【️ 🐯🍉🐯 】️
Pagi itu Ara datang ke sekolah lebih lambat dari biasanya. Entah karena faktor apa. Dia datang lima belas menit sebelum bel sekolahnya berbunyi.Ara sedikit mempercepat langkahnya saat melewati beberapa koridor kelas untuk menuju ke kelasnya.
"Eh, tunggu!" Ara yang merasa terpanggil, menoleh ke arah suara yang berasal dari belakangnya.
Ara dapat melihat dua perempuan yang tak jauh darinya, sedikit berlari kecil untuk mempercepat langkahnya. Mereka dua perempuan yang Ara temui di laboratorium semalam.
"Yang semalam kan?" tanya salah satunya. Ara mengangguk.
"Siang ini ga ada les bimbingan," katanya.
"Kenapa? Bukannya hari ini jadwalnya."
"Mark gak masuk, Bu Krystal juga ada urusan. Mau ngasih tau itu aja sih, kita duluan ya," pamit kedua perempuan tadi.
"Iya, makasih," ucap Ara sebelum kedua perempuan itu berjalan lebih jauh darinya.
Ara masih terpaku ditempatnya. Heran akan suatu hal.
"Kenapa Kak Mark gak masuk?"
"Sakit?"
"Ga ah orang semalam sehat walafiat aja." Ara bergumam sendiri.
"Kok gue jadi kepikiran ya? Padahal semalam sehat-sehat aja." Ara bergumam seraya sedikit mempercepat langkahnya menuju kelasnya.
"Tanya temennya aja ya kali."
"Eh, gue kenapa si." Ara hanya merutuki dirinya sendiri. Entah mengapa tiba-tiba dia perduli dengan laki-laki itu.
Meskipun Ara membatalkan niatnya untuk tidak bertanya pada teman-temannya Mark tentang kabar Mark, tapi dibenaknya masih bertanya-tanya apa penyebab Mark tidak masuk sekolah hari ini.
Ara baru saja memasuki kelas. Dari pintu kelas dapat dilihat tiga orang gabut yang sedang melakukan hal yang tidak berfaedah.
Chenle duduk di kursi milik Ara, di sebelah Nita. Dapat Ara lihat, mereka sedang membuat pesawat dari kertas buku yang sepertinya sudah tak terpakai. Sedangkan Jisung, dia mendapat tugas untuk menerbangkan pesawat itu keluar jendela kelas. Pantas saja, dari tadi Jisung bolak-balik dari bangku Ara untuk mengambil pesawat kertas yang sudah jadi dan ke jendela kelas untuk menerbangkannya. Benar-benar unfaedah.
"Gue kira lu gak masuk. Tumben penunggu sekolah datangnya lambat," kata Chenle seraya bangkit dari kursi yang Ia duduki, karena melihat pemiliknya baru saja datang.
"Tadi ban mobilnya Papa kempes."
"Kenapa gak bareng Kak Jen--"
"Maaf." Chenle meminta maaf dan membatalkan pertanyaannya saat melihat raut wajah Ara yang tiba-tiba berubah menjadi sedikit tertekuk.
Ara sensitif dengan pertanyaan yang menyangkut Dia dan Kakak laki-lakinya itu. Sebabnya, karena hubungan mereka tak pernah baik.
Ara menggeleng lalu tersenyum kepada Chenle. Agar Chenle tak terlalu merasa bersalah.
"PAK YOONGI MASUK WOY!" teriak Yangyang yang baru saja memasuki kelas itu dengan langkah yang buru-buru.
For you information, Pak Yoongi adalah Wali kelas X IPA 1 dan Dia mengajar pelajaran Matematika.
Seketika suasana kelas itu mendadak hening. Tak ada satupun yang berani mengeluarkan suara. Bahkan yang ingin bersin ataupun batuk terpaksa menahannya saat Pak Yoongi sudah duduk di meja guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Senja | Mark Lee
FanfictionHai Kamu, Sang pengagum senja ku. Laki-laki yang terlihat sempurna di mata dunia. Nyatanya, Ia tak benar-benar sempurna. Tanpa dunia ketahui, Ia bersikeras menutupi segala luka. "Alasan Kakak suka senja, apa?" "Simple. Karena pada senja entah apa a...