Satu kasur.

25.2K 1.3K 10
                                    


Happy reading.









"Sotoy!" ucap Natusya cukup keras dan ngegas. Membuat dua orang yang mereka mata-matai mencari asal suara Natusya.

"Siapa?" tanya Klara pada Regan yang masih celingukan, lalu dibalas gelengan.
Klara bergidik ngeri, jangan-jangan itu hantu penunggu rumah sakit ini. Hiii!

"Heh! Kalimphhhh!" mulut Michell dibungkam seketika oleh Robit, bisa-bisa Regan melihat posisi mereka. Michell yang masih dibungkam memukul tangan Robit namun tak kunjung dilepaskan.

"Diam—ah sakit, Masyallah!" teriak Robit membuat Dion dan Sisil tak kalah kaget. Dengan gesit Robit mengelap tangannya yang habis digigit oleh Michell. Cewek memang galak!

"Kalian ngapain di situ?"

***

"Ini gara-gara lo!" bentak Robit pada Michell, tentu saja Michell tak terima di salahkan. Hingga terjadi adu mulut diantara keduanya.

"Suruh siapa nutup mulut gue!"

"Habis mulut lo berisik!"

"Lah lo juga berisikkan?"

"Yakan, lo gigit gue!"

"Gaada cara lain," ucap Michell tak ingin kalah. Dirinya harus menang adu mulut dengan pria bernama—Robit Aswangga—.

"Bisa lembut dikit, kek dicium kek apa kek!" ucap Robit yang mulai menjalar ke mana-mana. Membuat Michell semakin pusing.

"Pokok ini salah lo. Titik, gapake koma!" ucap Michell lantang meninggalkan Robit sendirian di bawah pohon yang tadi mereka gunakan, untuk mengintip.

"Awas, jodoh mas!" ucap salah satu suster yang melintas.

"Ogah!"

***

"Kla, lo istirahat dulu ya!" perintah Regan dengan suara lembut. Membuat Klara luluh seketika, sebelumnya Klara menolak keras, ia masih ingin bersama suaminya.

"Aku tidur dulu, suaminya Klara!" sontak Dion yang mengupas kulit buah tersenyum menggoda, melirik Regan yang salah tingkah. Baru pertama kalinya ia melihat wajah Regan merona seperti saat ini.

"Mentang-mentang udah nikah, uwwu-uwwuan gak ngajak-ngajak!" tutur Dion yang mendapatkan senggolan Sisil yang duduk di sebelahnya.

"Ngajak gelut?" lanjut Regan, membuat Klara dan Sisil terkekeh melihat dua orang tersebut. Hingga tak lama kemudian Klara tertidur.

"Menurut lo Klara bisa sembuh gak?" lirih Regan seraya duduk di lantai ikut menikmati buah yang tadi Dion kupas.

"Pasti, ingat kata Dokter. Itu hanya sementara!" hibur Dion pada sahabatnya. Regan hanya manggut-manggut mendengar ocehan Dion.

"Klara pasti sembuh kok Re, asalkan kita support dia terus!" Sisil menengahi membuat dua orang pria di hadapannya mengangguk.

"Kalian berdua ngapain kek perangko? nempel mulu perasaan," sindir Regan membuat Sisil tersedak susu yang ia minum.

"Lah salah gitu, berduaan sama calon bini?"

"Uhhuk!" Sisil tersedak untuk kedua kalinya, kali ini bukan minuman tapi buah apel. Ia memukul dadanya akibat tersedak, sedangkan Dion mulai panik melihat wajah Sisil memerah.

"Udah mendingan?" ucap Dion seraya memberi Sisil minum.

"Udah," jawab Sisil singkat.

Si Gadis Culun [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang