Di selamatkan oleh pahlawan yang sangat dia kagumi adalah hal yang paling tidak menyenangkan yang dialami oleh seorang Bakugou Katsuki. Dirinya yang memiliki sifat sempurna merasa kesal dan kecewa karena harus diselamatkan.
Dia itu adalah seorang remaja yang memiliki kekuatan dan bakat yang terbaik dari yang terbaik jadi seharusnya dia itu menyelamatkan bukan diselamatkan. Terlebih lagi teman masa kecilnya yang selalu dia bully itu ikut menyelamatkan dirinya. Perasaan kesal dan marah, menggerogoti dirinya.
Itu, setidaknya adalah pemikiran dari bocah berusia 14 tahun yang selalu dituntut sempurna. Merasa dirinya adalah yang terbaik dan tak suka dipandang remeh.
~~~
Ketika Katsuki bangun dari pingsannya, dia merasakan kepalanya sangat sakit sekali seperti terhantam truk. Dia terdiam cukup lama untuk mencerna semua informasi yang masuk ke dalam kepalanya. Dia masih ingat sekali pada kenangan terakhir yang dia alami.
Katsuki tidak mungkin salah mengingat, kala itu, dia berada di sebuah pertempuran yang berhasil dimenangkan oleh villain. Dia tertusuk oleh sang villain, kehilangan pasangan hidupnya dan semua orang yang dia sayangi dan hormati. Lalu kenapa tiba-tiba dia berada di tempat, di mana dia di serang oleh monster slime? dan para hero tampak mengelilinginya tengah memuji dirinya dengan sanjungan yang menyebalkan baginya.
Katsuki ingat tentang kejadian ini, ini adalah kejadian di saat dia kelas 3 SMP, tetapi dia yakin usianya saat ini adalah 25 tahun. Tanpa sadar dia melihat kedua telapak tangannya yang sedikit bergetar. Berbagai pemikiran mulai menyeruak masuk ke dalam otaknya.
"U-uso...apa keinginanku sebelum mati saat itu memang terjadi?"
Katsuki menahan napas takut, lalu mata merahnya melirik Izuku yang ada di sebelahnya. Tampak Izuku tengah di marahi beberapa hero karena kenekatannya menerjang bahaya barusan. Dia bisa melihat patnernya itu dalam kondisi baik-baik saja. Wajah chubby dan tatapan polos itu, sungguh menggetarkan hati Katsuki.
Perasaan rindu serentak menyeruak dalam dadanya. Katsuki ingin sekali memeluk Izuku, menghirup aroma tubuh kayu manis dan vanilla yang sangat dia sukai itu. Katsuki sangat merindukan suaminya atau istri atau apapun itu. Ingatan terakhir bersama Izuku, bukanlah hal baik baginya. Katsuki takut mengingatnya kembali.
Untuk sesaat, ada perasaan ragu menggelayutinya karena Izuku yang di sampingnya itu bukanlah patner hidupnya melainkah hanya sekedar teman masa kecil saja. Namun meski begitu, Katsuki merasa tidak peduli, dia hanya mau memeluk dan mencium Izuku. Hanya itu saja keinginannya saat ini.
Sekalipun, Izuku bukanlah patnernya, Katsuki akan membuat Izuku menjadi patner hidupnya kembali karena baginya Izuku adalah satu-satunya dan menjadi satu-satunya laki-laki yang dia cintai sepenuh hati.
"Tunggu aku sayang!" bisik Katsuki dalam hati.
~~~
Setelah semua masalah terselesaikan, Izuku mengembuskan napas lega lalu berbalik untuk pergi melanjutkan perjalanan pulangnya. Dia akan menunggu All Might datang padanya dan mengakui dirinya serta mengatakan pada dirinya kalau dia pantas dan bisa menjadi seorang pahlawan. Semua alur, sengaja Izuku ikuti untuk meminimalkan akibat dari perjalanan waktu yang dia rasakan saat ini.
Izuku melirik sejenak Katsuki yang hanya diam saja sejak tadi. Wajahnya terlihat bingung, dan sesaat dia yakin melihat kilat gelisah dan takut. Izuku jadi cemas karenanya, tapi ragu untuk mengutarakannya karena tak mau membuatnya marah.
Menekan rasa cemasnya itu, Izuku pun berjalan gontai menyusuri jalanan menuju apartemennya. Setelah di marahi oleh para hero tadi, Izuku langsung pergi saja tanpa menyapa Katsuki. Dia ingin menghindari pertengkaran yang mungkin saja akan di sulut Katsuki. Patnernya itu memang tidak suka kalau di selamatkan. Harga diri yang dia miliki itu terlalu dia junjung tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yarinaoshi (Mengulang Waktu Kembali)
FanfictionKekalahan yang menyakitkan akibat serangan Villain adalah hal yang tak pernah di duga bagi dua orang pahlawan dengan julukan Wonder duo. Midoriya Izuku dan Bakugou Katsuki, dua pahlawan hero yang sangat hebat kekuatannya, tak memprediksi sama sekali...