T W O

14K 1.4K 73
                                    

Elea

Aku bangun cukup pagi di hari yang lumayan dingin pagi ini. Bukan karena sudah terbiasa, namun hari ini aku harus mengurus rekening Bankku yang sudah bermasalah sejak kemarin. Dikarenakan Apartmentku bukan di daerah CBD (Sydney Central Business District), jadi aku harus sedikit terburu-buru untuk pergi kesana.

Aku berangkat menuju CBD (Sydney Central Business District) dengan menggunakan taksi, dan langsung menuju Bank. Ternyata tak butuh waktu lama, hanya 30 menit, kemudian urusanku selesai dan aku bisa pulang. Namun setelah aku keluar dari Bank, cuaca di luar lumayan berangin dan mulai turun rintik hujan. Jadi aku berinisiatif untuk mampir ke salah satu cafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari Bank untuk sekedar menghangatkan tubuhku di cuaca yang lumayan dingin dan berangin.

"Morning, can I have one hot Choco? Thank you" ucapku pada seorang pelayan di meja kasir.

Saat sedang menaruh kartuku di dompet, aku mendengar seseorang memanggil namaku.

"Elea?" Panggilnya.

Tanpa menoleh, aku menjawab panggilan itu sambil membalikkan tubuhku menghadap sumber suara.

"Ya?" Ucapku.

Aku terdiam melihat sosok laki-laki di hadapanku. Lelaki yang dulu selalu ku pandangi setiap harinya kini ada di hadapanku. Walaupun penampilannya sedikit berubah, dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya dan tubuhnya yang sedikit lebih kurus namun semakin atletis.

"Hai." Sapaku dengan senyum dan ia balas dengan hal yang sama.

Kami terpaku beberapa saat sampai pada akhirnya suara pelayan memecah keheningan kami.

"Miss, your hot choco" ucap salah seorang pelayan menyadarkan kami.

"Sorry, thank you." Jawabku sambil mengambil pesananku.

"Kamu mau pesen?" Tanyaku pada Ale yang ia jawab dengan anggukan dan senyuman.

"hot americano, one." Ucapnya pada pelayan.

"Lagi buru-buru nggak? Boleh ngobrol sebentar?" Ucapnya yang aku iyakan.

Tak lama setelahnya pesanan Ale sudah tersedia dan kami menuju meja dekat jendela besar.

Pagi ini penuh kejutan, pertama cuaca pagi ini sangat berbeda dari yang ku lihat di prakiraan cuaca pagi tadi. Kedua, aku tiba-tiba harus mengunjungi daerah Central Business Sydney untuk mengurus rekening bank-ku. Dan, kejutan yang ketiga adalah Ale is here, di Sydney. Berhadapan denganku di sebuah meja cafe, tempat kami tak sengaja bertemu.

"Apa kabar Al?" Tanyaku membuka percakapan.

Ale tersenyum, "Baik, kamu?" Jawabnya menatapku.

Aku tersenyum sambil menganggukan kepalaku.

"Kaku banget ya?" Tanya Ale yang akhirnya memecah tawaku.

"Dinas? Tumben banget kamu yang pergi, biasanya Gilang kan?" Tanyaku.

"Nggak, aku disuruh ngisi seminar buat mahasiswa S-1." Jawabnya yang membuat aku cukup terkejut.

"Jangan bilang seminar Pers itu ya? Di kampusku?" Ucapku sambil menatapnya.

"Biasa aja Le natapnya." Ucapnya sambil tertawa.

"Iya seminar yang di kampus kamu itu." Tambahnya.

Aku mengangguk. Ale memang terlihat jauh lebih kurus dari 1 tahun terakhir aku melihatnya, namun Ale tetaplah Ale. Tak banyak berubah kecuali badannya yang semakin atletis dan bawah matanya yang sedikit menghitam.

PETRICHOR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang