Bab 18

799 164 18
                                    

Buat kalian yang selalu nyempetin waktu untuk Votment!!!

Buat kalian yang selalu nyempetin waktu untuk Votment!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Keesokan harinya Melodi kapok datang lebih pagi jadi memutuskan untuk mampir ke kafe di seberang ruko sebentar. Masih ada setengah jam lagi sebelum jam kerjanya dimulai.

"Selamat pagi...." sapa salah satu pegawai dengan ramah. Melodi hanya tersenyum singkat dan memutuskan untuk langsung memesan.

"Melodi?"

Suara itu membuat langkahnya terhenti, pun dengan dunianya untuk beberapa saat. Betapa lucu. Seseorang yang sedang ia hindari malah secara tidak sengaja bertemu dengannya di tempat itu.

"Aku nggak tahu kamu suka datang ke sini," lanjut pria itu setelah berdiri di sampingnya. Walau dia menggunakan hoodie serta masker wajah sekalipun, Melodi yakin dia tetap akan dapat mengenalinya. Pria itu Satria.

Melodi terpaksa mengulas senyum untuk kesopanan. 

"Saya baru kali ini ke sini, Pak," jawabnya.

"Cappucino, tolong," ucap Melodi, kali ini pada karyawan yang berdiri di balik penghalang plastik di hadapannya. Wanita yang juga menggunakan masker itu mengangguk. "Satu aja, atau..."

"Dua." Satria menjawab cepat sekaligus memberikan sejumlah uang pada wanita itu.

"Baik... apa ada lagi?"

"No, thanks."

Setelah mengucapkan itu Satria menarik tangan Melodi menuju salah satu meja di sudut. Tanpa basa-basi Melodi mengeluarkan handphone milik Satria yang tertukar dengannya, langsung menyerahkannya pada pria itu.

"Bapak nggak bawa handphone saya?" tanya Melodi kemudian.

"Kamu mau kayak gitu terus?" Satria balik bertanya dengan ketus. Dia sudah melepas maskernya sebelum mereka duduk, satu sudut bibirnya tampak melengkung ke bawah.

"Maksudnya?"

"Kamu yang ngajak aku berdamai kemarin. Kita lagi nggak di kelas jadi berhenti panggil aku bapak."

Melodi menoleh ke arah lain lalu menghela cepat. "Oke, handphone aku?"

"Nggak aku bawa-bawa. Tenang aja, nggak ada notif apa-apa juga. Cowok kamu emang cuek banget apa gimana?"

"Itu bukan urusan kamu, Satria. Dan aku ingat semalam udah bilang untuk dimatiin. Walau kamu bos aku sekalipun, kamu nggak berhak-"

"Jadi bener, itu pacar baru kamu?"

"Permisi, ini dua cappucino Anda."

"Thanks," jawab Satria tanpa menoleh. Tatapannya masih melekat pada manik Melodi, menunggu jawabannya.

"Danish kakak sepupu aku, bukan pacar."

Melodi mengambil satu kopi miliknya lalu mengeluarkan sejumlah uang dan meletakannya di meja. Bukan mengambil uang itu, Satria malah mengambil lengannya saat Melodi tampak ingin berdiri.

Melody in Pandemic (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang