Trauma

23.7K 1.4K 6
                                    

Happy reading.

















"Aaaa tolong, ng--nggak!" Regan dan Alfa yang sedang bersitatap terlonjak kaget, mendengar teriakan Klara yang masih menutup matanya.

"Nggak, jangan sentuh aku!" teriakan Klara semakin menjadi, membuat Regan dan Alfa khawatir seketika Regan mengguncang tubuh Klara agar tersadar.

"Regan?" lirih Klara yang bangun dan langsung terduduk, keringat dingin membasahi wajahnya dengan badan menggigil.

"Iya ini gue!" ucap Regan seraya mengelus pucut rambut Klara. Sedetik kemudian mata Klara mengembun bayangan Leon yang melecehkannya terngiang lepas di ingatannya. Klara menyentuh bagian lehernya dengan air mata sudah membanjiri pipi.

"A--aku kotor, Re maafin a--ku!" tubuh Klara menggigil dengan nafas tersengal-sengal. Seketika Regan dan Alfa semakin panik.

"Nggak Kla dia gak nyentuh kamu!" hibur Regan dengan senyuman hangat. Klara menggeleng ia masih ingat betul bagaimana bibir kotor Leon menyentuh lehernya.

"Re, kemungkinan besar Klara trauma," ucap Alfa khawatir, melihat Klara sudah meremas selimut yang ia pakai.

"Mungkin, lebih baik lo keluar," usir Regan tanpa menoleh pada Alfa  yang berdiri di samping ranjangnya.

"Oke. Sebisa mungkin buat dia lupa!" kata Leon dengan mengerling jahil, yang dihadiahi tatapan sengit Regan. Daripada kena amukan Regan, Alfa lari pontang-panting keluar dari kamarnya, melihat kondisi Leon yang hampir mati tadi siang, membuat Alfa bergidik ngeri jika ditatap oleh sahabatnya tersebut.

"Regan keluar," lirih Klara hampir tak terdengar, namun masih sampai pada telinga Regan.

"Nggak, gue gabisa liat lo kayak gini," tolak Regan cepat, rasa bersalahnya semakin besar kepada Klara. Seandainya tadi siang ia mengantarkan Klara pulang, mungkin tidak ada kejadian buruk yang menimpa istrinya.

"Klara kotor, Klara udah gapantes buat Regan. Pasti Regan nanti cerain Klara kan?" kata Klara yang membuat Regan menggeleng cepat.

"Gak sama sekali, gaada satupun niat gue buat ninggalin lo," ucap Regan seraya menatap Klara nanar. Wajah yang pucat, keringat di wajahnya, serta tatapan kosong. Itulah Klara saat ini.

"T-tapi,"

"Shut! gue nggak akan ninggalin lo apapun keadaannya, dan gue janji bakalan lindungin lo, bagaimana pun caranya!"

"Janji!" Klara mengangkat tangan kanannya dengan menunjukkan jari kelingkingnya.

"Iya," jawab Regan pasti. Regan menatap leher jenjang Klara, emosinya semakin meningkat ketika teringat orang dibalik semua kejadian ini. Sejak saat ini, saat ini juga Regan berjanji tidak akan tinggal diam jika itu sudah menyangkut Klara.

***

[Halo?]

"Halo, jalanin sesuai perintah. Jangan sampai orang itu lepas dari incaran kalian, paham!" ucap Regan yang mengangkat telepon dari seseorang, kini dirinya sudah berkumpul di halaman belakang rumah Bagaskara dengan teman-temannya, setelah Klara tertidur pulas 30 menit yang lalu. Tentu itu perlu kesabaran ekstra.

[Beh! pasti Re, gue akan bawa dia hidup ataupun mati!" ucap Dion dengan senang hati, akhirnya dirinya diberi kesempatan untuk memberi Fini pelajaran, setelah sekian lama penantiannya.

"Ingat jangan sampai ada jejak!" ucap Regan dengan perasaan ikhlas dan tidak ikhlas, namun egonya sudah mengalahkan perasaan kasiannya. Siapapun itu walaupun dia orang yang Regan cintai, jika berani membuat emosi yang selalu Regan pendam kembali muncul, maka tinggal nikmati saja apa yang akan Regan lakukan.

Si Gadis Culun [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang