"gue gak pernah berharap banyak dari ortu gue" putri menggepal tangannya dan menggigit bibir nya agar ia tidak terisak.
"gue juga gak pernah minta sesuatu yang buat ortu gue susah tapi kenapa mereka gak mau nganggap gue sih Cho?" Putri bersandar di bahu Nicholas. Pipinya mulai basah oleh air mata.
"Put gue kan udah bilang ada gue sama nyokap bokap gue yang selalu nganggap Lo ada" Nicholas merangkul bahu gadis itu dengan sayang.
Jujur ia suka dengan putri. Gadis yang selalu berharap padanya dan menceritakan semua tentang nya pada Nicholas. Dari kecil sampe sekarang putri selalu seperti ini. Dan Nicholas suka dengan itu.
Putri mulai terisak. Hari ini kakaknya akan pergi berkunjung ke rumah. Bukannya dirumah putri malah kabur ke rumah Nicholas. Ia tidak mau melihat mama dan kakaknya. Putri merasa terabaikan.
"Cho" panggil putri dengan suara lirih.
"Iya?" Nicholas menatap gadis itu lekat.
Putri menarik ingusnya yang mulai keluar "entar kalo gue nikah gak ada yang jadi wali gimana?"
"Hah?"
Lah gak sehat nih bocah.
Nicholas menatap datar putri, perasaan tadi baru mewek lah sekarang malah ngeselin "kalo gak ada ya kagak usah nikah!"
Pemuda itu bangun dan keluar dari kamarnya tanpa perduli dengan putri.
"Eh ko gue di tinggal sih!" Putri menatap Nicholas sengit. Please sekarang dia lagi serius ini tapi malah di tinggal minta di smekdown emang.
✨✨✨
Ara dan jeongwoo sama dalam Mode Baek. Gimana gak coba, sekarang mereka lagi akur.
"Ini si Ruto mana lagi" ucap Ara yang melihat ke sekeliling tapi gak keliatan batang hidung nya si Watanabe Haruto.
"Tunggu aja kali bentar lagi juga datang" kata jeongwoo. Pemuda itu sibuk dengan ponselnya.
"Nah itu baru datang, eh anjir kek cewek Lo ya lama bener!" Ara menatap Haruto kesel.
"Sabar Napa sih Ra tadi gue anter tugas dulu ke meja guru" jelas Haruto. Ia menatap sepupunya itu kesel.
Ara hanya mendengus setelah itu ia merangkul lengan Haruto "yaudah ayo pulang gue mau makan laper nih"
"Lah to bukannya Lo mau ke rumah gue dulu kan?" Tanya joengwoo
Haruto mengangguk "iya tapi gue anterin Ara dulu ya"
Ara yang mendengar itu langsung menggeleng kepalanya "gue ikut aja gimana?"
"Gak" jawab Haruto dengan cepat. Enak aja entar disana malah ganggu lagi.
"Ck yaudah gue gak mau pulang" kata Ara.
Gadis itu merajuk membuat jeongwoo kesel.
"Ya udah kagak usah pulang Lo anjir! Ayo to berangkat"Ara melotot mendengar nya "Ruto aduin bunda nih ya"
"Ye Cepu lu anjir!" Kata jeongwoo menatap kesel gadis itu dan dibalas dengan tatapan tajam.
Haruto menghela nafas nya "udah woo gue anterin Ara dulu ntar baru ke rumah Lo"
Haruto menarik Ara ke motornya dan menyuruh gadis itu naik setelah itu mereka pergi dari parkir sekolah.
Sedangkan jeongwoo menatap kepergian mereka dengan geleng kepala. Entahlah ia kalo berurusan dengan Ara pasti kadang sensi gitu.
Apalagi saat lihat Ara ngintilin jungwon bikin kesel aja.
✨✨✨
Nana dan Alin sedang berdiri di depan gerbang menunggu jemputan masing masing.
"Eh Na cewek yang sama Heeseung itu siapa?" Tanya Alin menunjuk Heeseung yang di parkiran bersama seorang gadis.
Nana yang melihat jadi sedikit gimana gitu.
Tadi Heeseung mengirimnya pesan bahwa ia tidak bisa mengantar Nana pulang karena ada urusan. Dan sekarang Nana tau kalo urusannya itu adalah Yeji.
"Teman" jawab Nana
Alin menatap Nana heran "lah bisa gitu teman ya, pake pegangan tangan segala"
"Lin udah ah jangan Manas manasin gue" lirih Nana.
"Bukan gitu na maksud gue, udah ah Lo pulang bareng gue aja Cio bawa mobil ko" Alin menarik Nana ke arah mobil Cio.
Heeseung yang disana melihat dengan jelas Nana. Ia terpaksa harus mengantar Yeji karena gadis itu memohon padanya.
"Ji ini terakhir kali nya gue harap besok Lo gak akan gini lagi, gue punya kebahagian sendiri ji" ujar Heeseung pada Yeji
"Iya iya ini terakhir" gadis itu memutar males matanya.
"Tapi gak janji". Ujarnya dalam hati
✨✨✨
Jena duduk di halte dengan murung. Hari ini ia sangat lelah setelah berdebat dengan guru biologi gara gara masalah ayam dengan telur siapa duluan yang ada.
"Ini gue pulang sama siapa?" Tanya nya pada diri sendiri.
"Ck biasanya juga si Sunoo yang jemput tapi akhir akhir ini malah nge jauh dari gue"
Jena mengeluarkan ponselnya dan menelpon adiknya agar menjemputnya tapi bukan suara adiknya melainkan suara mbak operator yang mengingatkan Jena dengan pulsa yang menipis.
"Astagfirullah gue lupa isi pulsa" Jena mengusap rambutnya kasar "KENAPA GINI AMAT SIH, PASTI KUALAT GEGARA BERDEBAT SAMA GURU TADI!"
"Jena" panggil seseorang yang sedari tadi liatin Jena kayak orang frustasi
"APAAN?!" jawab Jena dengan keras ia masih tidak sadar dengan orang itu.
"Gak mau pulang?"
Jena langsung berbinar mendengar itu "ya mau lah, ayo" Jena langsung menarik orang itu tanpa melihatnya dulu.
Sunoo tertawa melihat kelakuan Jena "main narik narik aja Lo" sunoo mendorong kening Jena. Bodo amat kalo kagak sopan gemes soalnya.
"HEH! KENAPA LO DI SINI?" Jena kaget melihat sunoo
"Ya jemput Lo Jena" sunoo menarik lengan gadis itu ke motornya "sorry ya kemarin gue gak bisa jemput"
"Kenapa?"
"Gue pikir gue bisa lupain Lo tapi yang ada gue makin ke ingat sama Lo Jen" Sunoo diam sebentar ia menatap Jena dengan serius "bisa gak sih Jen buka hati lo buat gue?"
Bersambung...
Yok vote gays^^
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN || ENHYPEN ✔️
Fanfic"Karena hujan itu Lo" Heeseung. "sorry gue gak bisa pulang sama cewek cacingan gak level" Jay "ingat mulai sekarang Lo babu gue Beby" Jake "lain kali kalo ajak orang kenalan pastiin dulu kalo tangan Lo bersih biar gak di tolak" Sunghoon "gue suka sa...