BAB 4 | Cantik, Tapi Hatinya Seperti Kosong

1.3K 79 0
                                    

CANTIK,
TAPI HATINYA SEPERTI KOSONG

Tadinya Jaya pikir Reyana akan minta diantar untuk ke tempat perlindungan anak dan perempuan di ibu kota. Namun ternyata ia salah mengira, bukan tempat itu yang ingin gadis tersebut tuju.

Dan sekarang ini sudah hampir dua jam mereka melakukan perjalanan, melewati jalanan sepi serta hutan dan mereka pun belum juga sampai.

Jaya pun sedikit menoleh pada Reyana, gadis itu terus diam sedari tadi. Merenung sembari menatap keluar jendela dan bersender pada kursi mobil.

Ia kemudian bertanya. "Elo kenapa gak bilang kalau kita bakalan pergi sejauh ini." Masih menatap lurus jalanan sembari menyetir.

Mendengar ucapan Jaya, Reyana menurunkan pandangan tanpa menoleh pada pemilik suara. "Bukannya kamu sendiri yang mau nganterin."

Oke, wanita selalu benar. Jangan berdebat pada wanita yang apalagi mood-nya tidak bisa Jaya tebak. "Emang di tempat itu ada apa?"

Kelopak mata Reyana terbuka lebar, merespon. "Lebih tepatnya, disana aku menemukan banyak orang yang mengerti perasaan aku."

"Gue juga bisa, mencoba untuk jadi orang yang ngerti perasaan lo?"

"Apa?" Dan kali Reyana berhasil menoleh kearah Jaya.

Lalu seperti ucapan sebelumnya adalah angin lalu, Jaya bertanya kembali. "Jadi, berapa lama lagi kita akan sampai?"

Reyana yang masih termangu lantas menjawab. "Mungkin sekitar tiga puluh menit lagi."

Ha!!

Jaya seketika menghentikan laju mobil, membuat Reyana seketika terkejut.

"Kamu mau bunuh saya ya?" Tutur Reyana sembari merasai jantungnya yang langsung berdegub kencang.

"Kenapa gak bilang kalau kita bakalan ngelakuin perjalanan sejauh itu? Ini udah lebih dua jam perjalanan Re."

"Aku gak minta kan buat kamu anterin. Kamu sendiri kan yang mau antar aku kesini." Tutur gadis itu dengan wajah memerah.

"Ya se-enggaknya lo bilang dari tadi kita mau kemana."

"Bukannya aku sudah bilang tadi tempat tujuan kita. Dan tanpa banyak tanya lagi kamu langsung jalan seakan paham dan udah setuju sama permintaan aku."

"Ya, tapi. Gue masih banyak kerjaan setelah ini. Gue gak bisa habisin waktu hanya dengan anter jemput lo, apa lagi sampai sejauh ini. Gue juga punya pekerjaan lain Re, bukan cuma ngurusin lo."

Wajah Reyana langsung memerah padam oleh perkataan itu.

Dan untuk sesaat keduanya terdiam.

Akhirnya gadis itu pun bertutur pelan. "Kalau kamu terpaksa nganterin aku ya udah, turunin aku disini dan aku akan cari angkutan lain." Membuka pintu mobil dengan segera.

Jaya pun langsung gelagapan melihat itu. Mati, bisa gawat kalau bokap nih anak tau.

"Re, maksud gue bukan begitu."

Terlambat Reyana berhasil keluar dari mobil dan berjalan menyusuri pinggiran jalan Raya.

"Reyana...." Ah sial, kenapa dia mengatakan hal itu tadi. Dia lupa apa tujuannya bersama gadis itu sebenarnya. Ingat permintaan ayahnya. Dia harus mengambil hati gadis tersebut dan kini ia malah membuatnya marah.

Jaya pun membuka pintu mobil bergegas turun untuk menyusul Reyana.

"Re, tunggu." kejarnya menyentuh tangan Reyana pelan.

CINTA UNTUK REYANA (END) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang