PART 56🍑

745 111 37
                                    

Hawa tersenyum ramah saat para siswa yang berlalu lalang di koridor melewatinya. Hari ini ia sudah diperbolehkan untuk berangkat sekolah, yang membuatnya bersyukur karena dia merasa sangat bosan jika berada dirumah terus.

Saat ia melangkah memasuki kelasnya, ia langsung disambut oleh kedua temannya yang terlihat heboh dengan kedatangannya.

"Wa, lo beneran udah sembuh 'kan?"

"Kepala lo udah gak pusing 'kan?"

Hawa tersenyum manis, "Gue baik-baik aja kok. Tenang aja,"

Lalu ia mendudukkan badannya di bangkunya, dan menatap kedua temannya yang duduk di hadapannya.

"Sumpah Wa, kita bener-bener kaget waktu denger lo diculik. Untung aja ada Galang yang nyelametin lo." Jelas Fanya dengan raut khawatir yang masih melekat diwajahnya.

Hawa tersenyum, berbicara tentang Galang ia jadi ingat bahwa dia ingin mengatakan sesuatu pada cowok itu. Hawa harus menemuinya secepatnya. Dia sungguh berterimakasih pada cowok itu.

"Lo liat Galang nggak?," tanyanya pada kedua sahabatnya itu.

Fanya dan Ocha serempak menggeleng, mereka sungguh tidak tahu dimana keberadaan cowok yang dimaksud Hawa tersebut.

Hawa bangkit dari duduknya, "Gue ke kelasnya dulu deh. Gue mau ngomongin sesuatu."

"Mau ngomongin apa?"

"Kepo lo!" Lalu Hawa berlari keluar kelas.

Hawa menghembuskan napasnya pelan, dia melangkahkan kakinya menuju kelas Galang. Mengecek cowok itu tengah berada di kelasnya atau tidak.

"Joko!," teriaknya pada salah satu teman yang satu kelas dengan Galang.

Joko menoleh, "Kenapa Wa? Lo butuh sesuatu?"

"Galang mana?"

Joko mengulum senyumnya, "Cie nyariin, kangen ya?"

Hawa mendengus, "Joko, gue serius ya!"

"Lo mau diseriusin? Minta sana sama Galang!"

Karena kesal Hawa melempar pulpen yang  berada dimeja dekat dengannya, membuat cowok itu meringis pelan.

"Kenapa nyariin gue?"

Hawa menoleh saat suara seseorang mengagetkannya, ia tersenyum tipis saat melihat siapa pemilik suara tersebut.

"Gue mau ngomongin sesuatu sama lo." Ucapnya tanpa basa-basi.

Galang mengerinyit bingung, tapi sedetik kemudian ia tersenyum simpul.

"Ngomongin apa? Tanggal pernikahan kita?"

Hawa menyentil kening cowok itu, "Ngawur!"

Galang tertawa pelan, tangannya beralih mengacak rambut Hawa gemas.

Ia mendekatkan wajahnya pada gadis itu, "Mau ngomong apa, hm?"

Hawa menghembuskan napasnya saat wajah Galang yang sangat dekat dengan wajahnya. Rasa gugup tiba-tiba menyerang dalam dirinya.

Ini gue kenapa sih?, batinnya bertanya-tanya.

Galang mencoba menahan tawanya agar tidak meledak, wajah gadis di hadapannya benar-benar membuatnya merasa gemas. Ditambah dengan pipi gadis itu yang memerah menahan malu.

"Lang,"

Masih dalam posisinya seperti tadi, Galang meneliti setiap inci wajah gadis itu. "Hm?"

Hawa berdeham pelan, "Gue mau ngomongin sesuatu."

Adam dan Hawa  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang