PART 09🍑

697 99 1
                                    

Berangkat bareng gue.

Pesan dari Lathan membuat Hawa merasa uring uringan. Dia terus menatap pesan yang dikirim oleh Lathan sekitar lima menit yang lalu.

"Duh, kok gue jadi gugup gini sih?," rutuk Hawa.

Tok tok tok.

"Hawa, itu udah ada temen kamu. Kamu udah siap siap 'kan?"

Hawa menghela nafas, "Eh, iya ma. Hawa sebentar lagi turun."

"Jangan lama lama ya sayang."

Hawa tidak menyahut, dia menghela nafas pelan lalu membuka pintu dan turun ke bawah.

Dengan perlahan dia menuruni anak tangga, dilihatnya Lathan yang tengah duduk dan berbincang dengan mamanya.

Hawa menghela nafasnya pelan, lalu dia menghampiri mereka yang tengah duduk di sofa.

"Nah ini dia yang ditunggu, udah sana kalian berangkat," ucap Helena.

Hawa mengangguk, " Yaudah, Hawa berangkat dulu ya ma."

"Kalo gitu, Lathan juga pamit ya tan," Lathan mencium tangan Helena sembari tersenyum.

"Iya, Lathan tante titip Hawa ya dia itu agak bandel soalnya."

"Ma, ih! Hawa udah gede, lagian Hawa juga bukan barang yang dititip-titipin!," Hawa mengerucut.

Helena tertawa pelan, "Udah gede kok masih manja sih?"

"Mama!"

Lathan yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.

"Hahaha, becanda sayang. Udah sana berangkat nanti telat loh."

"Iya tante kita berangkat dulu ya tan," pamit Lathan.

Helena mengangguk mengiyakan, "Hati-hati ya."

Baik Lathan dan Hawa hanya mengangguk, lalu berjalan keluar.

Hawa yang melihat Lathan yang sudah siap pada motornya pun naik dengan perlahan.

Namun matanya tak sengaja melihat Adam yang tengah diatas motor tak jauh darinya.

Hawa mencoba tersenyum namun Adam hanya menatapnya datar dan menjalankan motornya.

Hawa mendengus, tidak tahu kenapa Adam bersikap seperti itu padanya.

Akhirnya Lathan menjalankan motornya untuk menuju sekolah.

Setelah beberapa menit mereka akhirnya sampai disekolah, banyak pasang mata yang kini tengah menatap kehadiran mereka berdua.

Siswa perempuan berbisik bisik ketika melihat Hawa lah yang dibonceng oleh seorang Lathan. Pasalnya, Lathan tidak pernah memboncengkan perempuan manapun selama disekolah ini. Tapi ini, Hawa berhasil menempati posisi pertama orang yang berhasil dibonceng oleh Lathan.

"Ampun demi apa! Hawa dibonceng sama Lathan?"

"Gila! Gue iri banget sama Hawa!"

"Dih, paling tuh cewek pake pelet makannya Lathan kepincut sama dia!"

Kira-kira begitulah seruan-seruan yang Hawa dengar, namun Hawa tidak mempedulikan hal itu.

Menurutnya itu tidak terlalu penting.

"Ayo," ajak Lathan.

Hawa mengangguk dia berjalan serasi disamping Lathan membuat para siswa perempuan menjerit histeris.

Lathan mengantarkan Hawa sampai didepan kelas. "Masuk gih, gue ke kelas dulu."

"Makasih ya kak," Hawa tersenyum tipis.

Adam dan Hawa  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang