Nineteen

733 61 8
                                    


Pada akhirnya aku tetap saja
“Stuck with you” gumam gun dalam fikirannya, mau bagaimanapun gun pergi dan berusaha berlari off tetap akan menemukannya, karena takdir memang menyiratkan bahwa off adalah rumah untuk gun

Off menatap gun yang kini masih setia dengan lamunannya menatap langit yang penuh bintang, namun yang gun lihat bukanlah bintang seperti yang off fikirkan, gun selalu dalam bayang bayang wajah off yang terseyum usil padanya, dunia ini saling menyangka satu sama lain namun yang tahu pada akhirnya diri sendiri, dan dengan gengsi merahasiakannya, dasar manusia
Menatap bintang ditengah kota sunyi larut malam lebih indah dibanding kembang api tahun baru yang mereka nikmati setiap tahun, meskipun tahun ini berat namun jika bayarannya mendapatkan gun kembali off akan sangat mencintai hidupnya ditahun ini

“gun your my electric love” bisik off pelan ditelingan gun, gun menoleh dengan mata tanyanya

“electric? Maksudmu aku menyetrum begitu?” gun tak terima

“bukankah itu bagus, jadi kau bisa membuat jantung ini tersetrum pesonamu setiap memandangmu” gun bergidik dengan gombalan off

“tapi sungguh gun ini bukan gombal, kau bisa melihatnya dimataku” gun melakukan suruhan off dengan malas

“mana?”

“jika kau berniat tidak ingin kembali, maka lebih baik kah hancurkan jantungku saja, akan lebih baik jika pemiliknya yang melakukan sayatan disini” tunjuk off pada dadanya

“aku tidak segila kau, yang menyayat dadamu sendiri”

“darimana kau tahu aku melakukan itu?”

“aku melihatnya tadi siang, saat kau memaksa ku berciuman, dadamu penuh luka”

“benarkah? Sayang sekali , kufikir kau datang ke kamarku seperti mimpiku disetiap malam” off kecewa, gun hanya tersenyum kecil

“apa sakit?” tanya gun serius

“tidak sesakit apa yang kulakukan padamu” jawab off dengan balas menatap

“jujur aku belum bisa mengulang lagi hubungan ini phi, aku masih terluka didalam”

“aku bisa menunggumu”

“lakukanlah sebisa kau” jawab gun
Apa gun mengizinkanku kembali berusaha mengambil hatinya , off benar benar merasa bahagianya kembali

“aku akan membiarkanmu memperbaiki apa yang kau rusak” lirih gun disela tatapannya pada langit malam

“I will try to fix you, my star’ off menatap wajah gun lalu perlahan tatapannya mengarah kebibir tebal cherry yang sangat menggodanya, membuat pemiliknya tersadar seseorang akan menciumnya

“jangan coba coba” ucap gun pelan

“aku hanya ingin menatapnya bukan mencicipinya, dengan begitu aku bisa merasakan kebanggaan setiap mendapat bibir indah ini” off mengusap pelan bibir gun dengan ibu jarinya dan membuat gun benar benar tegang

“sejak dua tahun ini kau belajar romantis hah” tanya gun mengejek off yang terus melontarkan kata kata manis padanya

“bukan, selama dua tahun ini aku menyembuhkan diriku,  agar saat melihatmu seperti sekarang, aku takkan lagi membahayakanmu karena penyakit gila ku” gun sesak dengan jawaban off, bagaimana bisa gun membenci off karena penyakit yang bahkan menyiksa off juga, ini bukan salahnya tapi off menanggungnya, gun merasa bersalah

“aku minta maaf”

“untuk apa kau meminta maaf, kata maaf hanya untuk orang yang bersalah”

“aku minta maaf karena membiarkanmu menderita sendirian disaat aku memintamu untuk jangan mengusirku dari hidupmu namun aku yang memilih minggat” gun menitihkan air matanya, ia benar benar kesakitan sekarang

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang