PART 62🍑

742 94 14
                                    

"Lang, gue mau ini ya!"

Galang menoleh sekilas ke arah Ilham lalu mengangguk, "Ambil aja, nanti gue bayarin!"

Ilham mengacungkan jempolnya, ia kembali fokus untuk memilih camilan yang ingin ia makan.

Galang hanya membiarkan teman-temannya itu untuk membeli camilan yang ingin mereka beli, tiba-tiba saja mereka datang ke rumahnya tanpa bilang terlebih dahulu kepadanya. Dan saat berada dirumahnya, tahu apa yang mereka lakukan?

Mereka menghabiskan semua isi kulkasnya, lalu dengan mudahnya mereka memintanya untuk membelikan camilan yang baru. Dengan setengah hati ia menuruti kemauan dari teman-temannya itu pun karena paksaan dari bundanya yang merasa kasihan melihat wajah murung dari teman-temannya.

Yang ia yakini itu hanya akal-akalan mereka.

Galang menggelengkan kepalanya pelan, ia kembali fokus pada kegiatannya bermain ponsel.

"Lang!" Akbar berteriak memanggil Galang.

"Hm," sahut Galang malas tanpa menolehkan kepalanya ke arah temannya itu.

"Woy Lang!"

Merasa kesal, Galang menatap jengkel ke arah Akbar. "Bacot! Ada apa sih? Lo gak bisa bayar camilan? Tenang nanti gue bayarin!!"

"Bukan camilan, itu ada bidadari lo!!"

Seketika mata Galang melotot, menyadari siapa yang dimaksud cowok itu. "Serius?!"

Akbar mendengus, "Udah sana samperin! Kasihan tuh, kesusahan kayaknya!"

Galang memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, ia berjalan mendekati Akbar pandangannya mengikuti arah pandang cowok itu. Seketika seualas senyum terbit dibibirnya ketika ia melihat Hawa yang kini tengah kesulitan mengambil barang yang berada dibagian atas.

"Tunggu bentar, gue mau nyamperin doi!" Ucapnya lalu melenggang pergi.

Akbar hanya memutarkan bola matanya malas, tidak mau terlalu peduli dengan apa yang akan dilakukan Galang. Ia kembali memilih camilan sama seperti yang lainnya.

Galang terkikik geli saat melihat Hawa yang kesulitan mengambil barang yang berada tidak semampai dengan tingginya.

Ia berdehem pelan, lalu mengambil barang yang diinginkan oleh gadis itu. "Makanya minum susu biar tinggi."

Gadis itu berbalik menghadap ke arahnya, mata bulatnya menatapnya terkejut. Lucu, itu yang Galang pikirkan saat melihat Hawa saat ini.

"Lo?"

Galang menatap iris mata gadis itu, "Kenapa, hm?"

Hawa tampak menghembuskan napas, ia membuka suara lagi. "Ngapain disini?"

Galang tertawa pelan saat mendengar perkataan konyol dari gadis yang ada di hadapannya saat ini. Gadis ini benar-benar membuatnya gemas. Yang sering kali membuatnya lupa, jika gadis lucu ini sudah mempunyai seorang suami.

"Kamu pikir, aku ke supermarket ngapain? Arisan, hm?"

Hawa mengerinyit bingung saat mendengar gaya bicara Galang yang tidak seperti biasanya. Galang sendiri pun tidak tahu kenapa ia berbicara menggunakan kata 'aku-kamu' pada gadis itu.

Tapi menurutnya itu bukanlah hal yang buruk.

"Gaya bicara lo?" Hawa menatap Galang dalam keadaan bingung.

Galang tersenyum, "Kenapa? Bukannya ini lebih nyaman ya?"

"Galang lo tahu, kalo gue udah-"

Galang dengan cepat memotong perkataan Hawa, "Udah punya suami? Gue tahu, bahkan dari dulu. Kenapa? Hanya karena lo udah punya suami gue jadi gak bisa bicara pake kata 'aku-kamu', hm?"

Adam dan Hawa  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang