42

1.2K 91 16
                                    

"Mah Chika sama Iyel berangkat sekolah nya naik apa?"

"Naik angkutan umum aja gpp kan?"

"Iya Mah"

"Yaudah kalian sarapan dulu Mamah mau bangunin Papah"

Cindy masuk ke dalam kamarnya untuk membangunkan Jinan. Cindy melihat Jinan masih tertidur pulas,ia pun mendekati Jinan kemudian mulai membangunkan Jinan.

"Jinan sayang bangun dong udah siang nih"

Tidak ada respon dari Jinan.
Cindy pun terus berusaha untuk membangunkan Jinan. Hingga pada panggilan ke lima,bukannya bangun Jinan malah menarik Cindy agar jatuh ke dalam pelukannya. Cindy pun terjatuh di atas dada bidang Jinan.

"Aaaaaaaa Jinaaaaaan"

Jinan yg mendengar teriakan Cindy pun langsung membuka matanya.

"Apa sih teriak teriak nanti Bintang bangun lho"

"Lagian kamu bukannya bangun malah narik aku"

Jinan semakin mengeratkan pelukannya pada Cindy hingga membuat Cindy tak bisa bergerak.

"Jinan lepasin aku" kata Cindy sambil berusaha melepaskan diri dari Jinan

"Nggak mau"

"Jinaaan aku mau ngurus anak anak dulu,anak anak mau berangkat sekolah"

"Biarin anak anak udah gede"

Jinan masih enggan untuk melepaskan Cindy,ia malah membalikkan badannya agar Cindy berada di bawahnya.
Kini posisi Jinan berada di atas Cindy.

"Kamu mau ngapain lagi sih Jii?"

"Aku mau lanjutin yg semalem"

"Ntar aja"

"Aku mau nya sekarang"

"Katanya kamu mau nyari kerja"

"Ntar aja"

Jinan mulai mencium bibir Cindy,kemudian ciumannya turun ke leher.

Cindy tidak bisa berbuat apa apa ia hanya bisa pasrah dengan apa yg Jinan lakukan.

Kini Jinan mulai membuka kancing baju Cindy satu persatu. Jinan juga meremas payudara Cindy hingga membuat Cindy mendesah.

Ciuman Jinan semakin turun hingga tepat di area kewanitaan Cindy. Tak mau berlama lama,Jinan langsung menurunkan celana Cindy.

Karena sudah tidak sabar,Jinan langsung memulai aksinya. Namun tiba tiba ada sesuatu yang mengganggu kegiatan Jinan dan Cindy.

"Mamaaaaaah"

Iyel dan Chika memanggil Cindy. Jinan pun terpaksa menghentikan aksinya.

Melihat Jinan yg sedang lengah,Cindy pun langsung mendorong dada Jinan hingga membuat Jinan terjatuh di sampingnya. Cindy segera membereskan baju nya dan langsung keluar dari kamarnya sebelum Jinan menerkam nya kembali.

"Mamah ngapain aja sih? Bangunin Papah kok lama banget" kata Chika ketika Cindy sudah berada di ruang makan

"Maaf tadi Mamah habis nyusuin adek nya dulu"

"Yaudah Chika sama Iyel berangkat sekolah dulu"

"Iya kalian hati hati"

Chika dan Iyel pun langsung pergi menuju sekolah mereka.

"Anak anak udah berangkat?" tanya Jinan yg baru saja keluar dari kamar

"Udah baru aja berangkat"

"Bikinin aku kopi dong"

"Sejak kapan kamu suka kopi,bukannya kamu nggak suka kopi?"

"Skrng aku suka kopi,udah nggak usah banyak tanya mending sekarang cepet bikinin aku kopi"

"Iyaiya"

"Oh iya nanti aku mau ke rumah temen aku"

"Ngapain?"

"Nanya nanya kerjaan kali aja dia punya lowongan pekerjaan"

"Nih kopinya,temen kamu cewek atau cowok?"

"Makasih,cewek cantik masih muda lagi"

"Asik dong bakalan ketemu cewek cantik"

"Iya dong makanya aku harus dandan yg rapi biar ganteng,kali aja nanti dia suka sama aku"

"Oh gitu ya,terus kalo dia udah suka sama kamu,mau kamu apain?"

"Mau aku ajak nikah lah,eh keceplosan" kata Jinan sambil menutup mulutnya kemudian berlari menuju kamar mandi sebelum mendapat amukan dari ibu negara.

Karena tadi Jinan masuk ke kamar mandi dengan terburu buru,Jinan pun lupa membawa handuk. Akhirnya dengan terpaksa Jinan meminta tolong pada Cindy mengambilkan handuk untuknya.

"Ciiiiin"

Satu kali panggilan tidak ada respon dari Cindy.

"Ciiiiiiiin"

Dua kali panggilan tetap tidak ada respon.

"CINDY SAYAAAAAANG" Jinan berteriak sekuat tenaga agar Cindy mampu mendengarnya.

Usaha Jinan pun tidak sia sia,Cindy mendengar panggilannya.

"Apa?" kata Cindy dengan ketus

"Galak banget sih,tolong ambilin aku handuk dong"

"Males ambil aja sendiri"

"Yaah tolong dong"

"Ambil sendiri bisa kan"

"Aku nggak pake baju sayang,masa aku keluar dengan keadaan telanjang"

"Emang kenapa? Kamu malu?"

"Iyalah malu diliatin kamu"

"Diiih sok sok an malu"

"Yaudah deh aku ambil sendiri"

Saat Jinan akan keluar dari kamar mandi,Cindy menahan Jinan agar Jinan tetap berada di dalam kamar mandi.

"Eits kamu diem di situ biar aku yg ambilin handuk nya"

"Lah gimana sih katanya suruh ambil sendiri"

"Udah diem nggak usah banyak omong"

Akhirnya Jinan pun terdiam,ia tidak mau kena semprot Cindy.

Beberapa saat kemudian,Cindy datang dengan membawa handuk untuk Jinan. Jinan pun langsung menerima handuk yg di berikan oleh Cindy kemudian langsung menuju kamar untuk memakai baju.

Saat sudah berada di kamar,Jinan kembali berteriak untuk memanggil Cindy.

"Cindiiiiii"

"Apalagi sih Jiiii? Ini tuh rumah bukan hutan jadi ga usah teriak teriak"

"Hehehe,baju aku mana?"

"Itu kan baju kamu udah aku siapin di kasur Jinaaaaan" ucap Cindy dengan nada kesal

"Loh kok aku nggak liat ya"

Cindy memutar bola matanya malas

"Makanya kalo liat itu pake mata jangan pake mulut" kata Cindy kemudian keluar dari kamarnya.

Setelah selesai memakai baju,Jinan berpamitan pada Cindy untuk mencari pekerjaan.

"Aku pergi dulu ya,doain aku supaya dapet kerjaan"

"Iya Ji aku selalu doain kamu kok"

Jinan mencium kening Cindy kemudian ia beralih mencium Bintang yg ada di gendongan Cindy setelah itu ia pergi untuk mencari rezeki.





Pengen di bikin sad ending tp ga tega.

Pengen di bikin happy ending tp pengennya sad ending.

Jadi gimana dong? :(

Keluarga CiNanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang