Can i leave?

709 62 12
                                    


Tay menghubungi new untuk menemaninya menjaga gun,dengan keadaan kekacauan antara gun dan off membuat tay tidak ingin off berfikir dirinya dan gun ada apa apa, meskipun sejujurnya tay kembali menyayangi gun seperti sebelumnya dikala ia terkagum dengan pria mungil ini, namun gun adalah milik off dan off adalah sahabatnya, tay tak ingin menghancurkan kebahagiaan off dan gun yang begitu sulit mereka capai, ditambah lagi keadaan hubunganya dan new yang tidak stabil, pasti rasa ini hanya kerena tay merasa kesepian saja

“tay” tutur new pelan

“new aku ingin kau menemaniku menjaga gun itulah sebabnya aku menelponmu” ucap tay to the point

Apakah gun alasan sesungguhnya tay menghubingiku? Apakah hanya gun yang difikirkannya setelah sebulan lebih kami berpisah, batin new sesak

“hemm aku akan menjaganya, kau bisa pulang, pasti sejak tadi kau menjaganya”

“aku tidak bisa meninggalkannya aku sudah berjanji padanya”

Sekali lagi ucapan tay menyakitiku, new menggangguk paham

“gun” panggil new pelan, namun gun tak bergeming

“dia dalam pengaruh obat mungkin tertidur”

‘oh begitu, baiklah aku akan tidur Bersama gun”

“jangan”larang tay , new menyipitkan matanya

“kenapa?  apa kau takut gun tersiku cara tidurku yang aktif?”ucap new mulai kesal akan tay yang sangat memedulikan gun

“bukan, aku tidak ingin kau ikut tertular, gun juga sedang demam”
New menatap tay senang, rupanya si paus ini masih peduli padanya

“new bisakah kita bicara sebentar” new mengangguk

Tay menuntun new keruang tamu, keduanya duduk dengan suasana sangat canggung

“soal hubungan kita” tutur tay pelan

“iya”

“aku ingin minta maaf, soal kekanakkanku, aku banyak merenung setelah berpisah denganmu, aku tidak bisa hidup tanpamu, mungkin kau berfikir aku mengantar gun kerumah sakit karena peduli padanya, sebenarnya aku selalu mencari keberadaanmu disana, konyol mungkin aku jujur pernah flashback soal perasaanku pada gun, namun aku tahu saat itu perasaanku kacau karena kita, jadi apakah kau akan memberiku kesempatan lagi, aku akan berusaha lebih baik lagi untuk hubungan kita” new menyeka air matanya, ia juga sangat merindukan tay

“aku sangat merindukanmu tay” new memeluk tay dengan segenap rindu tak tertahankan

“aku juga, aku tidak dapat memeluk beruang yang hangat disetiap tidurku”

“aku juga tidak menemukan pria konyol yang selalu membuatku tertawa namun selalu merusak barang selama ini, aku sangat rindu kamu tay”

“berhentilah menangis, aku tidak suka wajah ceria ini jadi sendu” tau mengusap pipi new dengan lembut

Gun memperhatikan dari kamarnya ia senang tay dan new kembali, dengan dirinya yang sakit ia bisa mengembalika kebahagiaan kedua orang penting dihidupnya, setidaknya ada yang gun syukuri hari ini
.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya gun sudah mulai pulih dan demamnya reda, tay dan new memutuskan untuk pulang dan kembali menikmati kebersamaan yang sempat terhenti sebelumnya, diwaktu weekend ini tay dan new ingin saling memiliki karena rindu satu sama lainnya, gun pun tak mau mengganggu sehingga menyuruh keduanya pulang karena gun merasa sudah baikan

“gun kau tidak apa apa sendiri?” tanya new lembut mengusap pundak gun

“tak apa phi, gun sudah baikan, chimon juga tida terlalu banyak bergerak didalam”

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang