Malu✅

25.4K 1.3K 31
                                    



~Siapapun itu jika berani melukai milikku, dia harus berani berhadapan denganku.
•Geo Regan Cakrala.






Happy reading.


"Sekarang nggak!" Fini ternganga mendengar ucapan Regan tersebut. Secara perlahan tangannya ia turunkan dari lengan Regan, dan berlari pergi dengan air mata membanjiri pipinya.

"Hiks!" Regan tertegun, ia sepertinya mendengar sesegukan seseorang, tapi dimana?

"Klara?" panggil Regan yang berdiri di ambang pintu Fisika³. Namun sayang panggilannya dihiraukan oleh Klara yang duduk di bangkunya dengan tangan sebagai bantal kepalanya.

"Kla?" Regan memberanikan masuk ke kelas Fisika untuk pertama kalinya. Perlahan-lahan Regan menyentuh kepala Klara membenarkan beberapa rambut yang menghalangi wajahnya yang tertelungkup.

"Lo cemburu?" jelas istri mana yang tidak cemburu melihat suaminya dipeluk oleh mantan kekasihnya? walaupun hanya perjodohan, Klara telah lama menyukai Regan. Dua tahun bukan waktu yang mudah untuk dekat dengan laki-laki tersebut.

"Klara m--mau sendiri," ucap Klara dengan posisi yang sama. Mau tak mau Regan pun melangkah keluar dengan perasaan bersalah. Regan yakin dirinya tidak memiliki perasaan apa-apa, kecuali ingin menghormati keberadaan istrinya. Pinter banget ngelesnya bang!

"Perasaan apa ini?"

***


"Aaaaa, Regan tolong gue di kejar Joko!" teriak Robit di sepanjang koridor menuju kelas Biologi¹. Regan yang mendengar teriakan sahabatnya itu pun sontak menoleh kaget.

"Sini lo, mulut lo harus dirapiin!" teriak orang yang mengejarnya. Baju-baju keduanya pun sudah nampak acak-acakan beserta rambut mereka jangan ditanya.


Keadaan Robit yang kepepet mau tak mau berbalik arah, karna di depannya ada Regan yang bersidekap dada.

"Robit!"

"Joko!"

Sedetik kemudian mereka meringis kesakitan kala telinganya ditarik paksa oleh Regan. Sontak siswa-siswi yang berada di koridor tersebut menertawai nasib keduanya.

"Lo ngadu apaan ama bini gue?" bisik Regan dengan suara yang menurut Robit dan Dion menyeramkan.

"Ng--nggak kok!" ucap Dion gelagapan. Ia menatap Robit sengit, ini semua karnanya. Kenapa harus lari ke arah Regan segala?

"Jangan macam-macam!" Ketiganya seperti ayah dan anak, Regan yang sedang memarahi kedua sahabatnya lebih tepatnya. Omelan tajam Regan berlanjut hingga jam istirahat habis. Sekali ngab, langsung crewet.

"Telinga gue panas!" bisik Dion pada Robit. Kini keduanya duduk berdua, Dion diusir oleh Regan dari bangkunya.

"Gak lagi deh, bikin masalah ama tuh anak!" ucap Robit seraya melirik Regan yang duduk di samping kanan mereka.

"Kek Papa gue, kalo gue ketahuan ngambil bunga Mawar di depan rumah!" kata Dion seraya geleng-geleng kepala, memang Papanya menyukai bermacam-macam jenis bunga, seperti halnya bunga Mawar yang disebut Dion. Pernah sekali Dion di kejar keliling kompleksnya karna mengambil bunga tersebut. Hingga akhirnya Dion trauma dengan bunga Mawar.


***

"Halo!"

[Kenapa nelfon?]

"Gue butuh bantuan lo!"

Si Gadis Culun [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang