Happy reading.
Seorang dokter laki-laki tampak diam di hadapan Regan yang mulai menahan nafasnya. Ia belum siap jika kehilangan dua orang sekaligus di dalam hidupnya.
"Dok! cepat ngomong, kenapa alat medis itu di lepas dari tubuh istri gue? dan mau dibawa kemana dia?" bentak Regan yang melihat Klara di dorong keluar dari ruang operasi.
"Suster, papa lakuin sesuatu!"
"Ma, cegah mereka bawa Klara ma!"
"Bang, Klara masih hidupkan?" Regan menarik kerah baju Rehan kuat, namun Rehan tak merespon apapun, Rehan pun tiba-tiba tersimpuh menangisi gadis yang dibawa oleh beberapa suster.
"Kenapa kalian gak bertindak!" bentak Regan pada ketiga orang tersebut. Hingga akhirnya dokter tersebut berkata sesuatu yang membuat seluruh persendiannya lemah.
"Maaf, nyawa keduanya tidak bisa ditolong!"
Tubuh Regan terhuyung pada kursi rumah sakit dan menangis sekencang-kencangnya, ia terus meneriaki nama Klara. Hingga akhirnya matanya mengabur.
"Klaraaa!" teriak Regan yang tertidur di paha Lian di koridor rumah sakit, nafasnya tersengal-sengal dan mengucapkan kalimat syahadat.
"Operasinya berhasilkan?" tanya Regan pada Lian, Lian menatap putranya sendu, baju compang-camping serta rambut acak-acakan, Klara sudah mengalihkan kehidupan anaknya.
"Masih belum ada kabar Regan," ucap Lian lembut seraya memegang tangan anaknya erat. Cakrala dan Rehan pun masih dalam perjalanan ke rumah sakit setelah sebelumnya pulang.
"Lian, bagaimana keadaan cucuku!" teriak Sekar di koridor rumah sakit menggema. Matanya sudah sembab, serta di belakangnya ada Arkananta sudah berwajah sendu.
"Masih dalam penanganan," ucap Lian lirih tak sanggup melirik wanita paruh baya di hadapannya. Arkananta lemas seketika, apa ini hukuman untuknya karna sudah membuat Klara sakit hati? apa ini balasannya?
'Kiara, jangan biarkan anakmu menyusulmu sebelum aku,' batin Arkananta kacau. Apa ini akhirnya Arkananta akan kehilangan kedua sosok yang pernah ia lindungi? apa ini hukuman yang setimpal pewaris kekuasaan Arkananta satu-satunya akan hilang?
"Regan! bukannya sudah gue bilang, jangan sampai hilang kontak sama Klara, ini akibatnya!" bentak Rehan yang sudah berapi-api, sebelumnya ia masih meredam emosinya karna Regan tertidur pulas di dekat Lian.
"Ini akibatnya! ah sialan!" umpat Rehan langsung mendudukkan badannya di kursi yang berhadapan dengan Regan.
"Arkananta, boleh kita berbicara berdua saja?" ajak Lian yang dibalas anggukan oleh Arkananta.
Kini Lian dan Arkananta sudah berada di kursi taman rumah sakit, suasana cukup sepi dan lampu cukup remang.
"Apa kau masih ingat Fioren?" tanya Lian, sontak Arkananta menoleh menatap Lian heran.
"Kenapa dengannya?" tanya Arkananta.
"Hahaha, Arkananta apa kau tidak berinisiatif untuk menyelidiki kasus sebelas tahun yang lalu?" Lian menatap Arkananta remeh.
"Kiara pun pasti tertawa melihat kebodohanmu itu!" sindir Lian menohok.
"Maksudmu apa aku tidak mengerti?" tanya Arkananta yang sudah kebingungan maksud Lian yang berbelit-belit.
"Beberapa hari yang lalu, aku membayar detektif untuk menyelidiki kasus tabrak lari Kiara, karna aku yakin ini ada hubungannya dengan wanita murahan itu!" ucap Lian dengan tatapan tajam. Membuat Arkananta memicingkan matanya, menurutnya mustahil polisi saja tidak bisa melanjutkan kasus istrinya. Karna disangka itu murni kecelakaan dan penyebabnya putrinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Gadis Culun [Revisi]
General FictionKlara-dia merupakan gadis cantik keturunan marga Arkananta. Anak orang kaya, mapan, dan tersohor dikalangan kolega bisnis. Namun, siapa sangka? Klara hidup dalam bayang-bayang kematian Kiara-Ibundanya, yang membuat dirinya dibenci hingga ke tulang o...