PART 05🍑

944 129 1
                                    

Hawa dan kedua sahabatnya kini tengah berada dikantin. Tak jauh dari Hawa, Adam dan teman-temannya juga tengah duduk dibangku kantin sembari memakan pesanannya.

"Lo kemarin pulang sama Kak Lathan, Wa?," pertanyaan dari Fanya membuat Hawa memberhentikan makannya.

"Iya. Kok lo tahu sih?"

"Yaelah Wa, sekarang lo itu jadi pembicaraan satu sekolah. Gara gara lo pulang sama Kak Lathan. Lagian sejak kapan lo deket sama dia? Jangan jangan lo pake jampi-jampi ya?,"  Ocha menyahuti.

Hawa menyentil kening Ocha kesal, "Sembarangan! Gue gak sengaja pulang sama dia. Karena taksi yang gue pesen gak dateng dateng, eh ketemu sama dia dan ngajakin pulang bareng."

Fanya membulatkan matanya kaget, "Serius Kak Lathan ngajakin lo pulang bareng?"

Hawa mengangguk, "Emang kenapa sih?"

"Kita kaget aja, baru kali ini Kak Lathan nyamperin cewek. Ngajak pulang bareng lagi. Jangan-jangan dia suka sama lo?"

Hawa membeo kaget, "Hah? Gak usah ngadi-ngadi deh Cha!"

"Mending lo jauh-jauh dari Kak Lathan deh. Soalnya Kak Lathan itu punya banyak saingan. Apalagi cewek yang namanya Laura. Cewek itu bener-bener bahaya buat lo Wa," saran Fanya.

Hawa mengerinyit bingung, "Emang Laura itu siap-"

Brakk!

Ucapan Hawa terputus ketika seseorang mendatangi mejanya dan menggebraknya keras. Fanya yang melihat itu membulatkan matanya kaget, pasalnya orang yang datang tersebut tidak lain adalah Laura. Cewek ular yang sering kali menganggu Lathan.

"Baru aja diomongin, udah dateng aja," ucapnya lirih.

"Eh Dam, itu bukannya Laura? Dia ngapain datengin Hawa sama temen-temennya?"

Adam menoleh ke arah yang dimaksud Saga, dia mengerinyit bingung karena melihat Laura yang datang dengan teman-temannya menghampiri Hawa.

"Eh lo siapa sih? Dateng-dateng main gebrak meja orang aja!," kesal Hawa.

"Wa, udah. Mending kita balik ke kelas ajak yuk?", usul Fanya karena khawatir akan terjadi apa-apa pada sahabatnya itu.

Hawa menoleh ke arah Fanya, "Gak bisa gitu dong Nya! Nih cewek kudu dikasih pelajaran biar ngerti sopan santun!"

Laura menatap Hawa sinis, "Berani sama gue lo? Gue ini senior lo, lo itu cuma adik kelas yang sok keganjenan sama pacar orang!"

Hawa mencibir, "Mau lo senior kek apa kek gue gak peduli! Pacar orang? Oh gue tahu, maksud lo Kak Lathan? Setahu gue nih ya Kak Lathan gak punya pacar tuh. Lagian gue gak ganjen sama sekali. Gue tanya sama lo, disini yang selalu ganjen sama Kak Lathan gue apa lo? Dasar cewek uler!"

Jangan coba-coba melawan seorang Hawa Hengkari, karena jika dia sudah berdebat dengan seseorang sulit sekali untuk mengalahkannya. Dia mampu membalikan semuanya pada lawannya.

Laura menggeram kesal,  "Cewek uler? Lo itu bener-bener ya!,"  Laura mengangkat tangannya siap menampar Hawa.

Adam yang melihat itu dari kejauhan hendak menghampiri Hawa. Namun langkahnya kalah cepat dengan seseorang yang kini tengah mencekal tangan Laura yang hendak menampar Hawa.

"Gak usah main kasar."

Lathan.  Cowok tersebutlah yang kini tengah mencekal tangan Laura. Fanya dan Ocha membulatkan matanya tidak percaya bahwa Lathan sekarang berada ditengah tengah mereka.

"Lathan, dia berani ngata-ngatain aku. Bilang sama dia kalo kita itu pacaran, biar dia tahu rasa!," ucap Laura.

Hawa yang mendengar itu berdecih tidak suka. Cewek dihadapannya benar benar membuatnya kesal.

Lathan memandang Laura datar, "Pertama, gue gak kenal lo siapa. Kedua, gue gak pernah nembak lo dan kita gak ada hubungan apa-apa. Jadi berhenti gangguin  gue."

Laura membulatkan matanya, "Kok kamu ngomong gitu sih?"

Lathan tidak menanggapi fokusnya menatap Hawa yang kini juga menatapnya.

Hawa menghela nafas, lalu dia melangkahkan kakinya meninggalkan kantin.

Adam yang melihat itu menghampiri Laura yang kini tengah mencak-mencak karena kesal. Fanya dan Ocha sibuk mengejar Hawa, seperti apa yang dilakukan Lathan.

"Ngapain lo liatin gue? Naksir?," Laura mengibaskan rambutnya ke belakang.

Adam yang melihat itu tersenyum, "Gue cuma mau ngasih tahu, make up lo luntur tuh. Ngaca gih, muka lo mirip kuntilanak. Nyeremin," ucapnya lalu melenggang pergi.

Laura melotot dia memegangi pipinya, "Sialan! Tunggu pembalasan gue Hawa," ucapnya menyeringai.

Lalu dia pergi meninggalkan kantin bersama teman-temannya

*****

Lathan mencoba mengejar Hawa yang kini tengah berjalan dikoridor sekolah. Tangannya berhasil mencekal pergelangan tangan Hawa yang membuat gadis itu menghentikan langkahnya.

Hawa menoleh menatap Lathan lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Apa lagi kak? Gue mau ke kelas."

Lathan menatap Hawa, "Maaf."

Hanya satu kata yang dikatakan Lathan namun mampu membuat Hawa terkejut setengah mati. Maaf? Untuk apa Lathan meminta maaf padanya?

"Maaf untuk apa? Kak Lathan punya salah?"

Lathan berdehem pelan, "Gara-gara gue, lo jadi kena amuk Laura."

Baru kali ini Lathan merasakan hal yang sama sekali tidak penting baginya dulu. Lathan yang biasanya tidak peduli dengan seorang cewek manapun. Tapi kenapa saat melihat Hawa kesulitan membuatnya gelisah? Cinta. Lathan tidak mempercayai ini cinta, lagipula cinta tidak mungkin datang secepat itu.

Hawa menghela nafasnya, "Udah kan? Gue mau balik ke kelas."

Hawa melepaskan cekalan tangan Lathan darinya lalu dia melangkahkan kakinya menuju kelas. Namun baru beberapa langkah, Hawa menghentikan langkahnya saat mendengar Lathan mengucapkan sesuatu kepadanya.

"Pulang sekolah bareng gue."

Kira-kira seperti itulah perkataan Lathan yang ia dengar. Hawa hanya mengangguk lalu mulai melangkahkan kakinya lagi. Meninggalkan Lathan yang kini tengah menatap punggung Hawa yang mulai menjauh. Dia tersenyum tipis, sangat tipis hingga bisa disebut senyuman atau tidak.

Adam. Sedari tadi cowok tersebut mendengar semua pembicaraan mereka dibalik tembok. Dia menghela nafasnya pelan, entah kenapa melihat Hawa sangat akrab dengan cowok lain membuat Adam tidak suka dengan hal itu. Dia merasa aneh, seperti ada getaran dihatinya.

Adam mengacak rambutnya kasar, "Argh! Gue kenapa sih?"

Akhirnya dia melangkahkan kakinya pergi menuju salah satu tempat yang bisa membuatnya lebih tenang. Tidak mau kembali ke kelas adalah pilihannya saat ini. Dia harus membuat hatinya lebih tenang dan membuang jauh pikiran yang sama sekali tidak penting baginya.

*****

GIMANA PART INI?

Satu kata buat Hawa?

Satu kata buat Adam?

Satu kata buat Lathan?

Satu kata buat Laura?

Yuk vote dan komen biar aku semangat up!!!!

Adam dan Hawa  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang