PART 21🍑

575 74 1
                                    

Hari ini Hawa berangkat sekolah sendiri, entah apa yang terjadi pada Lathan. Dia tidak menjemputnya seperti biasanya, bahkan pesan Hawa tidak ia balas sekalipun.

Mungkin, Lathan sedang ada masalah. Dia mencoba tidak berpikir macam-macam tentang Lathan.

"Tumben lo sendiri, kak lathan mana?"

Hawa mendudukkan badannya dan beralih menatap kedua sahabatnya, "Gue gak tau, dia gak jemput gue. Pesan gue aja gak dibales dari semalem."

"Lo lagi ada masalah sama dia?"

Hawa menggeleng, "Kita gak berantem kok, biasa aja sih. Gue gak tau dia kenapa."

"Positif thinking aja, mungkin dia lagi sibuk."

Hawa mengangguk mengiyakan, "Mungkin, gue juga gak mau mikir macem-macem tentang dia."

Kedua sahabatnya mengangguk membenarkan ucapan Hawa.

Para siswa berhamburan masuk, sama juga seperti Adam dan Rey.

"Bilangin sama pacar lo, jangan pernah berani deketin cewek gue."

Hawa menatap Adam bingung, "Maksud lo?"

"Lo gak tau apa yang dilakuinn pacar lo? Dia berangkat bareng sama pacar gue, gue liat diparkiran."

Deg.

Seketika Hawa diam, dia masih mencoba mencerna perkataan Adam tadi.

Jadi karena Indah, Lathan tidak menjemputnya? Atau itu karena kemauannya sendiri?

Pikiran buruk tentang Lathan terus berseliweran dikepalanya. Dia mencoba menepisnya, namun nihil. Perkataan Adam tadi terus terngiang-ngiang dikepalanya dan itu membuatnya merasa pusing.

"Wa, are you okay?"

Hawa sadar dari lamunannya, dia tersenyum tipis sangat tipis hingga sahabatnya itu tidak yakin itu sebuah senyuman atau bukan. "I'm okay."

Fanya dan Ocha hanya saling lirik satu sama lain, mereka sebenarnya tahu bahwa sahabatnya itu kini sedang tidak baik-baik saja. Mereka hanya tidak ingin membahasnya, takut jika itu akan membuat Hawa bertambah sedih.

Diam-diam Adam tersenyum, inilah yang dia inginkan. Biarkan Hawa tahu bagaimana pacarnya yang sebenarnya.

Dia hanya berpura-pura marah saat tadi melihat Indah berangkat bersama Lathan, dan dia sengaja memberi tahunya pada Hawa.

Karena sejujurnya, dia masih belum bisa membuka hatinya untuk Indah.

Dan dia tidak yakin, akan bisa melakukannya atau tidak.

*****

"Tuh ngapain pacar lo duduk sama lathan?"

Adam menoleh ke arah yang Ridho dimaksud, "Gak tau."

"Lo gak marah?"

"Cinta aja gak, ngapain marah ya gak dam?"

Adam hanya tersenyum menanggapi perkataan Saga padanya.

"Parah lo! Indah cantik gitu lo sia-siain!"

"Cantik ga jadi jaminan seseorang bisa bahagia dho," Rey menyahuti.

"Tuh dengerin! Jadi lo kalo cari cewek jangan yang cantik doang, tapi yang bisa bikin lo bahagia!"

"Jadi selama ini lo gak suka sama indah?"

"Gue coba tapi tetep gak bisa."

"Terus kenapa lo gak putusin bego?!"

Ridho sungguh tidak habis pikir dengan Adam, kalo selama ini dia tidak menyukai Indah? Kenapa gak diputusin aja coba? Bener-bener deh, suka banget bikin anak orang kecewa kayaknya.

"Gue gak mutusin cewek, biar dia yang mutusin gue. Lo lupa prinsip gue apa?"

Ketiga sahabat Adam diam, memang sih selama Adam berpacaran rata-rata yang akan memutuskan hubungan ya dari pihak cewek. Gak pernah tuh, Adam yang mutusin duluan. Palingan, endingnya si cewek bakalan nyesel terus ngajak Adam balikan.

Entah Adam pake pelet atau apa, yang pastinya cewek-cewek lengket banget sama dia.

Bisik-bisik para siswa terdengar ketika Hawa dan kedua temannya datang ke kantin.

Hawa mengerinyit bingung, matanya melihat area sekitar. Kali ini dia mengerti, kenapa para siswa sibuk membicarakannya. Bagaimana tidak, diseberang sana ada Lathan yang sedang asyik mengobrol bersama Indah. Bangsat sekali bukan?

Hawa berbalik, tidak peduli dengan temannya yang tampak kebingungan.

"Eh wa, mau kemana?"

"Ke perpus, mau ngadem!," jawab Hawa sembari berteriak.

Berbeda dengan Hawa yang terbakar api cemburu karena melihat Lathan bersama Indah, Adam malah duduk santai sembari bercanda dengan teman-temannya. Tidak mempedulikan Indah yang asyik mengobrol dengan Lathan.

*****

Adam tengah duduk disofa sembari bermain ponselnya.

'WORLD WIDE HANDSOME'

Saga
Permisi guys, mas WWH datang!


WWH apaan sih?

Ridho
Tuh baca aja, nama grupnya!


Anjir ga, gantengan gue kemana-mana lah!

Saga
Gue lah udah diakui, Saga Wijaya cowok paling tampan sedunia!

Iya diakui, dalam mimpi lo tapi!

Ridho
Bhahahaha!

Saga
Tega kalian!

Emang.

Ridho
(2)

Rey
(3)

Saga
Bang rey, sekali muncul ngeselin ya! Gemes banget pen gue bunuh!

Adam tertawa pelan, melihat isi chatnya dengan para teman-temannya.

"Adam, mama mau bicara sama kamu."

Adam mendongkak, "Bicara apa ma?"

Tania tersenyum, dia menghampiri putra semata wayangnya itu dan duduk disampingnya.

"Papa sama mama udah sepakat buat jodohin kamu sama hawa, gimana? Kamu mau 'kan?"

Adam melotot kaget, "Serius ma?!"

Tania mengangguk, "Kemarin, nenek hawa bicara sama papa kamu dan papa kamu langsung setuju. Mama harap kamu juga begitu."

Adam diam, sebenarnya dia juga menginginkan perjodohan ini. Namun, dia tidak yakin Hawa akan menerimanya atau tidak.

"Adam coba pikirin dulu ya ma."

Tania tersenyum, "Gak papa, mama tunggu jawabannya besok dirumah hawa."

"Dirumah hawa?"

"Besok papa sama mama mau bicarain ini sama orang tua hawa, kamu juga harus buat keputusan besok. Ya?"

Adam hanya mengangguk pelan, "Iya ma."

Tania bangkit dari duduknya, "Mama tinggal dulu."

Adam tidak mengubris, dia sibuk memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan besok.

Entahlah, Adam tidak tahu.

Adam dan Hawa  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang