? Karena sekarang aku sekolah offline, dan sibuk banget sama praktikum dan kawan kawannya. Beberapa Minggu lagi juga udah mau PAS kan ya.
Dulu aku sering up karena bisa nyicil nulis dalam satu hari itu, sekarang karena sibuk jadi ga bisa, tapi aku tetep berusaha buat bisa nulis dan lanjutin part ini biar ga gantung kok;)

Kemaren target 1k tapi lama ga nyampe, jadi aku up aja ya;)
Sekarang kalo ga ada vote, ga bakal up deh xixixi;v

Back to story guyss enjoyyyyy...

Setelah menyiapkan dan menata barang barang di tenda, mereka semua beristirahat untuk mengisi perutnya.

"Waktu istirahat cukup ya? Sekarang kalian cari ranting yang ada di sekitar tempat ini, untuk api unggun malam besok." Fenly mulai memberikan instruksi kepada seluruh anggotanya.

"Oh iya, saya harap saat berkegiatan jangan ada yang bermain ponsel. Paham?"

"Paham Kak."

Saat Sheila dan Lidya sibuk mencari kayu bakar, tiba tiba Jessica datang dengan ponsel di tangannya.

"Apa Ji? Lo kangen sama Sheila? Kebetulan gue sekelompok sama dia, nih." Jessica mengarahkan ponselnya ke arah Sheila hingga ia bisa melihat sosok Fajri di layar ponsel Jessica.

"Jes, apaan sih. Nanti ketahuan berabe," bisik Sheila

"Tenang aja kali ga bakal ketahuan, lagian disini cuma ada kita," ucap Jessica

"Jes, mending matiin deh. Kalo ketahuan disita ntar hp lo," Ucap Lidya

"Lagi apa sih ribet bener?" Tanya Fajri

"Ini kita lagi nyari ranting," jawab Jessica

"Udah dulu deh vidcall nya nanti aja, takut ketahuan panitia," ucap Sheila sambil merebut ponsel Jessica.

"Lah? Emang kenapa?"

"Dilarang main ponsel kalo lagi kegiatan," jawab Sheila malas

"Cihhh, possesive amat," cibir Fajri

"Udah matiin deh, kalo lo mau nyinyirin orang nya nanti aja," ucap Sheila

"Dih, ga guna banget."

"Ekhem."

Semuanya sontak menegang saat mendengar deheman seseorang. Mereka berbalik badan, mendapatkan Fenly yang bersedekap dada memandang mereka tajam dan datar seperti biasa. "Apa rules tadi kurang jelas?"

"E-enggak Kak," jawab mereka gugup dan takut.

Tanpa berkata apapun Fenly mengambil ponsel yang ada di tangan Sheila. Ia melihat siapa yang berbicara pada gadis itu.

"Lo tau mereka lagi ada acara, jadi ga bisa diganggu," ucap Fenly

Fajri tersenyum miring di sebrang sana. "Ck. Lo bikin rules itu buat semua anggota atau cuma buat Sheila?"

Fenly mengernyitkan dahinya menatap Fajri. "Disini sama, ga ada yang diutamakan."

"Bilang aja kalo lo ga suka gue telepon Sheila kan?"

"Iya. Puas lo." Fenly memutuskan sambungan teleponnya sepihak lalu pergi melangkah menjauhi Sheila dan yang lainnya.

"Eh, hp gue," lirih Jessica

Ketika Iman yang Berbicara || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang