Tentu Ara kaget. Bukan hanya dirinya, bahkan semua murid-murid yang sekarang menempati kantin itu menoleh kepadanya.
"Iyakan, Lo pulang bareng Mark! Gue liat kok semalem!" Naisha tersenyum dengan smirk-nya seraya melipat kedua tangannya di atas perut.
Ara melihat ke arah Winwin dengan takut-takut. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan setajam anak panah dan sedingin embun salju. Sedetik kemudian ia menghempaskan sendok alumunium yang digenggamnya ke atas piring kaca yang berada tepat di depannya. Setelah itu Winwin memilih untuk keluar dari kantin.
"Kak--"
"Ngapain lo? Gak usah dikejar!" Naisha mendorong Ara yang hendak menyusul Winwin. Ara tak jatuh, hanya mundur beberapa langkah karena dorongan Nancy.
"Ganjen banget! Gak cukup satu cowok, hah!"
"Ngerasa cantik lo!" Hardik Naisha lagi. Ara masih diam mengatur nafasnya dan menahan amarahnya.
"Gatal banget! Udah Winwin, sekarang Mark juga! Pinter juga Lo, ngedeketin yang famous! Cari muka lo, hah?!"
"BUAT LO SEMUA CEWEK-CEWEK! DENGERIN GUE YAH! JAGA COWOK LO PADA SEBELUM DIREBUT SAMA JALANG INI!" Naisha membesarkan volume suaranya agar semua orang di kantin mendengarnya.
Ara heran. Apa urusannya dengan Naisha. Kenapa Naisha terlihat seperti menyimpan dendam kepadanya. Padahal Ara sama sekali tak pernah mengganggu wanita itu.
"Cih!" Merasa sudah selesai, Naisha memilih meninggalkan wanita yang sedari tadi hanya diam membisu di hadapannya.
"NGACA, BITCH!" Belum jauh Naisha melangkah dengan sigap Ara menjambak rambut Naisha hingga perempuan itu jatuh terduduk.
Tentu saja murid-murid di kantin itu terkejut, karena sejak tadi Ara hanya diam tak melawan. Tapi lihat yang dilakukannya sekarang.
Naisha tentu tak mau dipermalukan. Ia segera berdiri dan mengubah posisinya menghadap Ara yang berdiri di belakangnya.
"KURANG AJAR LO BANG--"
"Sentuh Ara, gue pastiin lo besok gak bisa sekolah lagi di sini!" Itu Jaehyun.
Naisha menurunkan tangannya, membatalkan niatnya untuk menampar wanita di depannya itu. Naisha menatap Ara dengan tatapan tajamnya, rahangnya mengeras, kedua tangannya menggepal erat. Setelah itu ia memilih meninggalkan kantin.
Ara rapuh, tentu saja. Naisha sudah mempermalukan dirinya. Belum lagi Winwin yang terlihat sangat marah dengannya. Ara ingat dengan ancaman Winwin. Ia tau laki-laki itu akan melakukan sesuatu yang tak diinginkannya kepada Mark.
"Udah, sekarang kalian balik ke kelas." Jaehyun meminta Ara, Nita, Jisung dan Chenle kembali ke kelas mereka.
"Lo tenang aja, biar gue yang ngomong sama Winwin." Jaehyun meyakinkan Ara.
Tentu saja itu belum dapat meredakan kekhawatiran Ara. Ia tahu benar, Winwin tak akan mendengarkan siapapun. Apa yang Ia ingin lakukan, maka itu akan dilakukannya.
【️ 🐯🍉🐯 】️
"Jen, kamu mau kemana?" tanya Tiffany saat melihat anak laki-lakinya yang baru saja menuruni tangga."Pergi."
"Kemana? Ini mau magrib loh Jen."
"Bukan urusan Mama!"
"Berani kamu bentak Mama kamu, Jen! Papa gak sekolahin kamu buat jadi anak kurang ajar!" Donghae yang duduk di sofa yang berada di ruang keluarga, langsung berdiri mendekati anak laki-lakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Senja | Mark Lee
Fiksi PenggemarHai Kamu, Sang pengagum senja ku. Laki-laki yang terlihat sempurna di mata dunia. Nyatanya, Ia tak benar-benar sempurna. Tanpa dunia ketahui, Ia bersikeras menutupi segala luka. "Alasan Kakak suka senja, apa?" "Simple. Karena pada senja entah apa a...