Bagian 14

160K 3.7K 49
                                    

Hari ini Ela dan Rey terbang menuju Australia. Dan ternyata diam-diam Aezar mengajak Farrel untuk mengikuti mereka, ia tidak mau kalau sampai Rey berbuat macam-macam kepada Ela.

"Nenek."

"Ehh cucu nenek bikin kaget saja. Nenek kira sore kamu baru sampai kesini."

"Maaf nek, aku sungguh merindukanmu. Nenek nampak bahagia hari ini, apa ada sesuatu?"

"Nenek baru saja membeli tanaman anggrek yang sudah kami idam-idamkan tiga bulan yang lalu bersama nyonya Alice."

"Oiya dimana nenek Alice, aku belum menyapa beliau."

"Sedang ditaman, menyiram tanaman anggrek yang baru saja kami beli. Ayo temui dia."

"Nenek Alice."

"Haiii cucu kesayangan nenek, apa kabar?"

"Baik nek"

"Dengan siapa kau kemari, mana Aezar?"

"Emmmm Ela kemari bersama mas Rey calon suami Ela.

Nenek Desi dan nenek Alice kaget mendengar perkataan Ela.

"Jadi kabar kau akan menikah itu bukan dengan cucuku Aezar La?"

"Tentu saja bukan nek, mana mungkin saya menikah dengan tuan Aezar. Dia adalah tuan saya, saya tidak pantas untuk menikah dengan tuan Aezar."

Nenek Alice sedih, ternyata Ela tidak menikah dengan Aezar. Padahal ia sangat berharap keduanya bersama, karena Ela adalah gadis yang sangat baik dan juga dapat menjaga Aezar.

"Nenek, nenek Alice perkenalkan ini mas Rey, calon suamiku." Senyum Ela mengenalkan Rey.

"Selamat malam nyonya-nyonya, perkenalkan saya Reynand."

"Lelaki ini sepertinya anak baik tapi kalau dilihat dari wajahnya pasti usianya lebih tua dari Aezar, hahhh betapa sedihnya aku ternyata Ela tidak bersama Aezar." Batin nenek Alice lesu.

Ela, Rey, nenek Desi dan nenek Alice akhirnya makan siang bersama setelah berbicara panjang lebar untuk saling mengenal lebih dekat.

Sementara Aezar nampak gelisah menunggu diluar mansion neneknya.

"Kenapa mereka lama sekali keluarnya, apa aku harus mengintip untuk mengetahui apa yang sedang mereka lakukan." Gerutu Aezar didalam mobil

"Kak, kenapa kita harus menunggu disini? Mereka kan di Australia 5 hari, pasti menginap dirumah nenek. Sudahlah kita balik ke Indonesia saja apa kita liburan disini?"

Aezar yang risih dengan ocehan Farrel kemudian menyuruh Jery mengemudikan mobilnya menuju sebuah hotel terdekat.

Aezar memang sejak kecil hingga sekarang dilarang mengemudi mobil sendirian oleh kedua orang tuanya, meskipun diam-diam Aezar adalah pembalap hebat di sirkuit.

Sesampainya mereka sampai dihotel, Aezar memilih untuk langsung tidur. Sedangkan Farrel bingung memikirkan cara agar Ela dan Rey pisah, karena ia tau bahwa sebenarnya Aezar itu menyukia Ela tapi gengsinya saja yang terlalu tinggi.

"Hehee, aku ada ide cemerlang." Batin Farrel tertawa.

✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

"Ela kenapa dari tadi melamun, ada apa?" Tanya Aezar penasaran.

"Sudah dua bulan ini mas Rey sepertinya sedang menjauhi saya tuan, dia jarang menghubungi saya. Tidak seperti dulu ia sangat perhatian, padahal rencana pernikahan kita semakin dekat." Jawab Ela sedih.

"Mungkin dia sedang banyak pekerjaan atau mungkin ibunya sedang sakit? Dia hanya tinggal bersama ibunya kan?"

"Iya tuan, mas Rey hanya tinggal bersama ibunya. Dan tadi pagi saya baru saja menghubungi ibunya mas Rey, beliau baik-baik saja."

"Sudahlah jangan terlalu memikirkannya. Nanti malam ikutlah denganku ke pesta pernikahan sahabat kecilku."

Ela menerima ajakan tuannya, dan saat ini ia sudah menggunakan gaun pemberian dari Aezar yang dibelikannya tadi sore.

"Kak, kau bilang tadi Ela sedang sedih ya? Ini kesempatan yang bagus untukmu, hibur dia kak, ambil hatinya."

"Mmmmm, apa yang harus aku lakukan?"

"Astaga kak, masak mendekati wanita saja tidak bisa. Lantas kejadian diranjangmu beberapa bulan yang lalu ketika kau sakit itu bagaimana?" Tanya Farrel menyindir.

"Itu hanya sesuai naluriku sebagai seorang lelaki dewasa."

Farrel menepuk jidatnya, rasanya ia ingin sekali menarik dasi yang dipakai kakaknya itu agar otaknya dapat bekerja.

"Kalau begitu gunakan juga nalurimu sebagai lelaki dewasa untuk mendekati Ela kak." Ucap Farrel kesal dan meninggalkan Aezar sendiri.

"Dasar sombong, mentang-mentang mantannya segudang tidak mau berbagi ilmu sedikitmu." Ucap Aezar kesal.

Sesampai ditempat acara hujan turun cukup deras, memang saat ini Indonesia sedang musim hujan.

"Selamat malam Mr Danendra, senang bisa bertemu dengan anda malam ini." Ucap seorang lelaki yang dikenal Ela sebagai rekan bisnis tuannya.

Ternyata dipesta itu hampir semua orang mengenali Aezar. Tetapi ada yang mengganggu pandangannya dipesta ini sejak tadi, ia sedang mengawasi seseorang yang tidak asing menurutnya.

"Tuan, ayo kita memberi selamat terlebih dahulu kepada pasangan pengantin diatas."

Aezar pun menuruti ajakan Ela.

"Ela kau datang kemari juga?" Tanya pengantin wanita.

"Iya Tantri, aku menemani tuan Aezar. Sekali lagi selamat atas pernikahanmu, maaf kemarin aku buru-buru jadi tidak sempat berfoto dulu bersamamu."

"Kemarin? Berfoto?" Tanya Aezar penasaran"

"Kemarin Ela sudah datang saat acara akad nikahku Zar." Jawab pengantin pria.

"Iya tuan, jadi Tantri itu salah satu teman baik saya semasa kuliah. Dan saya kemarin menghadiri akad nikahnya sendirian."

"Mengapa tidak mengajakku?"

"Tidak mungkin saya mengajak tuan, itu tidak sopan."

Ketika hendak menjawab ucapan Ela, Tantri yang dapat membaca kondisi saat ini mengalihkan perhatian.

"Ela ayo foto dulu, aku ingin memiliki kenangan bersamamu. Dan jangan lupa nanti ikut tangkap bunga, siapa tahu kamu nanti ketularan segera menikah."

Setelah Aezar dan Ela melakukan sesi foto bersama pasangan pengantin mereka mencicipi beberapa makanan yang dihidangkan dipesta tersebut.

"Aezar." Sapa seseorang yang tidak Ela kenal.

"Hendrik." Ucap Aezar kaget kemudian memeluk orang yang memanggilnya tadi.

"Apa kau merindukanku? Sudah lama sekali kita tidak balapan, terakhir kali aku harus kalah dan menyerahkan vila kesayanganku kepadamu."

"Hahaa, ya kita sudah dua tahun tidak bertemu. Bagaimana kondisi usahamu? Apa sudah membaik? Kalau belum aku bisa menolongmu lagi."

"Tidak perlu Aezar, bantuanmu satu setengah tahun yang lalu sudah sangat membantuku untuk bangkit kembali."

"Syukurlah. Aku fikir kita tidak dapat balapan lagi karena kau menghilang setelah mendapat bantuan dariku."

"Mana mungkin aku seperti itu, aku dan Bimo adalah sahabatmu sejak kecil. Bedanya diusia kita saat ini, baru Bimo yang sudah laku dan dia nampak bahagia malam ini."

"Enak saja, yang belum laku itu tinggal dirimu."

"Wawww, apa wanita disebelahmu yang kau maksudmu pasanganmu Zar?"

"Ya"

"Aku tidak percaya, mana mungkin ada wanita yang mau dengan dirimu yang dingin dan memiliki gengsi setinggi langit." Ucap Hendrik tertawa menyindir.

Aezar yang merasa sedikit kesal lalu menarik pinggang Ela kemudian mencium bibirnya.

Ela sungguh kaget, ciuman pertamanya diambil oleh tuannya. Meskipun mereka sudah sangat sering telanjang bersama, tidur bersama, memegang seluruh anggota tubuh satu sama lain tetapi kalau masalah ciuman mereka belum pernah melakukannya. Karena menurut Ela ciumannya akan diberikan kepada lelaki yang ia cintai.

Baby Boss 21+ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang